Moms, jika sang buah hati termasuk anak yang susah untuk diam, gemar bergerak, hingga terlihat lebih aktif dibanding anak lain seusianya, maka ada kemungkinan Si Kecil memiliki kecerdasan kinestetik, lho. Ini artinya anak membutuhkan gerakan dalam mempelajari berbagai hal, yang meliputi sentuhan.

Disebut juga sebagai taktil, jika anak moms memiliki jenis kecerdasan yang satu ini, jangan harapkan bahwa ia akan mengalami kemajuan hanya dengan menatap buku – atau menghafal kalimat demi kalimat, ya. Cara belajar tersebut tak akan efektif, nih!

Tak perlu langsung khawatir akan hiperaktif, ADD, maupun ADHD, bisa aja keaktifan Si Kecil berarti ia memiliki kecerdasan kinestetik yang tinggi. Nah, biar moms tak lagi bingung, berikut ini 4 hal yang penting diketahui mengenai jenis kecerdasan tersebut.

Yuk, sila simak informasi lengkapnya di bawah ini!

 

 

#1 – Apa Itu Kecerdasan Kinestetik?

Credit Image - sehatq.com

Kecerdasan kinestetik adalah kemampuan anak menggunakan ketangkasan tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan menggunakan keterampilan tangan untuk mengubah atau menciptakan sesuatu.

Menurut Thomas Armstrong, ahli pendidikan dari Amerika, hal ini mengarah kepada kemampuan fisik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan.

Sedangkan menurut Howard Earl Gardner, ahli psikologi perkembangan manusia dari Harvard University, kecerdasan kinestetik muncil saat seseorang mampu melakukan gerakan yang amat baik, seperti berlari, menari, atau menciptakan sesuatu seperti seni atau kerajinan tangan. Dalam bukunya berjudul Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences, ia menjelaskan bahwa kecerdasan kinestetik adalah salah satu dari delapan ragam kecerdasan yang dimiliki seseorang.

 

#2 – Ciri-Ciri Anak yang Memiliki Kecerdasan Kinestetik

Pada umumnya, anak-anak dengan kecerdasan kinestetik akan menunjukkan beberapa karakteristik tersendiri, lho, moms, seperti:

  • Harus bergerak dan melakukan aktivitas. Misalnya, anak gemar menggerakkan kaki, melompat, mengetukkan jemari, dan seringnya tidak bisa duduk diam. Anak lebih banyak belajar melalui gerakan tubuh.
  • Memiliki ingatan fisik yang hebat. Si Kecil dengan kecerdasan kinesterik memiliki ingatan kuat terhadap hal yang ia lakukan dengan gerakan.
  • Punya bakat dalam aktivitas fisik, seperti menonjol dalam kegiatan alri, menari, renang, atau olahraga lainnya.
  • Memiliki gerakan yang terkoordinasi dan memiliki naluri yang baik terkait tubuh. Misalnya, anak punya koordinasi tangan dan mata yang luar biasa.
  • Anak lebih cepat belajar melalui gerakan tangan serta sentuhan.
  • Lebih cepat belajar dari aktivitas belajar yang menggunakan tangan.
  • Anak dengan kecerdasan kinestetik juga mampu mengekspresikan apa yang ia pelajari dengan menggunakan tugas. Seperti pelajaran akan lebih cepat diingat ketika anak membuat prakarya.

 

#3 – Tips Mengembangkan Kecerdasan Kinestetik

Credit Image - klikdokter.com

Anak kinestetik mungkin akan mengalami kesulitan-kesulitan berikut dalam belajar. Untuk menghadapinya sehingga kecerdasan kinestetik semakin berkembang, ini hal-hal yang dapat moms lakukan.

  • Anak Tak Bisa Duduk Diam

Maka, biarkan ia bergerak sesuka hati. Beberapa anak bisa lebih baik dalam belajar jika ia lakukan sambil berjalan-jalan atau menggerakkan kaki, misalnya mengajak Si Kecil bermain engklek untuk melatih gerakannya.

Sedangkan di sekolah, moms bisa memberi pengertian kepada guru agar memperbolehkan anak menggoyangkan kaki, berdiri sesekali, atau ditugaskan untuk menghapus papan tulis misalnya, selama kegiatannya tidak mengganggu murid lain.

 

  • Mudah Kehilangan Minat

Jika anak sedang mengerjaan pekerjaan rumah, bagi-bagilah waktunya dalam rentang waktu yang singkat. Selipkan waktu istirahat di antaranya. Misalnya saat mengerjakan tugas matematika, beri ia istirahat untuk berjalan-jalan di halaman, atau bermain lompat-lompatan di dalam rumah, atau aktivitas fisik apapun yang menjadi pilihannya.

Untuk memaksimalkannya di sekolah, jika memungkinkan, pilihlah sekolah yang membiarkan muridnya belajar dengan berganti-ganti tempat selain di kelas, seperti di halaman, atau duduk di lantai, atau yang membiarkan muridnya menggambar dalam memahami apa yang ia pelajari.

 

  • Mengalami Kesulitan dalam Mempelajari Tahapan

Beri tahu anak, apa tujuan akhir dari yang ia kerjakan. Lalu, tunjukkan langkah-langkah yang disarankan dan biarkan anak membayangkan melakukan hal tersebut. Tanyakan apakah menurutnya langkah-langkah tersebut bisa ia lakukan. Dengarkanlah dan diskusikan jika ia memiliki pendapat berbeda, dengan hasil yang sama.

 

  • Perhatian Mudah Teralihkan

Ciptakan tempat yang nyaman dan terpencil di dalam rumah, sebagai tempatnya membuat pekerjaan rumah. Batasi pandangannya agar tidak terdistraksi kepada hal-hal yang ada di dalam ruangan. Cara terbaik adalah memberi sekat di sekeliling mejanya.

Sementara itu, beri pengertian pada guru agar anak bisa bebas menggambar diagram atau sketsa terkait pelajaran yang diberikan saat guru menerangkan. Beri pula pengertian bahwa ia membutuhkan tempat duduk yang membuat pandangannya tak mudah terdistraksi, misalnya jauh dari jendela.

 

  • Anak Mudah Kesal

Saat anak dengan kecerdasan kinestetik merasa kesal, maka coba sisihkan pekerjaan rumahnya. Putuskan bersama anak, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk beristirahat dan melakukan relaksasi. Bantu ia untuk mengatur pengerjaan rumahnya berdasarkan skala prioritas dan bantu ia untuk fokus pada satu pekerjaan di satu waktu.

Sementara saat di sekolah, ajari anak untuk menggunakan teknik relaksasi serta penarikan napas panjang untuk membantu agar tetap fokus saat ia mengerjakan tugasnya.

 

  • Cenderung Belajar dari Pendengaran

Informasi yang anak pelajari berdasarkan gerakan tubuh akan tertanam di otaknya. Hal ini membantu untuk fokus dan mengingat apa yang telah dipelajari. Ingatan anak tidak terkait dengan seberapa sering moms menyuruhnya untuk melakukan sesuatu.

Nantinya, anak pun akan belajar dengan cara melakukan hal tersebut. Bantu ia untuk mengingat kata atau fakta dengan cara gerakan berulang atau sinyal visual seperti papan tulis berisikan daftar dan gambar, dengan cara yang menyenangkan.

 

  • Membutuhkan Alat untuk Belajar

Gunakan lego, kotak karton, kaleng, atau bentuk bangun ruang lainnya untuk membantu mereka memvisualisasikan soal matematika. Gunakan benda-benda yang tersedia di rumah untuk membantu mereka menyusun kalimat.

 

#4 – Dukung Kecerdasan Anak, Penuhi Asupan Nutrisi Hariannya!

Untuk mendukung kecerdasan anak, termasuk kecerdasan kinestetik, pastikan moms juga sudah memenuhi kebutuhan nutrisinya. Tentu saja, hal ini berkaitan dengan perkembangan Si Kecil sekaligus bisa membantu menjaga kesehatan tubuhnya.

Berikan buah dan sayuran untuk mencukupi nutrisi, termasuk vitamin. Sebagai pelengkap, kamu juga dapat berikan multivitamin dengan kandungan lengkap untuk si kecil. Namun, multivitamin apa yang direkomendasikan?

Berikan Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, Vitamin D, Niacinamide, dan Panthenol. Sejumlah vitamin ini penting untuk dukung perkembangan kecerdasan anak, lho.

Selain itu, Enervon-C Plus Sirup dapat bantu optimalkan tambuh kembang si kecil, membuat anak tetap aktif di masa pertumbuhannya, meningkatkan nafsu makan, membantu pembentukan tulang dan gigi, serta bantu pelihara daya tahan tubuhnya biar tidak mudah sakit.

 

Jadi, itulah serba-serbi soal anak dengan kecerdasan kinestetik yang mesti moms ketahui. Jika Si Kecil memang tak bisa diam, jangan langsung mencapnya sebagai anak yang tak bisa diatur – atau hiperaktif, ya. Bisa jadi ia justru punya kecerdasan kinestetik yang luar biasa, lho!

 

 

Featured Image – berkeluarga.id