Belum selesai urusan pandemi Covid-19 yang masih terus mengancam sebagian besar negara di dunia, kini China diserang wabah penyakit baru, yaitu Norovirus. Otoritas pengendalian penyakit di China mengungkapkan bahwa virus ini menyerang puluhan mahasiswa di universitas di Provinsi Shanxi, China.

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Universitas Keuangan dan Ekonomi Shanxi di Taiyuan, dikatakan bahwa mahasiswa yang terpapar Norovirus, mengalami sejumlah gejala seperti muntah, diare, dan demam.

Kasus mahasiswa yang terpapar Norovirus di China, bukanlah kasus pertama. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, lebih dari 30 wabah Norovirus telah dilaporkan secara nasional sejak September 2020, dengan total 1.500 kasus.

Lebih lengkap – berikut ini penjelasan mengenai Norovirus, gejala yang ditimbulkan, dan bagaimana penyebaran bisa terjadi.

 

 

Serba Serbi Mengenai Norovirus

Apa Itu Norovirus?

Apa itu Norovirus? Virus yang Menyerang China Di Tengah Pandemi / Credit: kompas.com

Norovirus dianggap sebagai penyebab paling umum dari gastroenteritis akut – penyakit diare dan muntah – di seluruh dunia. Virus ini dengan mudah menyebar melalui makanan dan minuman. Tentu saja, kondisi tersebut dapat berdampak besar pada kesehatan masyarakat.

Norovirus – kerap kali disebut sebagai keracunan makanan, karena dapat ditularkan melalui makanan yang sudah terkontaminasi. Tapi, pasien yang tertular, tidak seluruhnya merupakan karena kontaminasi makanan.

Meski Norovirus dapat menyerang kapan saja, tapi kemungkinan penyebaran lebih tinggi di musim dingin.

 

Gejala Norovirus

Apa itu Norovirus? Virus yang Menyerang China Di Tengah Pandemi / Credit: kumparan.com

Norovirus akan menyebabkan pasiennya sakit dalam waktu dua hari setelah terinfeksi. Umumnya, Norovirus menimbulkan gejala seperti mual, muntah – lebih sering dialami anak-anak, diare berair – sering dialami oleh orang dewasa, dank ram perut.

Selain itu, ada gejala lain yang mungkin dialami pasien, yaitu demam ringan, panas dingin, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Sebenarnya, sejumlah gejala tersebut termasuk yang tidak serius, tetapi diare dan muntah dapat membuat tubuh jadi dehidrasi.

Sehingga, akibatnya pasien menjadi malnutrisi, karena tidak memiliki nutrisi yang cukup.

Norovirus dapat ditularkan hingga 8 minggu lamanya. Artinya, ada kemungkinan pasien dapat membuat orang lain sakit. Dan, biasanya infeksi ini akan berkurang seiring berjalannya waktu.

 

Penyebaran Norovirus

Apa itu Norovirus? Virus yang Menyerang China Di Tengah Pandemi / Credit: klikdokter.com

Infeksi Norovirus dapat terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi. Beberapa wabah disebabkan dari makanan seperti tiram mentah atau setengah matang, dan buah serta sayuran mentah.

Selain itu, penularan virus juga dapat terjadi ketika menyentuh benda atau permukaan yang sudah terkontaminasi virus. Kemudian, memegang hidung, mata, dan mulut.

Norovirus bisa tumbuh subur dalam jarak dekat, seperti restoran, atau tempat penitipan anak, karena virus ini kuat dan sangat muah menular. Bahkan, Norovirus dapat bertahan hidup pada suhu ekstrem di air dan permukaan.

Begitu seseorang terinfeksi dari makanan yang terkontaminasi, virus secara mudah dapat menular dari orang ke orang lainnya. Melalui, makanan atau peralatan bersama, berjabat tangan, atau kontak dekat lainnya. Lalu, ketika seseorang yang sudah terpapar virus mengalami gejala muntah – virus dapat menyebar lewat udara dan mencemari permukaan.

Norovirus pun dapat menular melalui feses – artinya, seseorang yang tidak mencuci tangan dengan tepat dapat menularkannya, terlebih setelah menggunakan kamar mandi.

Seperti virus lainnya, Norovirus tidak merespons antibiotik, yang dirancang untuk membunuh bakteri. Belum ada obat antivirus yang bisa mengobati Norovirus, tetapi pada orang dengan imunitas kuat, penyakit ini dapat hilang dengan sendirinya selama 1 sampai 3 hari.

 

 

 

Featured Image - klikdokter.com

Source - cnnindonesia.com