Bagi anak-anak, harus menyaksikan perpisahan alias perceraian orangtua memang bukanlah hal yang mudah dihadapi. Pastinya, moms pun setuju akan hal tersebut, ya? Di lubuk hati terdalam Si Kecil, tentu bukan keinginannya untuk melihat kedua orangtuanya berpisah.

Meski demikian, kalau bercerai merupakan jalan yang tepat untuk dilakukan, maka sebagai orangtua, ada baiknya memahami cara mengatasi anak broken home. Pasalnya, kalau tidak diatasi, bukan tidak mungkin Si Kecil bisa mengalami berbagai dampak buruknya, lho.

Lantas, apa saja sih cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak broken home secara tepat? Berikut ini 5 tipsnya, moms. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

 

 

1. Kejujuran Merupakan Kunci Utama

Credit Image - haibunda.com

Orangtua, mesti diketahui bahwa tidak selamanya kamu dapat menyembunyikan permasalahan rumah tangga kepada anak. Disadari maupun tidak, anak-anak biasanya sangat peka terhadap keadaan keluarganya, lho. Untuk itu, jujur adalah kunci utama dalam menghadapi – sekaligus mengatasi anak broken home, moms.

Anak-anak memiliki naluri untuk mengetahui sesuatu yang tengah terjadi – dan dihadapi oleh ayah dan ibunya, meskipun tidak ada yang memberitahunya secara langsung, namun anak tetap bisa mengetahuinya. Jadi, solusi terbaik, yaitu bersikap jujur mengenai kondisi rumah tangga.

 

2. Beri Penjelasan Sesuai Usia Anak

Langkah berikutnya yang juga perlu dilakukan dalam mengatasi anak broken home, yakni memberikan penjelasan. Tetapi, pastikan moms menjelaskannya sesuai dengan usia Si Kecil, sehingga ia pun menjadi lebih mudah mengerti. Memang, hal ini tidak mudah dilakukan, tetapi kamu tidak bisa menghindarinya, lho.

Contohnya, kamu dapat mengatakan bahwa “ayah dan ibu sudah tidak lagi saling sayang” kepada anak yang berusia 4 tahun. Kalimat tersebut dapat membantu anak terhindari dari dampak buruk broken home, moms.

Selain itu, katakanlah bahwa anak bukan penyebab di balik perceraian ayah dan ibunya. Dengan demikian, ia pun tidak mudah menyalahkan dirinya sendiri atas perpisahan orangtua.

 

3. Mengekspresikan Perasaan

Credit Image - happinest.id

Setelah perceraian, pastinya masing-masing anak akan menunjukkan reaksi yang berbeda-beda. Benar kan, moms? Ada yang menghadapinya dengan sedih, marah, atau bahkan takut. Tenang, semua emosi tersebut wajar dialami anak, kok.

Tugas selanjutnya yang perlu dilakukan orangtua dalam mengatasi anak broken home adalah menjadi pendengar yang baik – serta membiarkan Si kecil meluapkan perasaannya. Selain itu, tak ada salahnya untuk mengajari anak menjadi seseorang yang lebih sabar. Dan, jangan lupa, selalu damping dan berikan nasihat kepada anak, moms.

 

4. Beri Anak Kebebasan Memilih

Ketika orangtua memutuskan untuk berpisah, tak bisa dipungkiri, nantinya akan ada sebuah dilema besar pada anak. Ada pun cara terbaik dalam menangani anak usai perceraian, yaitu dengan memberikan pilihan – sekaligus saran yang tepat.

Contoh sederhana yang dapat kamu lakukan adalah mengajak anak berbicara mengenai dengan siapa ia ingin tinggal usai orangtuanya berpisah. Namun, hindari memaksa anak memberikan jawaban secara cepat, ya. Biarkan ia mempertimbangkan – dan memikirkan hal tersebut terlebih dahulu.

 

5. Saling Bahu-Membahu Dalam Mempertahankan Peran Orangtua

Credit Image - suara.com

Memang, pernikahan boleh saja berakhir, tetapi tugas dan tanggung jawab orangtua terhadap anak masih harus berlanjut, lho. Dalam hal ini, orangtua harus bisa menjadi sosok teman yang baik buat Si Kecil. Dengan demikian, dampak broken home pun bisa diminimalisir, atau bahkan dihindari.

Dalam hal ini, mungkin ada tantangan berat yang mesti dilewati oleh orangtua, misalnya harus lebih bijak dan mengesampingkan masalah pribadi dengan mantan pasangan. Yang penting, pastikan komunikasi tetap terjalin yang dapat memberikan dampak positif kepada anak, meskipun orangtua sudah tidak bersama lagi.

 

Nah, itulah kelima tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak yang broken home. Cepat atau lambat, dampak sebuah perpisahan memang akan terjadi. Namun, cara terbaik yang bisa dilakukan orangtua adalah meminimalisir risiko buruk yang mungkin dialami Si Kecil.

Dengan melakukan langkah pencegahan, tentunya anak pun tidak mudah terjerumus dalam sisi gelap dari perceraian, ya.

 

 

Featured Image – klikdokter.com