Seperti diketahui, tren kasus positif Covid-19 kembali meningkat, mengingat varian Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia. Apalagi, penularan – atau transmisi lokal akan varian tersebut juga telah ditemukan. Dengan demikian, langkah pencegahan harus semakin digencarkan.

Walaupun gejala Omicron tergolong tidak berat, seperti Delta, namun nyatanya hal tersebut masih tergantung pada kondisi tubuh dan sudah mendapat vaksinasi – atau justru belum. Dilansir dari CNN Indonesia, perbedaan gejala Omicron juga bisa dilihat dari vaksin dua dosis dan booster.

Lantas, apa perbedaan gejala varian Omicron pada orang yang belum vaksin, vaksin satu dosis, vaksinasi penuh, dan yang sudah menerima booster? Berikut informasinya.

 

 

Gejala Omicron pada Pasien Belum Vaksinasi

Credit Image - npr.org

Secara umum, gejala varian Omicron bisa menimbulkan sejumlah indikasi, seperti sakit tenggorokan, kelelahan, dan nyeri otot. Meski demikian, masih ada perbedaan gejala yang dirasakan pasien sudah vaksin – dengan yang belum. Perbedaan tersebut diperoleh dari pengamatan petugas kesehatan dan rumah sakit yang menangani pasien varian Omicron.

Menurut kepala asosiasi medis Afrika Selatan, Angelique Coetzee, gejala varian Omicron pada orang yang sudah divaksin relatif lebih ringan, bahkan tidak memiliki komplikasi. Pasien tersebut tidak perlu menjalani perawatan rumah sakit, sehingga bisa menjalani isolasi mandiri saja.

Meski disebut lebih ringan, tetapi bagi yang belum menerima vaksin sama sekali masih berisiko mengalami gejala berat, seperti sesak napas – dan membutuhkan bantuan oksigen agar bisa bernapas secara teratur.

 

Perbedaannya Bagi yang Sudah Vaksin Dua Dosis dan Mendapat Booster

Menurut dokter UGD di Manhattan yang bekerja sama dengan Columbia University, menyebutkan bahwa sebagian besar pasien Omicron yang sudah mendapat vaksin dosis ketiga, umumnya mengalami gejala ringan. Tidak ada kondisi kesulitan bernapas – hanya merasa tidak nyaman saja.

Sementara, bagi yang sudah menerima dua dosis vaksin, tapi belum memperoleh booster – kelompok ini menunjukkan gejala yang berbeda, tapi masih tergolong ringan, seperti kelelahan, demam, dan batuk. Jadi, bisa dikatakan bahwa kelompok ini tetap mengalami gejala ringan, tapi masih lebih berat dibanding yang sudah menerima booster.

Untuk itu, masyarakat direkomendasikan mendapatkan vaksin dosis ketiga, apalagi kalau dirimu termasuk yang memenuhi syarat. Pasalnya, vaksin booster dapat membantu mencegah infeksi varian Omicron.

 

Bahaya dari Varian Omicron

Credit Image - semana.com

Dilansir dari Detik, seorang direktur lembaga penyakit menular Afrika Selatan menyebutkan varian Omicron bisa menjadi kandidat varian Corona yang paling kuat – hingga disebut mampu menggantikan varian Delta.

Penemuan tersebut pun telah menjadi alarm global agar negara-negara semakin waspada akan penyebaran varian tersebut. Saat ini, sejumlah negara juga sudah membatasi perjalanan antar negara, lantaran khawatir varian Omicron bisa menyebar cepat, bahkan menyerang populasi yang sudah divaksinasi.

Memang, sebelumnya WHO sempat menyebut varian ini memiliki risiko tinggi menyebabkan lonjakan infeksi Covid-19.

Jika varian Omicron terbukti lebih mudah menular daripada varian Delta, risiko yang ditakutkan adalah terjadi lonjakan tajam kasus infeksi yang berimbas tekanan pada rumah sakit. Hingga kini, peneliti masih terus mempelajari tingkat kemampuan varian Omicron – apakah varian ini mampu menghindari kekebalan yang dihasilkan vaksin atau infeksi alami.

Sejauh ini, laporan anekdotal oleh dokter yang telah merawat pasien Covid-19 Afrika Selatan menyebut infeksi akibat varian Omicron menimbulkan gejala relatif ringan, seperti batuk kering, demam, dan keringat malam.

 

Apa yang Bisa Dilakukan Untuk Mencegah Infeksi Virus?

Langkah paling efektif yang dapat dilakukan individu untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 varian Omicron, yaitu:

Untuk penggunaan masker, disarankan menghindari pemakaian masker katup. Sebab jenis masker ini memungkinkan udara di dalam masker yang mungkin saja terdapat virus di dalamnya, terhembus keluar melalui lubang katup.

Para ahli paru juga sepakat bahwa penggunaan masker katup tidak efektif dalam pencegahan virus, karena pmakaiannya justru bisa membahayakan orang lain.

Biar perlindungan diri semakin optimal, kamu disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat. Dan, lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C.

Multivitamin andalanmu yang satu ini memiliki kandungan lengkap, mulai dari Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Konsumsi Enervon-C dalam bentuk tablet yang memiliki kandungan vitamin C 500 mg, atau Enervon-C Effervescent dengan kandungan vitamin C lebih tinggi, yakni 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra, serta mampu membuat tubuhmu terasa lebih segar.

Dengan rutin mengonsumsi multivitamin Enervon-C, imunitas tubuh bakal lebih kuat, sehingga tidak mudah terjangkit penyakit, termasuk Covid-19. Selain itu, kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama, lho!

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon-C, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Itulah informasi mengenai perbedaan gejala varian Omicron pada pasien yang belum vaksin, sudah vaksin lengkap, dan telah memperoleh dosis ketiga.

 

 

Featured Image – news.sky.com

Source – cnnindonesia.com