Setiap orangtua pasti ingin melindungi sang buah hatinya agar dapat tumbuh sehat dan selalu berada dalam keadaan aman. Moms, pastinya kamu setuju akan hal yang satu ini, ya? Memang, melindungi anak merupakan suatu kewajiban orangtua, namun jangan sampai malah menerapkan pola asuh overprotektif.

Menurut Journal of Child and Family Studies, pola asuh overprotektif dikenal juga sebagai istilah helicopter parenting. Biasanya, hal ini dilakukan oleh orangtua yang terlalu khawatir terhadap risiko – dan bahaya yang akan dialami oleh anaknya.

Meski banyak yang menanggap pola asuh tersebut bukanlah suatu masalah, namun nyatanya overprotektif terhadap anak dapat menimbulkan masalah baru, bahkan menyebabkan Si Kecil mengalami gangguan jiwa, lho.

Yuk, baca ulasan lengkapnya di bawah ini.

 

 

Pola Asuh Overprotektif: Masih Kerap Dilakukan Orangtua

Credit Image - diadona.id

Pola asuh yang diterapkan orangtua pada anak sangat berpengaruh besar bagi kesehatan mental sang anak di kemudian hari. Pola asuh yang baik dapat menghasilkan anak dengan kepribadian yang baik juga.

Namun, pola asuh yang salah secara tidak langsung dapat membahayakan kehidupan sang anak. Tentunya tidak ada orangtua yang ingin mencelakai anaknya. Rasa sayang yang berlebihan pada anak terkadang membuat orangtua tanpa sadar menerapkan cara mengasuh yang kurang tepat.

Hal ini termasuk pola asuh overprotektif yang seringkali diterapkan oleh banyak orangtua. Cara asuh tersebut merupakan perilaku mengasuh anak yang cenderung terlalu mengekang anak demi menjaga keamanan – atau menghindarkan anak dari celaka atau sesuatu yang buruk.

 

Ciri-Ciri Orangtua Dengan Pola Asuh Overprotektif

Credit Image - hellosehat.com

Terkadang beberapa orangtua tak sadar dirinya telah menerapkan pola asuh yang terlalu protektif. Nah, agar tak keliru, inilah ciri-ciri orangtua yang overprotektif terhadap anaknya.

  • Menyediakan segala sesuatu untuk anak.
  • Menjaga anak dari kegagalan.
  • Tidak mengajarkan anak tentang tanggung jawab.
  • Terlalu menghibur anak.
  • Mengatur pertemanan anak.
  • Mengingatkan anak tentang bahaya terus-menerus.
  • Terus-menerus memeriksa keadaannya.

Lantas, apakah moms termasuk yang menerapkan pola asuh tersebut?

 

Apa Pengaruhnya Terhadap Kesehatan Mental Anak?

Credit Image - klikdokter.com

Diketahui, terdapat dua gangguan mental yang mungkin dialami anak yang tumbuh di bawah didikan orangtua overprotektif, yaitu stres jangka pendek dan kronis. Stres jangka pendek masih bisa diatasi dengan mudah. 

Anak bisa mengalami stres jangka pendek bila orangtua sering memarahi atau menegurnya, atau mengarahkan anak dengan persuasif, sehingga anak mengikuti kehendak orangtuanya. Sedangkan anak yang mengalami stres kronis, mungkin mendapatkan perlakuan yang lebih kejam dari orangtuanya.

Mereka biasanya tidak berdaya dan harus selalu mengikuti arahan dari orangtuanya. Bila tidak, mereka bisa mendapatkan hukuman berupa kekerasan fisik, mental, hingga pelecehan. Anak yang mengalami stres kronis bisa mengalami kecemasan, depresi, gangguan suasana hati, bahkan memberontak di masa depan.

Selain itu, pola asuh ini juga bisa menyebabkan anak mengalami gangguan kecemasan. Hal ini karena pola asuh overprotektif membuat anak tidak memiliki kesempatan untuk mengalami situasi yang baru dan cenderung merasa ketakutan menghadapi segala sesuatu. Anak yang terlalu diproteksi juga cenderung kurang terbiasa menghadapi tekanan dan kurang mampu untuk mengatasi situasi yang sulit.

Nah, mengetahui dampak buruk yang bisa terjadi pada anak akibat pola asuh overprotektif, orangtua dianjurkan untuk mengasuh anak secara bijak. Orangtua boleh memberikan aturan dan mengawasi anak, tetapi lakukanlah dengan bijak tanpa menggunakan hukuman fisik, apalagi ancaman.

Biar proses tumbuh kembang anak semakin maksimal, selain menghindari pola asuh overprotektif, moms juga perlu memenuhi kebutuhan nutrisinya. Berikan buah dan sayuran untuk mencukupi nutrisi, termasuk vitamin.

Sebagai pelengkap, moms juga dapat berikan multivitamin dengan kandungan lengkap untuk si kecil. Kamu direkomendasikan untuk memberikan Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Sejumlah kandungan vitamin tersebut berperan penting untuk mendukung perkembangan kecerdasan anak, lho. Selain itu, Enervon-C Plus Sirup juga dapat bantu optimalkan tumbuh kembang Si Kecil, membuat anak tetap aktif di masa pertumbuhannya, meningkatkan nafsu makan, membantu pembentukan tulang dan gigi, serta bantu pelihara daya tahan tubuhnya biar tidak mudah sakit.

 

Kini, moms sudah mengetahui dampak pola asuh overprotektif untuk kesehatan mental anak, kan? Untuk itu, sebisa mungkin hindari cara mengasuh yang satu ini, ya! Biarkan Si Kecil tumbuh sesuai usia – dan biarkan pula ia memilih berbagai hal sesuai keinginannya.

 

 

Featured Image – id.theasianparent.com