Usai mendapat vaksinasi, sebagian besar orang pasti akan mengalami efek samping – atau dikenal sebagai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Efek samping vaksin tersebut menunjukkan sistem imunitas bekerja membentuk antibodi.

Meski demikian, ada pula beberapa orang yang justru tidak merasakan KIPI sama sekali, sehingga akhirnya menimbulkan berbagai pertanyaan baru. Apakah kalau tak mengalami KIPI, artinya vaksin tak bekerja sama sekali?

Untukmu yang juga mengalami kondisi tersebut, berikut jawaban yang perlu diketahui!

 

 

KIPI – Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Setelah Vaksin Covid-19

Credit Image - halodoc.com

Dilansir Healthline, sebagian orang mungkin akan mengalami beberapa keluhan setelah melakukan vaksinasi. Keluhan yang muncul tersebut pada kebanyakan kasus tergolong ringan, seperti demam, sakit kepala, mual, dan kelelahan.

Ahli kesehatan mengatakan bahwa keluhan tersebut muncul akibat respons dari sistem imun tubuh yang sedang bekerja membentuk antibodi. Jadi, tak perlu khawatir dengan munculnya efek setelah vaksin karena akan hilang dengan sendirinya.

 

Bagaimana Kalau Tak Alami KIPI?

Ketika mulai dilakukan vaksinasi Covid-19 banyak informasi yang menyebutkan bahwa KIPI yang timbul merupakan reaksi alami tubuh. Informasi tersebut diberikan agar masyarakat menjadi paham dan tidak cemas jika mengalami KIPI setelah vaksin. Namun, hal itu menjadi pertanyaan baru pada sebagian lain yang tidak mengalami KIPI. 

Meskipun tubuh tidak mengalami KIPI, bukan berarti sistem imun tubuh tidak merespons vaksin yang diberikan. Sebagai contoh, pada uji klinis Pfizer dan Moderna, sebagian besar partisipan tidak mengalami efek samping, meskipun mereka membentuk imunitas. Memang sebagian akan mengalami efek samping atau KIPI, tetapi tidak sedikit pula yang tidak merasakan reaksi KIPI tersebut.

 

Tubuh Punya Respons yang Berbeda-Beda

Credit Image - grid.id

Sistem imun tubuh manusia merespons vaksin dengan cara yang berbeda-beda. Respons imun yang bervariasi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti riwayat kesehatan, jenis kelamin, usia, kekebalan yang telah terbentuk sebelumnya, genetik, nutrisi, lingkungan, dan penggunaan obat-obatan antiinflamasi.

Salah satu contohnya, yaitu adanya faktor riwayat kesehatan. Seseorang yang sebelumnya pernah mengalami Covid-19 akan mengalami reaksi KIPI yang lebih kuat setelah melakukan vaksinasi, dilansir Healthline.

 

Vaksin Tetap Akan Membentuk Antibodi, Meski Tak Alami KIPI

Tidak mengalami KIPI bukan berarti tubuh tidak merespons vaksin. Hal tersebut karena setiap orang mempunyai sistem imun yang bekerja dengan cara yang berbeda-beda, mengutip Verywell Health.

Pada uji klinis vaksin pernah dilakukan, hampir semua partisipan 953 dari 954, baik yang mengalami atau tidak mengalami efek samping, mengalami pembentukan antibodi IgG setelah 14 hari pemberian dosis kedua. Hanya ada satu pengecualian karena partisipan sedang menggunakan obat penekan sistem imun.

Setelah divaksinasi, beberapa orang mungkin mengalami KIPI setelahnya dan ini wajar. Namun, jika tidak mengalaminya, hal tersebut juga normal. Tidak mengalami KIPI bukan berarti tubuh tidak merespons vaksin yang disuntikkan. Hal tersebut terbukti dari penelitian yang menunjukkan bahwa partisipan, baik yang mengalami maupun tidak mengalami KIPI, tubuhnya tetap membentuk antibodi.

 

Sudah Vaksinasi? Langkah Pencegahan Masih Harus Dilakukan!

Credit Image - cnnindonesia.com

Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk membentuk kekebalan kelompok. Meski demikian, angka vaksinasi yang sudah cukup tinggi pun tidak boleh membuatmu lengah. Perlu diketahui bahwa pada dasarnya vaksin bekerja dengan mengenali sebagian dari virus – yang kemudian dapat diidentifikasi oleh sistem kekebalan tubuh. Harapannya, imunitas dapat dengan cepat mengenali serta melawan, ketika virus aslinya datang menyerang tubuh.

Namun, tidak ada vaksin yang dapat bekerja 100 persen efektif, lho. Dalam hal ini, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Untuk itu, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.

Kondisi tersebut pun dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Sebagian besar alasannya berkaitan dengan seberapa besar paparan seseorang terhadap patogen. Mungkin saja ada yang sudah terpapar, tapi hanya dosis kecil patogen saja.

Dalam proses imunitas mengenai virus penyebab penyakit, tubuh bisa saja membutuhkan paparan dosis yang lebih banyak dan konstan. Meski akhirnya vaksin bukanlah kunci utama tubuh terhindar dari Covid-19 – namun, dengan mendapat vaksinasi tetap bisa mengurangi kemungkinan tingkat keparahan penyakit. Jadi, bisa tetap terinfeksi, namun dengan gejala yang ringan.

Itulah alasan mengapa setelah mendapatkan vaksin, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko terinfeksi dapat semakin diminimalisir – dan, jika pun terkena penyakit maka gejala yang dirasakan tidak berat, atau bahkan tidak berisiko mengalami kematian.

Jadi, tetap jalani protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

Yang juga tidak kalah pentingnya, tetap jaga selalu kekebalan tubuh, salah satunya dengan rutin mengonsumsi suplemen. Jangan salah, minum suplemen masih tetap dianjurkan setelah vaksinasi. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator.

Suplemen imunomodulator merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg Vitamin C, atau Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Jadi, bisa disimpulkan bahwa tak mengalami KIPI setelah vaksinasi merupakan hal yang wajar. Ini bukan berarti tubuh tak merespons vaksin yang diberikan, kok. Untuk itu, jangan khawatir!

 

 

Featured Image – jurnaljabar.id

Source – idntimes.com