Apakah moms dan dads pernah melihat Si Kecil bertindak impulsif tanpa berpikir? Mungkin hal tersebut kerap menjadi permasalahan orangtua. Pasalnya, sebagian besar anak memiliki momen ketika ia impulsif, baik berupa omongan atau tindakan sebelum dapat mengontrol dirinya sendiri.

Biasanya, Si Kecil pernah mengatakan sesuatu yang tidak sopan atau berlari ke jalan besar tanpa memerhatikan sekelilingnya. Atau, bisa juga anak menyela ucapan orang, mengambil sesuatu, atau mengambil risiko fisik.

Jika anak bertindak demikian, ada baiknya moms dan dads memerhatikan penyebabnya. Berikut deretan penyebab Si Kecil melakukan tindakan impulsif.

 

 

Apa Itu Tindakan Impulsif?

Credit Image - review.bukalapak.com

Impulsif adalah jika anak cenderung mudah bertindak tanpa memikirkan dampaknya sebelum ia berbuat suatu hal. Mereka dapat bereaksi dengan cepat dan tanpa perencanaan, seringkali tanpa memperhatikan konsekuensi pada diri mereka sendiri atau orang lain.

Tingkat impulsif tertentu sering terjadi pada anak-anak dan bahkan beberapa orang dewasa muda sering menunjukkan perilaku demikian. Hanya ketika muncul berlebihan dan disertai dengan masalah dengan fungsi normal, impulsif dianggap abnormal pada anak-anak yang masih kecil.

Impulsif dapat berupa dalam suatu tindakan atau dalam menginterupsi suatu diskusi, mengeluarkan jawaban, atau ketidakmampuan untuk menunggu giliran seseorang pada suatu kegiatan.

 

Contoh Perilaku Impulsif

Credit Image - jovee.id

Ketika itu terjadi hanya sesekali, itu bisa terlihat sebagai perilaku anak sehari-hari. Namun, ketika itu sering terjadi, kelihatannya seperti terdapat masalah dengan pengendalian diri. Impulsif tidak muncul dengan cara yang sama pada setiap anak, dan perilakunya dapat berubah seiring bertambahnya usia anak-anak.

Ketika anak-anak impulsif, mereka mungkin melakukan hal berikut ini:

  • Lakukan hal-hal konyol atau tidak pantas untuk mendapat perhatian
  • Kesulitan mengikuti aturan secara konsisten
  • Bersikap agresif terhadap anak-anak lain seperti, memukul, menendang, atau menggigit yang sering terjadi pada anak kecil
  • Kesulitan menunggu giliran dalam permainan dan percakapan
  • Ambil barang dari orang-orang atau antre
  • Bereaksi berlebihan terhadap frustrasi, kekecewaan, kesalahan, dan kritik
  • Tidak mengerti bagaimana kata-kata atau perilaku mereka memengaruhi orang lain
  • Tidak mengerti konsekuensi dari tindakan mereka
  • Mengambil lebih banyak risiko

Perilaku impulsif sering membuat anak tampak lebih muda daripada usianya. Misalnya, seorang anak berusia 8 tahun mungkin memiliki kontrol diri yang lebih seperti anak berusia 5 tahun.

 

Penyebab Anak Bersikap Impulsif

Credit Image - mylife.id

Walaupun sikap impulsif pada anak cenderung tampak negatif, tahan dulu moms dan dads, hindari bersikap keras pada anak saat ia menunjukkan sikap impulsif nya, karena hal itu bisa jadi pertanda atau gejala beberapa penyebab gangguan.

Berikut deretan penyebab anak bersikap impulsif.

1. Memiliki Masalah pada Kedewasaan

Anak bisa impulsif karena banyak alasan yang mendukungnya. Terkadang, itu benar-benar masalah kedewasaan.

Tidak semua anak berkembang dengan kecepatan yang sama, dan beberapa hanya membutuhkan waktu lebih lama daripada yang lain untuk mendapatkan kemampuan untuk berhenti dan berpikir sebelum bertindak.

 

2. Kurang Tidur

Kurang tidur bisa menjadi alasan lain untuk perilaku impulsif, sehingga memicu seperti halnya stres dan frustrasi. Ketika anak-anak mendapatkan masalah dengan sesuatu di sekolah atau dalam kehidupan sehari-hari, mereka mungkin bertindak untuk menghilangkan rasa stres dan frustasinya.

Anak-anak kecil juga belum dapat mengekspresikan atau tidak selalu dapat memiliki kata-kata untuk mengatakan apa yang mereka rasakan dan bahkan mungkin tidak tahu mengapa mereka stres atau frustrasi.

 

3. Gangguan Bahasa, Komunikasi, atau Keterlambatan Perkembangan Bahasa

Gangguan bahasa atau komunikasi atau keterlambatan perkembangan bahasa juga dapat menjadi salah satu faktornya, anak yang memiliki kesulitan berkomunikasi dapat bertindak impulsif atau tampak impulsif.

Anak mungkin tidak memahami arahan sehingga mereka tidak menunggu instruksi yang diberikan dan bertindak hal lain sebagai gantinya. Atau mungkin bertindak karena Si Kecil frustrasi orang lain tidak dapat memahaminya.

Beberapa anak mungkin tidak mengerti cara kerja percakapan, sehingga mereka mungkin tidak tahu kapan harus berhenti berbicara atau tetap berbicara sesuai topik.

 

4. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Penyebab perilaku impulsif yang paling mungkin adalah gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD. Ini adalah kondisi kemampuan otak yang paling umum pada masa kanak-kanak. Ini mempengaruhi 8 hingga 10 persen dari semua anak antara 3 dan 17.

Anak laki-laki sekitar tiga kali lebih mungkin berisiko dengan ADHD daripada perempuan. Beberapa anak dengan ADHD bertindak dan berbicara tanpa berpikir karena otak mereka bekerja secara berbeda daripada anak-anak lainnya.

Bagian otak yang mengendalikan impuls berkembang lebih lambat dari biasanya. Itu sebabnya anak-anak dengan ADHD sering tampak kurang dewasa daripada teman sebayanya.

ADHD membuat anak sulit menahan perasaan kuat, seperti kemarahan. Misalnya, ketika anak dengan ADHD marah, mereka mungkin menendang perabotan atau mengatakan sesuatu yang jahat, daripada menahannya.

 

5. Masalah Fungsi Eksekutif

Masalah fungsi eksekutif, fungsi eksekutif adalah sekelompok keterampilan mental yang membantu anak mengatur dan bertindak berdasarkan informasi. Salah satu keterampilan ini adalah kontrol impuls.

Jika anak lemah dalam fungsi ini, ia mungkin kesulitan mengontrol bagaimana ia berperilaku. "Disfungsi" eksekutif biasanya tidak dianggap sebagai kelainannya sendiri. Tetapi sering terjadi dengan masalah belajar dan perhatian.

 

Jadi, itulah penyebab sikap impulsif pada anak, moms dan dads. Jika Si Kecil sering melakukan tindakan tersebut, cobalah perhatikan faktor yang menyebabkannya, ya. Dengan begitu, perkembangan anak di kemudian hari tidak terganggu.

Selain itu, pastikan kamu sudah mendukung kecerdasan, sekaligus tumbuh kembang Si Kecil – dengan mencukupi kebutuhan nutrisinya. Tentu saja, hal ini juga berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh anak, lho.

Berikan buah dan sayuran untuk mencukupi nutrisi, termasuk vitamin. Sebagai pelengkap, kamu juga dapat berikan multivitamin dengan kandungan lengkap untuk si kecil. Namun, multivitamin apa yang direkomendasikan?

Berikan Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D – yang penting untuk dukung perkembangan kecerdasan anak.

Tak hanya itu, Enervon-C Plus Sirup pun dapat bantu optimalkan tumbuh kembang si kecil, membuat anak tetap aktif di masa pertumbuhannya, meningkatkan nafsu makan, membantu pembentukan tulang dan gigi, serta bantu pelihara daya tahan tubuhnya biar tidak mudah sakit.

Untuk mendapatkan produk Enervon, kamu bisa segera kunjungi e-commerce di Tokopedia, ya.

 

 

Featured Image – mommiesdaily.com