Sebagian besar orang mungkin mengira bahwa pola makan yang berlebihan dan malas berolahraga merupakan satu-satunya faktor penyebab obesitas. Namun ternyata masih ada tiga hal lainnya yang juga dapat menyebabkan kondisi kelebihan berat badan tersebut.

Obesitas sendiri merupakan penyakit yang terjadi akibat penimbunan lemak yang tidak normal. Kondisi ini tentu dapat membahayakan kesehatan seseorang. Ingat, obesitas sangatlah kompleks dan bisa disebabkan oleh banyak hal.

Berikut 3 faktor utama lainnya yang juga menjadi penyebab obesitas selain pola makan.

 

 

1. Ketidakseimbangan Antara Makanan dan Aktivitas

Credit Image - jovee.id

Pola makan tidak sehat memang bisa menjadi faktor penyebab obesitas. Hal ini dikarenakan jumlah asupan kalori ke tubuh memiliki dampak langsung terhadap berat badan.

Sebagai contoh, konsumsi kalori yang lebih banyak daripada yang dibakar tubuh tentu dapat memicu kenaikan berat badan. Akibat dari pola makan tidak sehat ini juga dipengaruhi oleh pilihan makanan dan kebiasaan makan, seperti:

  • Kurangnya konsumsi buah dan sayur
  • Makan makanan berlemak berlebihan
  • Minum minuman manis atau berkalori tinggi
  • Sering melewatkan sarapan
  • Porsi makan yang berlebihan
  • konsumsi makanan cepat saji terlalu sering

Selain pola makan yang tidak sehat, jarang bergerak dan olahraga pun bisa menjadi penyebab lonjakan kasus obesitas. Para peneliti dari universitas di Amerika Serikat ini memeriksa hasil survei kesehatan nasional dari 1988 hingga 2010. Mereka menemukan bahwa peningkatan risiko obesitas lebih banyak dipengaruhi oleh jarang bergerak dibandingkan pola makan tidak sehat.

Para ahli berpendapat hal ini mungkin terjadi karena jumlah kalori yang dimakan tidak terbakar sepenuhnya. Akibatnya, kalori yang tersisa berubah menjadi lemak dan menumpuk di bagian perut hingga memicu kenaikan berat badan.

Meski begitu, pola makan tetap menjadi faktor penyebab obesitas yang diperhitungkan. Jadi, obesitas baru bisa diatasi bila kamu menjalani keduanya, yaitu pola makan yang sehat yang dibarengi dengan rutin berolahraga.

 

2. Faktor Genetik

Credit Image - klikdokter.com

Genetik atau faktor keturunan termasuk penyebab obesitas yang paling sering terjadi. Anak dari orangtua yang mengalami kegemukan lebih berisiko dibandingkan anak dengan orangtua yang memiliki berat badan ideal.

Faktor keturunan menjadi penyumbang utama karena gen memberikan instruksi pada tubuh untuk merespon perubahan di lingkungannya. Jadi, susunan genetik Anda berpengaruh besar terhadap berat badan.

Itu sebabnya, hal tersebut akan memengaruhi beberapa hal yang terkait dengan obesitas, seperti metabolisme basal – atau BMR, distribusi lemak, aktivitas fisik terakhir yang meningkatkan laju metabolisme, sinyal tubuh – seperti nafsu makan dan rasa lapar atau kenyang, serta diet rendah kalori yang menurunkan metabolisme.

Selain itu, anggota keluarga cenderung memiliki pola makan dan aktivitas yang serupa. Maka dari itu, banyak pasien obesitas yang mempunyai anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang sama.

 

3. Usia

Credit Image - mhomecare.co.id

Tahukah kamu bahwa perubahan hormon dan gaya hidup malas gerak – alias kurang aktif akan terjadi seiring bertambahnya usia? Sayangnya, hal ini ternyata bisa menjadi faktor risiko dari obesitas. Memang, kondisi ini dapat terjadi pada siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia. Namun, semakin tua seseorang, ternyata semakin jarang mereka berolahraga.

Gaya hidup yang kurang aktif tersebut juga diperparah dengan jumlah massa otot dalam tubuh yang menurun. Umumnya, massa otot yang lebih rendah dapat menyebabkan penurunan metabolisme yang membuat kebutuhan kalori berkurang.

Itu sebabnya, banyak lansia yang mungkin kurang bisa mengontrol pola makan yang dibarengi dengan aktivitas fisik yang jarang. Akibatnya, kenaikan berat badan pun tidak dapat dihindari.

Waspadai, obesitas bisa memengaruhi kondisi kesehatan, termasuk imunitas tubuh. Hal ini pun akan berdampak pada tubuh yang menjadi mudah sakit. Ketika obesitas, biasanya banyak keluhan mengenai kesehatan. Nantinya, ketika infeksi virus menyerang, maka akan semakin berbahaya bagi tubuh. 

Selain menjaga hidup sehat untuk menghindari risiko obesitas, pastikan kamu juga sudah memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral guna memaksimalkan kesehatan tubuh. Kedua nutrisi tersebut pun bisa diperoleh dengan konsumsi multivitamin, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Multivitamin Enervon-C mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat  yang berperan menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg Vitamin C, atau Enervon-C Effervescent – dengan kandungan Vitamin C yang lebih tinggi, serta mampu memberikan perlidungan ekstra terhadap tubuh!

Atau, kamu juga dapat mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tak mudah lelah – dan pastinya menjaga imunitas tubuh tetap optimal.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

 

Itulah ketiga penyebab obesitas yang wajib untuk kamu perhatikan!

 

 

Featured Image – britannica.com

Source – kompas.com