Virus corona varian Delta tak henti-hentinya memberikan “kejutan” bagi masyarakat. Belum lama ini, disebutkan bahwa seseorang yang terinfeksi varian tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain, bahkan dua hari sebelum gejala muncul. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab masih maraknya kasus Covid-19 varian Delta.

Seperti diketahui, varian Delta yang pertama kali ditemukan India merupakan salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu silam. Selain itu, WHO pun menyebutkan bahwa varian Delta bisa mendominasi kasus di seluruh negara.

Menurut urutan jenis Covid-19 yang didata oleh kelompok riset sains dunia (GISAID) hingga 20 juli, prevalensi – atau jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu, varian Delta telah melebihi 75 persen di beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Botswana, China, Denmark, India, Indonesia, Inggris, Israel, Portugal, Rusia, dan Singapura.

Lantas, bagaimana bisa varian Delta dapat menular 2 hari sebelum timbulnya gejala pertama? Dan, mengapa varian ini lebih mudah menular dibandingkan dengan varian virus lainnya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut informasi lengkap yang perlu diketahui!

 

 

Waspadai, Varian Delta Bisa Menular 2 Hari Lebih Awal

Credit Image - ama-assn.org

Dilansir dari CNN Indonesia, penelitian di China mengungkapkan kalau varian Delta dapat menular dua hari sebelum timbulnya gejala pertama. Inilah yang juga menjadi penyebab mengapa banyak kasus Covid-19 varian Delta. Penelitian tersebut menunjukkan hampir tiga perempat – atau 74 persen infeksi virus Delta terjadi di masa pre-simptomatik, alias sebelum gejala muncul.

Penelitian tersebut dilakukan dengan menganalisis data dari 101 orang yang terinfeksi varian Delta dari bulan Mei sampai Juni silam. Peneliti melakukan pelacakan kontak terhadap orang-orang tersebut. Lalu, bagaimana hasilnya?

Peneliti pun menunjukkan orang baru mulai gejala di hari 5-8 setelah terinfeksi varian Delta – dan 1 hari setelah dites positif RNA virus. Artinya, orang yang terinfeksi varian ini dapat menularkan virus, bahkan sebelum gejala pertama dialami. Penularan ini berbeda dengan varian virus asli, yang membutuhkan 6 hari untuk mengembangkan gejala – dan menularkannya 0,8 hari sebelum gejala muncul.

Selain itu, peneliti juga menemukan orang yang terinfeksi varian Delta memiliki konsentrasi partikel virus – atau viral load yang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan varian virus asli.

 

Varian Delta Lebih Mudah Menular, Ini Alasannya

Credit Image - kids.grid.id 

Berdasarkan hasil penelitian spesimen, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa virus corona varian Delta sudah menyebar hampir merata di Indonesia. Sementara itu, WHO menunjukkan terjadi peningkatan kasus sebanyak 80 pesen selama empat minggu terakhir.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat – dari data yang diperoleh ditunjukkan bahwa setiap orang yang terinfeksi vius corona varian Delta rata-rata bisa menularkan penyakitnya kepada 8 sampai 9 orang.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di bioRxiv menunjukkan, mutasi yang terjadi pada varian Delta menjadi alasan mengapa jenis virus ini lebih mudah menular, dibandingkan dengan virus corona biasa – atau varian lainnya, seperti Alpha dan Beta.

Mutasi pada varian tersebut akan meningkatkan kemampuan protein lonjakan dalam mengikat sel manusia untuk menginfeksi. Dengan kata lain, virus pun lebih mudah menular. Dalam studi lainnya, disebutkan bahwa mutasi virus tersebut dapat membantu varian Delta menghindari antibodi penetral yang dihasilkan oleh infeksi sebelumnya – atau dari vaksin.

Selain itu, dari studi yang dipublikasikan di Cell ditemukan juga bahwa pada mutasi virus Delta, ditemukan protein lonjakan yang berinteraksi dengan reseptor ACE2. Interaksi tersebut dapat semakin memudahkan virus masuk ke sel paru-paru.

 

Gejala Varian Delta yang Perlu Diperhatikan

Credit Image - medicalnewstoday.com

Dikhawatirkan, gejala infeksi Varian Delta dapat membuat kondisi pasien menjadi lebih parah, bahkan disebut membuat lebih sulit ditangani oleh petugas kesehatan. Menurut  Profesor Kedokteran Darurat dan Kesehatan Internasional di John Hopkins University Dr Bhakti Hansoti menyampaikan, ada beberapa gejala infeksi virus corona varian Delta, yakni:

  • Sakit perut
  • Hilangnya selera makan
  • Muntah dan mual
  • Nyeri sendi
  • Gangguan pendengaran

Selain itu, seorang Profesor Epidemiologi Genetika di King’ College London, Tim Spector mengatakan bahwa gejala yang timbul akibat infeksi varian Delta terasa seperti flu yang parah. Adapun beberapa gejala yang paling sering dilaporkan, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Gejala Covid-19 yang sebelumnya sering terjadi, seperti batuk dan kehilangan penciuman justru lebih jarang terjadi pada orang yang terinfeksi varian Delta. Sedangkan, pada pasien dengan usia lebih muda, gejala Covid-19 yang lebih dominan adalah pilek, tidak enak badan, dan kelelahan.

Varian Delta memiliki sejumlah  karakteristik mutasi, sehingga varian ini tergolong lebih berbahaya dibanding lainnya. Perlu diketahui, varian Delta memiliki hubungan dengan usia pasien – semakin tua umurnya, maka varian ini bisa memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut.

Jenis mutasi yang satu ini juga dapat menginfeksi kembali penyintas Covid-19, dan memperlemah imunitasnya. Padahal, seharusnya jika sudah terinfeksi, maka pasien akan memiliki antibodi secara alami.

 

Jadi, Tetap Lakukan Langkah Pencegahan Penularan Virus Ya!

Credit Image - republika.co.id

Cara terbaik dalam menghadapi virus corona varian Delta, yaitu memperketat kembali penerapan protokol kesehatan. Risiko penularan virus dapat diminimalisir dengan disiplin dalam menjalani protokol kesehatan. Bahkan, hal ini masih harus dijalani usai mendapatkan vaksinasi sekalipun. Perlu diketahui, sudah vaksin juga tetap memiliki risiko untuk terinfeksi virus.

Jadi, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan usahakan tidak bepergian – kecuali untuk urusan yang mendesak.

Selain itu, masyarakat juga dianjurkan untuk terus menjaga kesehatan tubuh, sehingga kekebalan semakin kuat. Memang, imunitas merupakan perlindungan utama bagi tubuh yang dapat membantu meminimalisir risiko infeksi virus.

Tak hanya menerapkan kebiasaan sehat, seperti rutin mengonsumsi suplemen vitamin C.

Di masa pandemi, mendapat asupan vitamin C memang penting, apalagi kalau bukan untuk memaksimalkan imunitas tubuh. Ini bisa diperoleh dengan mengonsumsi suplemen yang punya kandungan lengkap, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Enervon-C memiliki kandungan Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – kombinasi sejumlah vitamin tersebut dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Multivitamin Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra – serta memberi sensasi rasa segar sepanjang hari.

Bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, tak perlu khawatir, sebab kamu direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tak mudah lelah – dan pastinya menjaga imunitas tubuh tetap optimal.

Kandungan Vitamin B Kompleks dalam Enervon Active pun dapat membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini akan membuatmu semakin produktif – tanpa perlu takut gampang merasa kehilangan stamina.

Untuk mendapatkan produk multivitamin Enervon, segera kunjungi official store Enervon di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau, dapatkan di drug store dan apotek terdekat di daerahmu, ya.

 

Dari penjelasan di atas, Covid-19 varian Delta memang disebut bisa menular lebih awal, bahkan sebelum gejala pertama dirasakan. Untuk itu, tetap patuhi prokes dan jaga selalu kesehatan agar tetap terlindungi dari paparan virus berbahaya!

 

 

Featured Image - klikdokter.com

Source - cnnindonesia.com