Pernahkah kamu mengalami reaksi tak nyaman setelah terkena suhu dingin? Ya, ini juga disebut sebagai alergi dingin. Pemicunya bisa berasal dari udara, air, dan benda-benda dengan suhu dingin yang bersentuhan langsung dengan kulit. Tapi tak perlu khawatir, kondisi ini termasuk tak berbahaya, kok.

Seseorang bisa mengalami reaksi alergi ketika sistem imunitasnya bereaksi terhadap zat asing yang sebenarnya tidak berbahaya. Reaksi tersebut juga terjadi pada alergi dingin, tetapi ada banyak faktor lainnya yang ikut berperan dalam alergi tersebut.

Lantas, apa saja sejumlah faktor yang bisa menyebabkan alergi dingin? Berikut ini di antaranya. Yuk, simak informasinya sampai habis!

 

 

Reaksi Sistem Kekebalan

Credit Image - lifepack.id

Sebagian besar kasus alergi dingin disebabkan oleh reaksi sistem imun. Ketika kamu berada di ruangan ber-AC, mandi dengan air dingin, atau memegang minuman dingin, kulit mendeteksi penurunan suhu secara drastis dan mendadak.

Sistem imun menganggap suhu dingin sebagai bahaya, walaupun sebenarnya tidak. Sistem imun kemudian merespons dengan mengaktifkan sel mast, serta melepaskan antibodi, histamin, dan beragam zat kimia lainnya yang memicu peradangan.

Pelepasan histamin menimbulkan gejala alergi pada kulit berupa gatal-gatal (biduran), bentol, serta ruam kemerahan. Peradangan ikut memperparah gejala alergi dingin, dan membuat kulit terasa panas. Gejala ini bisa berlangsung hingga dua jam.

Pada kasus yang langka, suhu dingin bisa menjadi penyebab reaksi alergi parah yang disebut anafilaksis. Sistem imun mengirimkan pertahanan secara besar-besaran untuk melawan pemicu alergi, tapi hal ini menimbulkan reaksi yang berbahaya berupa:

  • sesak napas
  • jantung berdebar dengan denyut yang lemah
  • penurunan tekanan darah secara drastis
  • mual dan muntah
  • pingsan hingga koma

Faktor Genetik

Peluang kamu terkena alergi dingin lebih tinggi bila orangtua – maupun saudara dekat memiliki kondisi yang sama. Pasalnya, ada kondisi pada gen tertentu yang disinyalir menjadi penyebab alergi ini. Gen tersebut dapat diwariskan dari orangtua ke anak, lho.

Sifat genetik makhluk hidup ditentukan oleh puluhan ribu gen yang terkumpul di dalam kromosom. Tiap kromosom memiliki lengan P dan lengan Q. Kedua lengan membawa sifat genetik dan kadang sifat tersebut dapat berwujud kelainan atau penyakit.

Para peneliti sejauh ini telah menemukan sifat pembawa alergi dingin pada lengan panjang kromosom 1 (1q40). Orang yang mempunyai gen ini membawa sifat alergi dingin pada tubuhnya, tapi ia belum tentu mengalami alergi dingin.

Saat memiliki keturunan, gennya akan bertemu dengan gen pasangannya. Jika gen pembawa sifat alergi dingin lebih dominan dibandingkan gen yang sehat, sifat tersebut bisa muncul sehingga anak yang lahir akan mengalami alergi dingin.

 

Memiliki Gangguan Autoimun

Credit Image - kompas.com

Dalam beberapa kasus, penyebab alergi dingin bisa berasal dari gangguan autoimun. Hal ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat karena keliru menganggapnya sebagai bahaya.

Gangguan ini bisa muncul tanpa sebab atau akibat mutasi genetik, sebagaimana yang ditemukan oleh tim peneliti dari National Institutes of Health pada 2012. Mutasi pada gen PLCG2 diketahui dapat mengganggu reaksi sel-sel kekebalan tubuh.

Mutasi gen adalah hal yang wajar, tapi hal ini juga bisa menyebabkan gangguan. Pada studi tersebut, mutasi PLCG2 membuat sistem imun melepaskan antibodi yang menyerang jaringan sehat sehingga pasien lebih berisiko terkena gangguan autoimun.

Mutasi PLCG2 juga mengaktifkan sel mast dan sel B, yakni dua sel yang melepaskan histamin ketika terjadi reaksi alergi. Akibatnya, pasien mengalami gejala alergi dingin berupa gatal-gatal, bentol, dan ruam kemerahan.

 

Penyakit yang Memengaruhi Darah dan Kulit

Penyakit yang memengaruhi kulit dan darah diduga dapat menjadi penyebab biduran, terutama pada penderita alergi dingin. Jika penyebabnya adalah berbagai penyakit tersebut, alergi yang muncul disebut sebagai urtikaria dingin sekunder.

Penyakit dan kondisi medis yang diyakini berhubungan dengan alergi dingin antara lain sebagai berikut.

  • Kanker pada sel-sel limfosit
  • Leukemia limfositik kronis
  • Hepatitis viral
  • Sifilis
  • Cacar air
  • Cryoglobulinemia, yakni kondisi ketika darah mengandung banyak protein yang sensitif terhadap suhu dingin (cryoglobulin)
  • Mononukleosis (demam kelenjar)
  • Penyakit kelenjar tiroid
  • Penyakit infeksi lain pada sistem pernapasan

Nah, seperti yang disebutkan, alergi dingin dapat disebabkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh. Untuk itu, pastikan kamu sudah menjaga imunitas secara maksimal – dan lengkapi dengan mengonsumsi multivitamin lengkap, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Multivitamin Enervon-C memiliki berbagai kandungan, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat ini dapat membantumu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Nah, kamu bisa minum Enervon-C dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg Vitamin C, atau Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra dan sensasi rasa segar sepanjang hari.

Namun, jika kamu memiliki masalah lambung yang cukup sensitif, maka direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Untuk mendapatkan produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan untuk membelinya dari official store yang terdapat di e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat.

 

Jadi, itulah sejumlah faktor penyebab alergi dingin. Apakah kamu juga pernah mengalaminya? Yuk, coba perhatikan berbagai hal di atas!

 

 

Featured Image – klikdokter.com