Happy hypoxia – kondisi ini semakin populer selama pandemi Covid-19. Happy hypoxia merupakan salah satu gejala ‘tersembunyi’ pada pasien Covid-19. Tak sedikit pula pasien yang sudah mengalami gejala yang satu ini.

Lebih lanjut, happy hypoxia adalah kondisi di mana seseorang tidak mengalami kesulitan bernapas, namun kadar oksigen dalam tubuhnya sudah sangat rendah. Pada beberapa kasus, pasien tidak merasakan gangguan sama sekali.

Gejala happy hypoxia tentu berbahaya, karena kadar oksigen yang rendah dapat mengancam nyawa seseorang.

Tapi yang perlu diketahui – happy hypoxia hanya terjadi pada pasien yang memang sudah mengalamiorang tanpa gejala (OTG).

Dalam menanggapi kabar happy hypoxia, masyarakat diminta semakin waspada. Salah satu cara pencegahan dan deteksi dini yang paling mudah dilakukan, yaitu memiliki pulse oximeter. Meski demikian, alat ini hanya diperuntukkan bagi pasien Covid-19 bergejala.

 

 

 

Pulse Oximeter, Untuk Deteksi Happy Hypoxia

Mengenal Pulse Oximeter Untuk Deteksi Happy Hypoxia / Credit: productnation.co

Agar masyarakat tidak terlalu panik akan happy hypoxia, seperti yang sudah disebutkan bahwa kondisi ini tidak akan dialami oleh OTG. Jadi, pada orang bergejala saja yang mungkin memiliki risiko mengalami happy hypoxia. Hal ini turut disampaikan oleh dokter spesialis paru Elang Samoedro, yang mengatakan hal serupa.

Untuk pasien yang sudah mulai merasakan gejala Covid-19, disarankan rutin cek kadar oksigen dalam darah dengan pulse oximeter. Alat ini bekerja dengan menyinari kulit melalui ujung jari, dan mendeteksi warna serta pergerakan sel darah dalam tubuh.

Di beberapa negara, pulse oximeter dianggap dapat bantu mendeteksi Covid-19. Karena, level oksigen dalam tubuh ikut dipengaruhi oleh penyakit paru- paru, yang salah satu penyebabnya adalah Covid-19.

Jika, gejala sudah semakin parah dan kadar oksigen menurun, disarankan agar segera dibawa ke rumah sakit. Pasalnya, pasien sudah pasti membutuhkan oksigen tambahan.

Dilansir dari Mayo Clinic, pembacaan kadar oksigen normal menggunakan pulse oximeter, berkisar antara 95 persen hingga 100 persen. Sementara, angka di bawah 90 persen sudah dianggap rendah.

 

 

 

Hal Lain Mengenai Happy Hypoxia yang Mesti Diperhatikan

Mengenal Pulse Oximeter Untuk Deteksi Happy Hypoxia / Credit: theguardian.com

Meski tanpa gejala sesak napas, happy hypoxia dapat dideteksi dengan memperhatikan sejumlah tanda yang mungkin muncul. Seperti gejala Covid-19 yang bertambah, batuk tak kunjung sembuh dan semakin parah, tubuh kian lemah hingga mengalami hilang kesadaran, dan ujung jari atau bibir membiru.

Sesak napas – mungkin tidak akan dialami, tetapi oksigen dalam darah menurun secara perlahan tanpa disadari. Ini terjadi karena saraf yang mengantarkan sinyal ke otak rusak akibat Covid-19. Jadi, otak tidak tahu bahwa tubuh sudah kekurangan oksigen.

 

Featured Image - roswellpark.org

Source - cnnindonesia.com