Saat ini, angka positif Covid-19 varian Omicron masih terus meningkat. Untuk menghindari fasilitas kesehatan membludak, maka bagi pasien yang tidak bergejala maupun hanya mengalami gejala ringan harus menjalani isolasi mandiri. Tapi, jangan lupa perhatikan durasi isolasi mandiri untuk memastikan virus tak lagi menular.

Isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah – jika memungkinkan, atau di sentra isolasi yang telah disediakan oleh pemerintah. Waktu isolasi dapat dihitung sejak keluarnya hasil tes positif Covid-19 dan juga tingkat gejala.

Jadi, berapa lama waktu isolasi yang harus dilakukan berdasarkan tingkat keparahan gejala? Berikut ini informasi lengkapnya.

 

 

Durasi Isoman Pasien Omicron Tanpa Gejala

Credit Image - homecare24.id

Durasi isolasi mandiri setiap pasien dapat berbeda berdasarkan tingkat keparahan gejala yang dialami, bagi pasien yang tak mengalami gejala – atau OTG memiliki waktu isolasi yang berbeda dari pasien gejala ringan maupun berat.

Dilansir dari CNN Indonesia, menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa pasien tanpa gejala dapat menjalani isolasi mandiri selama 10 hari sejak terkonfirmasi positif – atau sejak hasil swab PCR keluar.

 

Bagaimana dengan Pasien Gejala Ringan?

Sementara itu, pada pasien yang bergejala ringan, waktu isolasi mandiri dapat diketahui sejak munculnya gejala. Dikatakan, pasien bergejala ringan perlu isolasi selama 10 hari dari timbulnya gejala Covid-19.

Kemudian, lanjutkan isolasi mandiri selama minimal 3 hari untuk memastikan gejala sudah benar-benar hilang. Sejumlah studi menunjukkan setelah melewati masa isolasi mandiri, virus corona sudah tidak menular lagi. Meski demikian, penyintas masih sering memiliki gejala sisa, seperti kelelahan.  Namun, situasi tersebut akan membaik setelah beberapa waktu.

 

Jangan Lupa, Berikan Dukungan Psikis dan Fisik Bagi Pasien

Credit Image - healthline.com

Dinyatakan positif Covid-19 memang terkadang bisa memberikan tekanan tersendiri bagi para pasiennya. Untuk itu, memberi dukungan secara fisik dan psikis merupakan hal yang tak kalah pentingnya.

Saat ada yang menjalani isolasi, keluarga, kerabat, dan teman harus mendukung, baik secara psikis maupun fisik seperti menyediakan kebutuhan makanan hingga membantu monitor gejala.

Beberapa hal yang dapat dicek yakni tensi, suhu, serta saturasi oksigen. Langkah ini bisa dilakukan tiga kali pemeriksaan, terhitung dari hari pertama. Dan baiknya dipantau tenaga medis via telemedicine. Yang paling aman laporkan kondisi setiap harinya.

Berdasarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/18/2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 Varian Omicron yang ditetapkan pada 17 Januari 2022, jika pasien tidak memenuhi syarat klinis dan syarat rumah, maka pasien harus melakukan isolasi di fasilitas isolasi terpusat.

 

Tetap Kuatkan Imunitas Tubuh

Selama menjalani isolasi mandiri, tetap tingkatkan imunitas – yang berperan penting dalam melawan virus. Pastikan kamu mengonsumsi makanan bergizi seimbang, perbanyak konsumsi buah dan sayur, istirahat yang cukup, serta kelola stres!

Optimalkan perlawanan tubuh terhadap virus dengan rutin mengonsumsi multivitamin, terutama yang mengandung vitamin C dan vitamin B kompleks – seperti Enervon-C.

Konsumsi multivitamin Enervon-C tablet – yang mengandung Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk jaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit. Atau, kamu dapat konsumsi multivitamin Enervon-C Effervescent – yang memiliki kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg.

Bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

 

Jadi, itulah informasi mengenai durasi isolasi mandiri berdasarkan tingkat keparahan gejala. Selama isolasi mandiri, pasien harus terus dipantau, baik oleh anggota keluarga yang tak terpapar maupun diawasi petugas kesehatan.

Jika pasien mengalami kondisi perburukan, segera kunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapat pertolongan yang tepat.

 

 

Featured Image – mitrakeluarga.com

Source – cnnindonesia.com