Mengalami kesulitan berkonsentrasi, mengeluhkan masalah memori – atau tiba-tiba suka lupa, hingga susah mengolah informasi, hati-hati, bisa jadi kamu sedang mengalami gejala berkepanjangan Covid-19.

Nah, yang penting untuk diketahui, salah satu faktor risiko dari gangguan brain fog adalah kekurangan nutrisi. Untuk itu, menambah asupan nutrisi, seperti mengonsumsi suplemen tertentu dapat membantu mengatasi brain fog.

Lantas, apa saja vitamin yang dapat membantu mengatasi brain fog? Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

 

 

#1 – Vitamin D

Credit Image - klikdokter.com

Memang, brain fog adalah kondisi yang wajar, bahkan dapat dialami oleh siapa saja. Namun, kamu tetap perlu mengatasinya, ya. Yang pertama, cobalah untuk rutin mendapatkan asupan nutrisi vitamin D.

Mudah larut dalam lemak, vitamin D adalah nutrisi yang biasa identik untuk imun. Sering dikaitkan dengan sinar mentari, vitamin D juga direkomendasikan untuk otak. Kekurangan vitamin D berdampak pada brain fog dan penurunan kognitif.

Seperti, menurut penelitian, pasien depresi lebih umum mengalami gejala brain fog seperti buruknya konsentrasi dan daya ingat. Selain gejala brain fog, kekurangan vitamin D juga dikaitkan dengan gejala depresi pada pasien dengan depresi. Oleh karena itu, asupan vitamin D juga dapat meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.

Sebuah studi di Amerika Serikat (AS) yang dimuat dalam Journal of Gerontology Series A: Biological Sciences & Medical Sciences pada April 2020 melibatkan 42 partisipan perempuan usia pasca-menopause. Setelah diberi suplemen vitamin D per hari selama 1 tahun, mereka menunjukkan kinerja pembelajaran dan daya ingat yang lebih baik.

 

#2 – Omega-3

Sudah menjadi rahasia umum kalau asam lemak omega-3 merupakan salah satu asupan yang penting untuk mengatasi brain fog. Omega-3 diklaim dapat membantu memperbaiki gejala kesulitan konsentrasi dan gangguan daya ingat pada orang dengan kabut otak.

Omega-3 dikatakan dapat memperbaiki gejala kecemasan atau anxiety. Berdasarkan studi tahun 2013 di Selandia Baru, mengungkapkan bahwa pasien seringkali mengeluhkan brain fog, karena kondisi tersebut akhirnya memengaruhi suasana hati, konsentrasi, dan daya ingat.

Dari studi tersebut, diungkapkan pula bahwa asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA) dalam omega-3 dapat mendukung kesehatan otak dan suasana hati. Pada 176 partisipan dewasa, asupan DHA omega-3 dapat meningkatkan kinerja dan daya ingat episodik.

 

#3 – Magnesium

Credit Image - jovee.id

Umum ditemukan pada kacang-kacangan, biji-bijian, serta bayam, magnesium dapat mendukung fungsi tubuh, seperti reaksi enzim, produksi energi, fungsi saraf, dan tekanan darah. Kekurangan magnesium juga dikaitkan dengan kesulitan konsentrasi, gejala brain fog.

Kadar magnesium yang rendah rentan dapat menyebabkan seseorang lebih mudah stres. Akibatnya, lebih banyak gangguan daya ingat, konsentrasi buruk, dan gejala anxiety serta depresi. Gejala-gejala brain fog ini dapat ditanggulangi dengan asupan magnesium.

Sebuah studi di AS pada Mei 2020 bertajuk "Association of magnesium intake and vitamin D status with cognitive function in older adults" melibatkan 2.466 partisipan lansia. Hasilnya, asupan magnesium tinggi mencatat fungsi kognitif, yakni perhatian dan memori lebih baik, dan lebih kebal pada gangguan kognitif.

 

#4 – Vitamin C

Sama seperti vitamin D, vitamin C umumnya dimanfaatkan untuk kekebalan tubuh. Namun, ternyata vitamin C juga memiliki manfaat terselubung untuk otak. Kadar vitamin C yang rendah dalam tubuh juga memengaruhi mood secara negatif dan memperbesar risiko depresi serta gangguan kognitif.

Sebuah penelitian gabungan di Australia dan AS melibatkan 80 partisipan dewasa. Dimuat dalam jurnal Frontiers in Aging Neuroscience tahun 2019, kadar vitamin C yang cukup ditemukan bermanfaat untuk memori, perhatian, reaksi, dan fokus.

Selain itu, sebuah penelitian gabungan terbaru di Iran dan Australia bertajuk "The effect of vitamin C supplementation on mood status in adults" pada Agustus 2021 mengungkapkan manfaat vitamin C untuk mood, meningkatkan kinerja kognitif, dan mengobati brain fog pada pasien dengan depresi.

 

#5 – Vitamin B Kompleks

Credit Image - friso.co.id

Kekurangan vitamin B tertentu—seperti B6 (piridoksin), B9 (folat), dan B12 (kobalamin)—dapat menyebabkan brain fog seperti gangguan daya ingat, konsentrasi, dan lain-lain. Oleh karena itu, asupan vitamin B lewat suplemen dapat membantu.

Sebuah penelitian di Pakistan melibatkan 202 partisipan dengan gangguan kognitif dan tingkat B12 rendah. Dimuat dalam jurnal Cureus tahun 2020, tambahan suplemen B12 meningkatkan kinerja kognitif dan daya ingat pada sebagian besar peserta.

Nah, asupan vitamin B dapat diperoleh dari beragam jenis makanan – atau mudahnya dapat kamu peroleh dengan rutin mengonsumsi multivitamin. Lantas, suplemen apa yang direkomendasikan?

Kamu dapat mengonsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Konsumsi Enervon-C Effervescent yang mengandung Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg – yang satu ini dapat berikan perlindungan ekstra, serta dapat memberikan rasa segar sepanjang hari, lho.

Dan, untuk kamu yang punya lambung sensitif, sangat direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.

Kombinasi kandungan vitamin C dan vitamin B kompleks di dalamnya dapat membantu mengoptimalkan fungsi otakmu, sehingga risiko brain fog pun dapat diminimalisir.

Dan, untuk kandungan vitamin B kompleks pada  membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh sumber energi yang lebih tahan lama. Hal ini tentu dapat membuat kamu semakin produktif.

 

Jika kamu seringkali mengalami brain fog, yuk, coba atasi dengan rutin mendapat asupan vitamin di atas, ya. Bukan hanya membantu mengatasi kabut otak, namun mencukupi nutrisi juga dapat menjaga kesehatan, termasuk menguatkan kekebalan tubuhmu, lho!

 

 

Featured Image – health.harvard.edu