Tak bisa dipungkiri, perut buncit merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih sering dianggap sepele. Bahkan, penyebab perut buncit sendiri – termasuk mengonsumsi makanan tertentu kerap kali dilakukan.

Bukan soal penampilan saja, namun perut buncit bisa menyebabkan berbagai pola makan yang kurang baik. Setidaknya, ada 5 jenis makanan yang bisa menyebabkan kondisi tersebut.

Yuk, simak informasinya di bawah ini!

 

 

Refined Grain – Biji-Bijian yang Sudah Diolah

Credit Image - ang.wikipedia.org

Makanan penyebab perut buncit yang pertama, yakni biji-bijian yang sudah diolah. Sebuah penelitian menunjukkan mereka yang mengikuti program menurunkan berat badan dengan cara mengonsumsi makanan yang berasal dari biji-bijian utuh atau whole grain lebih banyak mengalami penurunan jumlah lemak dari area perut jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi roti biasa dan nasi putih.

Selain itu, mereka yang juga mengonsumsi whole grain ternyata mengalami penurunan kadar C-reactive protein (CRP) cukup signifikan. CRP merupakan suatu indikator terjadinya inflamasi di dalam tubuh dan berhubungan dengan penyakit jantung.

Whole grain merupakan segala jenis biji-bijian, seperti padi, gandum, barley yang belum diproses. Makanan yang berasal dari whole grain masih mengandung berbagai jenis vitamin, mineral, dan serat yang lengkap. Whole grain yang sudah diolah dan diproses disebut refined grain. Pengolahan ini dilakukan untuk menambah daya simpan dari biji-bijian. Contoh produk refined grain adalah beras putih dan tepung-tepungan.

 

Margarin

Jenis lemak yang menjadi penyebab perut buncit adalah jenis lemak trans dan lemak jenuh. Lemak trans merupakan hasil sampingan pengolahan minyak dari bentuk cair ke bentuk padat, contohnya adalah margarin.

Nah, lemak trans biasa digunakan dalam industri makanan cepat saji dan makanan ringan karena dapat menambah daya simpan dari makanan.

Meskipun saat ini lemak trans sudah mulai dilarang keberadaannya dalam makanan, tetapi tidak ada salahnya kamu untuk mengecek kembali label pangan yang terdapat pada makanan kemasan. Selain margarin, shortening pun mengandung lemak trans. Berhati-hatilah jika ada komponen tersebut dalam kemasan makanan.

 

Makanan Berlemak Tinggi

Credit Image - cookist.com

Lemak jenuh biasa terdapat pada minyak, daging, dan olahannya. Jenis lemak ini sebenarnya tetap boleh dikonsumsi, asalkan dibatasi, yakni tidak lebih dari 5 sampai 6 persen dari kebutuhan kalori total harian.

Jika berlebihan, maka akan meningkatkan jumlah lemak dalam tubuh akan menjadi penyebab perut buncit, lho. Daging olahan, seperti sosis, nugget, dan ham biasanya cenderung mengandung lemak jenuh yang tinggi.

Selain itu, makanan cepat saji juga memiliki kadar lemak jenuh yang tidak sedikit, terutama karena kebanyakan mengalami pengolahan dengan cara digoreng atau deep fried.

Jenis lemak yang baik bagi tubuh adalah lemak tidak jenuh, banyak terdapat pada minyak zaitun, salmon, dan kacang-kacangan. Kamu dapat menggunakan minyak zaitun sebagai alternatif untuk memasak dan beralih mengonsumsi seafood seperti ikan-ikanan dibanding mengonsumsi daging merah dan daging olahan.

 

Susu

Tergantung pada jenisnya, susu dapat berkontribusi pada terbentuknya lemak perut, lho. Jenis susu yang mengandung banyak lemak seperti whole milk dapat memicu penumpukan lemak sehingga membuat perut buncit.

Selain whole milk jenis susu kental manis juga bisa menyebabkan perut buncit karena kandungan gulanya yang tinggi.

Namun, kalau kamu ingin mengonsumsi susu, pilihlah jenis susu rendah lemak atau tanpa lemak. Kamu juga bisa mengganti jenis susu yang diminum menjadi susu berbahan dasar kacang-kacangan seperti susu kedelai, susu almond, atau susu kacang mede.

 

Soda

Credit Image - halodoc.com

Tak bisa dipungkiri, soda kerap kali disebut sebagai salah satu penyebab perut buncit. Konsumsi soda sering dikaitkan dengan peningkatan lingkar pinggang – yang berarti semakin banyak dan sering kamu mengonsumsi soda, maka risiko memiliki perut buncit semakin besar.

Selain perut buncit, konsumsi soda juga dikaitkan dengan risiko obesitas, diabetes mellitus tipe 2, dan masalah kesehatan pada gigi, seperti gigi berlubang dan gigi keropos.

Namun, jika pada akhirnya kamu mengganti soda yang biasa diminum dengan jenis soda diet, ini bukan berarti alternatif yang baik, lho. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi soda diet cenderung memiliki lingkar pinggang yang lebih besar dibandingkan mereka yang mengonsumsi soda biasa.

Risiko diabetes dan sindrom metabolik juga lebih tinggi pada mereka yang mengonsumsi soda diet jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi soda sama sekali.

Selain menghindari penyebab perut buncit saat berpuasa di atas, memang ada baiknya kamu tetap menjaga kesehatan, sehingga fungsi tubuh tetap bisa berjalan dengan baik, begitu pula sistem kekebalan tubuhmu.

Agar kesehatan semakin maksimal, kamu dianjurkan rutin mengonsumsi multivitamin lengkap, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Multivitamin Enervon-C memiliki berbagai kandungan, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat ini dapat membantumu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Nah, kamu bisa minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra dan sensasi rasa segar sepanjang hari.

Namun, jika kamu memiliki masalah lambung yang cukup sensitif, maka direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga energi tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imunitas biar kamu tak mudah merasa lelah.

 

Jadi, itulah deretan makanan penyebab perut buncit yang sebaiknya kamu hindari agar kesehatan tetap terjaga!

 

 

Featured Image – berkeluarga.id