Sejak pandemi melanda, ada banyak hal yang tidak terduga terjadi. Alhasil, banyak sesuatu yang harusnya dikerjakan atau dilakukan ini harus ditunda. Bukan hanya karena pembatasan jarak, namun seringkali karena kendala biaya.

Ketidaksiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi ini memang kerapkali bersinggungan dengan permasalahan dana. Agar hal ini tidak terjadi lagi untuk kedepannya, ada baiknya kamu menyiapkan dana darurat.

Sebelum menjelaskan lebih panjang mengenai dana darurat, apakah kamu sudah pernah mendengar hal ini? Dana darurat merupakan dana yang disimpan diluar pos pengeluaran sehari-hari dan juga tabungan. Dana ini hanya digunakan ketika keadaan benar-benar darurat.

Permasalahan dana ini juga menjadi permasalahan yang dapat memicu stres, loh! Menurut Business Insider, persentasi stres akibat keuangan di usia milenial mencapai 63%. Tentunya, kamu tidak pingin hal ini melandamu dong?

Agar terhindar dari stres dan juga menjadi pribadi yang lebih siap siaga, lebih baik simak 5 tips menyiapkan dana darurat di bawah ini deh!

 

 

Memahami Kondisi Keuangan Sendiri

Credit Image - promo.bri.co.id

Dana darurat dibutuhkan untuk kamu jika dihadapi pada keadaan mendesak – sementara dana yang dimiliki saat itu sudah terbatas untuk kebutuhan yang lain. Agar kamu tidak mempersiapkan dana darurat, kamu akan kewalahan menghadapi situasi ini!

Sebelum menyisihkan dana darurat, terlebih dahulu kamu harus memahami kondisi keuanganmu sendiri. Mengenai pendapatan bersihmu per-bulannya, serta seberapa banyak pengeluaran yang akan digunakan. Ketahui cash-flow-mu dengan mencatatnya setiap bulan. Jangan lupa untuk memisahkan pos-pos untuk keperluan menabung, investasi, dan dana daruratnya sendiri, ya!

 

Tentukan Jumlah Dana yang akan Disisihkan

Setelah mencatat cash-flow bulanan, kamu bisa mulai menentukan jumlah dana yang akan kamu sisihkan dari pendapatanmu setiap bulan. Hal ini bisa dimulai dengan mencoba menghitung secara prediktif akan hal-hal yang mungkin terjadi.

Simulasi dengan perhitungan prediktif ini bisa dilakukan dengan menghitung secara persen jadi pendapatanmu. Namun hal ini juga diselaraskan dengan kemungkinan-kemungkinan darurat yang akan terjadi – misalkan mobil rusak, banjir, atau anak sakit.

Perhitungan persen bisa dimulai dengan mensimulasikan angka terkecil pada persentase yang memungkinkan dengan pendapatanmu setiap bulannya. Misalkan menyiapkan 5%-10% untuk dana darurat dan disesuaikan dengan perhitungan prediktif yang telah dijadikan acuan sebelumnya.

 

Buka Rekening Terpisah untuk Dana Darurat

Credit Image - timesindonesia.co.id

Agar dana darurat ini dapat terkumpulkan dengan baik, lebih baik kamu memisahkan rekening untuk dana darurat dengan pengeluaran lainnya. Rekening yang dikhususkan untuk dana darurat ini hanya akan digunakan ataupun di bawa ketika kamu memang memerlukannya – bukan selayaknya rekening sehari-hari digunakan.

Tujuan lain dengan membuka rekening terpisah ini adalah agar kamu lebih teratur dalam membaginya, sehingga dana ini tidak teralihkan dengan keperluan yang lain. Pastikan kamu memilih rekening yang tepat dengan biaya administrasi yang terjangkau juga, ya!

 

Lakukan dengan Perlahan

Menghimpun dana darurat memang penting, tapi untuk kamu yang baru memulai – sepertinya jangan memulai dengan jumlah yang langsung besar, ya. Dana darurat bisa dilakukan dengan cara perlahan namun lebih pasti.

Yang perlu diingat, kamu tidak perlu paranoid ketika memulainya. Mengalokasikan sebagian besar pendapatan untuk dana darurat juga bukan pilihan yang tepat, jadi – mulailah untuk menghimpun secara perlahan namun tetap konsisten setiao bulannya.

Konsistensi ini nantinya lambat laun juga bisa kamu tingkatkan – misalnya 3 bulan pertama 5% terlebih dahulu, lalu 3 bulan selanjutnya kamu mendapatkan income tambahan yang memungkinkan kamu untuk menambah persentase.

 

Menekan Pengeluaran Sebisa Mungkin

Credit Image - wolipop.detik.com

Tidak semua orang memiliki hak istimewa dalam menyisihkan pendapatannya untuk dana darurat. Namun, dana darurat merupakan hal pasti yang sebaiknya kamu sisihkan dan lakukan setiap bulannya.

Untuk itu, ada baiknya kamu mengurangi pengeluaran untuk sesuatu yang kurang mendesak – biasanya hal ini terdapat dalam golongan lifestyle atau gaya hidup. Gaya hidup memang menunjang kehidupan kamu, tapi bukan berarti kamu harus membuat standar yang tinggi, ya!

Gaya hidup yang konsumtif menjadi hal yang menghambat seseorang sulit menghimpun dana darurat. Tentunya dana darurat lebih penting dari sekedar menunjang gaya hidup konsumtif. Dengan menekan pengeluaran, maka akan semakin banyak yang yang dapat disisihkan untuk dana darurat.

 

Itulah 5 tips tepat untuk kamu yang merasa kesulitan selama pandemi ini. Untuk kedepannya, pastikan lebih bijak mengelola keuangan, ya – salah satunya adalah dengan merencanakan dana darurat.

 

 

Featured Image - rukita.co