kalau new normal adalah jalan damai untuk meneruskan kehidupan di tengah pandemi Covid-19 ini. Tapi tidak sedikit juga yang menentang new normal.

Mereka yang menentang tentu mempunyai dasar seperti kesiapan menghadapi new normal yang masih abu-abu. Namun, berdasar perekonomian yang mesti terus bergerak, sekarang ini adalah tahap transisi untuk menyongsong new normal.

Dari pihak yang terkait dengan penyelesaian pandemi Covid-19 ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menetapkan setidaknya ada tiga kriteria yang terdiri dari 11 indikator yang menilai sebuah daerah siap atau tidaknya menerapkan new normal.

 

 

Kriteria ini pun tidak sembarang diputuskan, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Wiku Adisasmito, menyatakan kalau berbagai kriteria dan indikator di dalamnya sudah tersusun dan mendasari rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) langsung.

Wiku juga menyatakan kalau Gugus Tugas setidaknya punya tiga kriteria yang direkomendasikan dari WHO, di antaranya adalah epidemiologi, surveilans kesehatan masyakarat sampai ke pelayanan kesehatan.

 

3 Kriteria dan 11 Indikator Untuk Hadapi New Normal

Untuk menghadapi new normal, setidaknya salah satu dari indikator dari kriteria yang ada adalah penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu sejak masa puncak berakhir. Pertanyaannya adalah, apakah kamu mengetahui kapan puncak dari pandemi ini?

Wiku juga mengatakan kalau penurunan jumlah kasus positif terjangkit corona dari dua minggu terakhir mestinya mencapai angka lebih dari 50%. Dengan angka tersebut, barulah berbagai pihak terkait, termasuk pemerintah bisa menggodok keputusan untuk melonggarkan PSBB dan menghadapi new normal.

Terkait dengan hal tersebut, berikut indikator lainnya yang dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan untuk membuka PSBB dan menghadapi new normal. Sila simak bahasan kali ini sampai habis ya!

 

11 Indikator Untuk Hadapi New Normal:

  1. Penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu sejak puncak pandemi mesti 50% dan bahkan lebih.
  2. Penurunan jumlah kasus probable selama dua minggu dari puncak pandemi dan lebih dari 50%.
  3. Adanya penurunan dari jumlah yang meninggal dari kasus positif.
  4. Penurunan jumlah meninggal dari kasus probable.
  5. Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di rumah sakit.
  6. Penurunan jumlah kasus probable yang dirawat di rumah sakit.
  7. Kenaikan jumlah orang yang sembuh dari kasus positif.
  8. Kenaikan jumlah selesai pemantauan dari ODP dan PDP
  9. Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama dua minggu.
  10. Positivity Rate.
  11. Angka reproduksi efektif <1

Berdasarkan berbagai indikator di atas – sebaiknya berbagai pihak terkait mesti memerhatikan hal-hal seperti ini dulu sebelum membuka atau mengendurkan PSBB dengan alasan agar roda perekonomian bisa berputar lagi.

 

 

Mengaca kepada beberapa negara tetangga yang akhirnya membuka PSBB mereka dan terjadi lonjakan kasus yang bahkan dinyatakan sampai pada tingkatan gelombang kedua dari pandemi Covid-19. Wah bagaimana menurut kamu nih soal berbagai indikator yang sudah disebutkan di atas?

 

Feature Image – okezone.com