Di zaman sekarang, sepertinya setiap pekerja pasti sudah mengetahui kegiatan pitching. Nah, pitching adalah kesempatanmu untuk menjual bisnis secara singkat kepada calon investor, pelanggan, maupun partner bisnis, lho. Agar berhasil, maka diperlukan teknik presentasi yang efektif, sehingga mereka pun dapat tertarik.

Ingatlah bahwa presentasi bukan hanya soal pembukaan – atau penutupan saja, ya. Namun, ini juga meliputi cara kamu menyampaikan ide secara keseluruhan. Lantas, apakah dalam waktu dekat ini kamu akan melakukan pitching?

Kalau begitu, setidaknya ada 7 trik presentasi yang perlu dikuasai, dan tentunya diterapkan. Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini, ya!

 

 

#1 – Tak Perlu Berlama-Lama, 15 Menit Saja Sudah Cukup

Credit Image - linovhr.com

Masih banyak orang yang kerap meminta waktu presentasi yang terlalu lama, seperti 1 jam. Namun, hal tersebut justru membuatmu terlihat terlalu bertele-tele dan membuang waktu. Nah, ini bukanlah teknik presentasi pitching yang efektif, lho.

Ketahuilah, audiens pasti memiliki rencana atau kesibukan lain yang juga tak kalah pentingnya. Untuk itu, kamu disarankan agar melakukan presentasi maksimal 15 menit saja. Gunakan waktu sempit ini untuk langsung memusatkan perhatian audiens pada poin-poin pembicaraan yang paling penting. 

 

#2 – Kenali Target Audiens

Namun, gimana caranya agar semua poin utama yang ingin kamu presentasikan dapat muat dalam waktu 15 menit tersebut? Dalam hal ini, kamu juga perlu mengenali target audiens, ya. Tujuannya supaya kamu bisa menyesuaikan teknik presentasi pitching dengan gaya yang menarik bagi mereka.

Pertama, cari tahu demografis, termasuk usia, gender, budaya – seperti pengetahuan, perilaku, kepercayaan, dan nilai-nilai, serta tingkat pendidikan. Lalu, cari tahu juga apa yang disukai – dan tidak disukai, serta yang audiens yakini benar maupun salah.

Dan yang terakhir, dalam presentasi pitching, kamu juga perlu mengenai seperti apa jenis orang-orang tersebut, apakah termasuk:

  • Kelompok “Orang Awam” (Lay Man): Tidak memiliki pengetahuan khusus di bidang itu, bukan pula kelompok pakar. Mereka biasanya membutuhkan lebih banyak informasi latar belakang.
  • Kelompok “Manajerial”: Memiliki pengetahuan yang cukup di bidang berkaitan. Kamu harus menitikberatkan isi presentasi pada informasi latar belakang, fakta, atau statistik apa pun yang diperlukan untuk bantu mereka membuat keputusan.
  • Kelompok “Pakar” (Experts): Mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam seputar bidang tersebut. Juga, mereka memiliki pengetahuan dalam hal presentasi serta grafik dan visual.

Analisis demografis bertujuan untuk membantu kamu memilih kosakata dan gaya bahasa yang tepat sasaran selama presentasi pitching.

 

#3 – Mencari Tahu Decision Maker

Credit Image - kompas.com

Teknik presentasi pitching tidak akan efektif jika tidak menyasar orang yang memiliki kuasa sebagai pembuat keputusan. Percayalah, kamu tidak ingin menghabiskan waktu dan energi untuk presentasi di depan orang-orang yang ternyata tidak memiliki hak untuk membuat keputusan. Setuju, kan?

Untuk itu, sebelum melakukan presentasi, cobalah buat daftar orang-orang yang akan di meeting pitching tersebut, lalu selidiki hal-hal berikut ini:

  • Siapa decision-maker utamanya yang punya kuasa untuk mengatakan “Ayo segera lakukan ini!”
  • Apakah kamu punya akses langsung ke orang tersebut?
  • Jika tidak, siapa orang di antara audiens yang bisa membantu kamu reach-out ke sosok pembuat keputusan tersebut?

Keberadaan pengambil keputusan tersebut – atau orang yang terkait dengannya di dalam meeting penting, sehingga teknik presentasi 15 menit kamu bisa efektif.

 

#4 – Gunakan Visualisasi yang Sederhana

Menyajikan deck yang terlalu ramai dan padat informasi tidak efektif sebagai teknik presentasi 15 menit kamu, lho. Pitching deck yang terlalu “heboh” malah lebih sulit untuk dipahami. Audiens harus menebak-nebak mana informasi yang paling berguna untuk mereka, dan mana yang tidak.

Misalnya, data kamu idealnya harus ditampilan secara berurutan – atau disusun berdasarkan kronologis kalau ingin menunjukkan growth. Dilansir dari Forbes, ada baiknya kamu lebih selektif dalam memilih data yang ingin ditampilkan, lalu usahakan membuat satu slide per satu tema pembicaraan.

Jika suatu statistik cukup penting untuk disampaikan dan kamu ingin audiens mengingatnya terus, statistik itu layak untuk dibuat slide terpisah. Sebisa mungkin juga buat grafik atau diagram yang mudah dibaca.

Dan, hindari menggunakan bullet points. Sebagai gantinya, kamu dapat memanfaatkan format kreatif untuk menunjukkan angka yang ingin dilihat oleh audiens.

 

#5 – Tunjukkan Poin Menarik di Awal Presentasi

Credit Image - jalantikus.com

Ingatlah bahwa setiap menit merupakan sesuatu yang berharga, apalagi jika waktu yang kamu punya untuk pitching hanya sebentar. Maka, pastikan panel audiens sudah mendapatkan 2-3 info paling penting mengenai ide kamu di 30 detik pertama presentasi.

Di awal presentasi, fokus dan perhatian audiens sudah harus diperoleh. Semakin cepat, maka semakin baik. Benar, kan? Dan, agar mereka tidak kehilangan fokus setelahnya, kamu harus berikan “peta” mengenai alur presentasi tersebut dan berikan juga “rambu-rambu” selama presentasi untuk menandakan aspek-aspek paling menarik dari presentasi kamu.

 

#6 – Yakinkan Dengan Bercerita

Perlu diingat, jangan pitching ide hanya dengan mendikte atau membacakan apa yang ada di slide, namun yakinkan audiens lewat cerita.

Kamu bisa menceritakan apa yang membuat kamu ingin menjalankan ide tersebut, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana ide kamu dapat membantu memudahkan hidup orang lain. Buatlah cerita yang personal.

Dengan begitu, teknik presentasi kamu akan lebih hidup dan audiens juga tertarik untuk mendengarkan lebih lanjut. Jika kamu bisa menggaet setidaknya satu dari audiens untuk menempatkan diri mereka dalam cerita tersebut, dia akan lebih terbuka dan tanggap terhadap pendapat, saran, dan anjuran dari kamu.

Tetapi, supaya kesannya tidak benar-benar “mendongeng”, selipkan beberapa fakta lapangan yang dapat menarik perhatian mereka.

 

#7 – Latihan Presentasi dengan Grandma Test

Credit Image - ruang-belajar.id

Meski kamu akan berdiri di depan orang-orang profesional, bahkan pakar di bidangnya, pastikan presentasi kamu mudah dimengerti semua kalangan.

Teknik “Grandma Test” ini sangat efektif untuk membuktikan presentasi kamu bagus atau tidak. Sederhananya, nenek-nenek – atau bahkan anak kecil sekalipun juga harusnya bisa mengerti apa yang kamu katakan atau memahami garis besar ide kamu.

Caranya adalah dengan berlatih dulu di depan orang lain yang bukan rekan kerja – atau teman satu divisi. Jika mereka tidak mengerti, maka cara kamu menjelaskan masih ribet atau ide kamu tidak cukup jelas untuk dipahami orang awam.

Selain menerapkan sejumlah tips presentasi pitching di atas, kamu juga perlu menjaga energi, sehingga proses presentasi bisa berjalan dengan maksimal, lho. Hal ini bisa dilakukan dengan rutin mengonsumsi vitamin dan mineral – yang bisa diperoleh dari suplemen multivitamin Enervon Active.

Enervon Active mengandung non-acidic 500 mg Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuhmu agar tidak mudah lelah.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon Active dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa memperoleh sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini bisa membuat kamu makin produktif, serta bisa mempertahankan tingkat fokus selama bekerja, ya.

Tak hanya baik untuk menjaga stamina tubuh, namun kombinasi kandungan vitamin di dalam Enervon Active juga ampuh dalam menjaga sistem kekebalan agar tidak mudah terserang berbagai macam penyakit. Manfaat yang satu ini bisa membuatmu tetap aktif, tanpa harus takut mudah jatuh sakit!

Untuk mendapatkan produk multivitamin Enervon Active yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Jadi, itulah 7 tips presentasi pitching yang dapat kamu terapkan. Selamat mencoba, ya!

 

 

Featured Image – glints.com