Kini, penyakit yang disebabkan oleh infeksi Covid-19 disebut sebagai penyakit multiorgan dengan spektrum manifestasi yang luas. Bisa dikatakan, virus ini dapat menimbulkan gejala yang dirasakan di hampir seluruh organ tubuh manusia. Meski kebanyakan pasien akan membaik dalam beberapa minggu, namun tak sedikit yang mengalami kondisi post-Covid syndrome, alias gejala berkepanjangan.

Post-Covid syndrome adalah berbagai masalah kesehatan batu, kembali – atau kambuh, sampai berkelanjutan yang dapat dialami seseorang selama satu bulan – atau lebih setelah pertama kali terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.

Bukan hanya dialami oleh pasien bergejala saja, namun OTG pun dapat mengalami kondisi serupa. Gejala berkepanjangan tersebut dapat muncul sebagai jenis dan kombinasi masalah kesehatan yang berbeda untuk jangka waktu yang bervariasi.

Setidaknya, ada 5 fakta soal post-Covid syndrome yang perlu diketahui. Berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

#1 – Disebut Post-Covid Syndrome Ketika Mengalami Gejala Selama 1 Bulan Lebih

Credit Image - ciputrahospital.com

Post-Covid syndrome merupakan kondisi munculnya gangguan kesehatan selepas sembuhnya seseorang dari infeksi Covid-19. Kondisi ini terjadi pada 20 persen kasus infeksi COVID-19 dan bisa diketahui setelah melihat adanya masalah kesehatan setelah 4 minggu dinyatakan sembuh. 

Merujuk pada sebuah penelitian, dilansir dari IDN Times, disebutkan bahwa post-Covid syndrome bisa memiliki angka risiko hingga 30 persen dan bisa bertahan hingga 9 bulan lamanya. Beberapa institusi kesehatan memberi nama fenomena ini sebagai post-acute sequelae of SARS-CoV-2 (PASC).

 

#2 – Melewati Tiga Fase

Dalam kondisi gejala berkepanjangan, setidaknya pasien akan melewati beberapa tahapan terlebih dahulu sebelum akhirnya merasakan post-Covid syndrome.

Tahapan pertama, yakni Covid-19 akut. Di tahap tersebut, penderita penderita mendapati dirinya mengalami gejala kurang lebih selama 4 minggu. Setelah itu, proses berlanjut pada gejala lanjutan. Pada fase ini, penderita masih merasakan gejala Covid-19 setelah dinyatakan sembuh dengan durasi 4-12 minggu.

Setelah kedua fase di atas, penderita akan mengalami post-Covid syndrome. Di sini, seseorang tetap merasakan gejala yang dialaminya saat terinfeksi Covid-19 dengan konsisten dan lebih dari 12 minggu. Kasus yang lebih langka adalah munculnya masalah kesehatan lain yang sebelumnya tak pernah diderita.

 

#3 – Ada Sejumlah Faktor yang Memengaruhi Tingkat Risikonya

Credit Image - persi.or.id

Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya post-Covid syndrome. Mulai dari jenis kelamin perempuan, usia, kondisi infeksi kala itu, etnis, komorbid yang diderita, hingga indeks massa tubuh. Mengapa demikian? Pasalnya, perempuan lebih rentan mengalami penyakit autoimun, sehingga risiko kondisi post-Covid pun semakin tinggi.

Sementara itu, berkaitan dengan durasi, post-Covid syndrome pun dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu akut dan kronis. Bisa dikatakan akut ketika gejala masih menetap pada batas waktu 4-12 minggu setelah dinyatakan sembuh. Sementara untuk yang kronis, gejala menetap hingga lebih dari 4 minggu.

 

#4 – Ada Lebih dari 50 Gejala yang Bisa Dialami

Yang lebih mengejutkan lagi, terkait ragam gejala post-Covid syndrome ada sekitar 50 kondisi yang dapat dialami oleh penderitanya. Hal ini pun didasari oleh laporan dalam jurnal Scientific Reports yang terbit pada Agustus 2021.

Namun, untuk gejala gejala yang paling umum dirasakan, yaitu:

  • Kelelahan (58 persen)
  • Sakit kepala (44 persen)
  • Sulit berkonsentrasi (27 persen)
  • Rambut rontok (25 persen)
  • Dispnea atau gangguan bernapas (24 persen)
  • Ageusia atau kondisi hilangnya fungsi indra pengecap secara total (23 persen)
  • Polipnea atau bernapas dengan cepat (21 persen)
  • Anosmia atau hilangnya kemampuan indra penciuman (21 persen)

Selain itu, kondisi post-Covid syndrome juga dapat membuat penderitanya mengalami tekanan mental – bahkan, sampai depresi. Tetapi, untuk menilai sisi depresi tersebut, penderita harus menjalani pemeriksaan terkait kesehatan mental.

 

#5 – Ada Pemeriksaan yang Perlu Dilakukan

Credit Image - medicalnewstoday.com

Selain dari durasi gejala, post-Covid syndrome bisa diketahui melalui beberapa pemeriksaan kesehatan yang spesifik. Selain itu, ada pula cara yang lebih mudah untuk memeriksa seseorang mengalami post-Covid syndrome adalah dengan metode 6 minute walk distance.

Meski demikian, metode 6 minute walk distance tidak bisa memastikan seseorang mengalami gejala berkepanjangan atau tidak, karena pada dasarnya ada banyak faktor yang memengaruhi jarak tempuh berjalan seseorang. Dalam menangani post-Covid syndrome, sejumlah perawatan akan dilakukan. Mulai dari rehabilitasi fisik hingga pengawasan nutrisi.

Untuk menghindari kondisi post-Covid syndrome, cara terbaik yang dapat dilakukan adalah mencegah terinfeksi virus sejak awal. Jadi, lakukan langkah pencegahan – dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat. Dan, yang tak boleh dilupakan – lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin secara rutin. Direkomendasikan untuk minum Enervon-C maupun Enervon Active dua kali sehari.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C dalam bentuk tablet yang mengandung Vitamin C 500 mg, atau Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra, serta mampu memberikan sensasi rasa segar sepanjang hari. 

Bagi yang memiliki lambung sensitifi, direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat bantu menjaga imun tubuh, sekaligus mengoptimalkan stamina agar tak mudah lelah.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah merasa lemas, ya.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Kondisi gejala berkepanjangan memang rentan dialami oleh pasien Covid-19. Untuk itu, tetap lakukan langkah pencegahan agar terhindar dari risiko infeksi virus!

 

 

Featured Image – ft.com

Source – idntimes.com