Moms dan dads, pola asuh seperti apa yang kamu terapkan pada anak? Jika moms dan dads termasuk orangtua yang tidak banyak memberi aturan dan jarang mendisiplikan Si Kecil, artinya kamu menerapkan pola asuh permisif, lho.

Pola asuh permisif merupakan cara mendidik anak yang dikenal dengan memanjakan Si Kecil, karena ditandai dengan kebebasan dan keterbukaan yang diberikan kepada buah hatinya. Lantas, apakah pola asuh permisif baik untuk tumbuh kembang anak mengingat ia diberi kebebasan sepenuhnya?

Yuk, simak informasinya di bawah ini!

 

 

Karakteristik Pola Asuh Permisif

Credit Image - alodokter.com

Berikut ini adalah beberapa karakteristik orang tua yang menerapkan pola asuh permisif:

  • Tidak banyak menetapkan aturan atau standar perilaku untuk anak
  • Tidak memberi tanggung jawab yang jelas untuk anak
  • Tidak konsisten terhadap aturan yang dibuat
  • Jarang mendisiplinkan atau memberi konsekuensi pada anak
  • Percaya kepada anak untuk membuat keputusan besar, padahal keputusan ini perlu dipertimbangkan juga oleh orang tua
  • Kerap memberi hadiah atau uang agar anak berperilaku dengan baik
  • Lebih terlihat seperti teman daripada orangtua
  • Tidak membatasi waktu bermain anak, termasuk screen time untuk bermain gadget atau game online

 

Dampak Pola Asuh Permisif Terhadap Anak

Credit Image - klikdokter.com

Meski tujuan orangtua baik dan ingin memberikan kasih sayang sepenuhnya pada anak, penerapan pola asuh permisif nyatanya berisiko memberikan dampak yang kurang baik bagi tumbuh kembang dan pembentukan karakter anak, lho.

Berikut ini adalah beberapa dampak yang kurang baik dari pola asuh permisif bagi anak:

1. Prestasi akademik rendah

Ada riset yang menyebutkan bahwa pola asuh permisif berisiko membuat prestasi akademik anak rendah. Pasalnya, moms dan dads yang permisif jarang menerapkan target dan umumnya tidak memiliki ekspektasi apa pun terhadap anaknya.

Nah, hal ini kemudian bisa membuat anak kurang memiliki motivasi dan daya juang untuk mencapai nilai yang baik atau mungkin berbagai cita-cita dalam hidupnya.

 

2. Sulit mengambil keputusan

Orangtua yang menerapkan pola asuh permisif umumnya akan kurang ikut campur atau jarang memberi masukan dalam banyak hal yang perlu diputuskan oleh anak. Moms dan dads cenderung akan membiarkan anak mengambil keputusan dan memecahkan masalahnya sendiri.

Padahal, anak-anak tetap membutuhkan peran orangtua ketika sedang menghadapi masalah atau harus membuat keputusan. Jika terjadi secara terus-menerus, hal ini dapat mengakibatkan anak memiliki keterampilan sosial yang buruk.

 

3. Sulit mengelola stres

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif juga umumnya akan kesulitan mengelola stres. Ini karena mereka tidak terbiasa untuk mengendalikan emosinya dengan baik, terutama saat dihadapkan pada situasi di mana anak tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Penelitian menyatakan, anak yang tidak terbiasa mengelola stresnya dengan baik lebih berisiko berkembang menjadi pribadi yang kurang berempati, sulit bergaul, dan memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang kurang sehat ketika dewasa.

 

4. Sulit mengatur waktu atau kebiasaan

Karena tidak terbiasa dengan adanya aturan dan kedisiplinan, anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif juga biasanya memiliki kesulitan untuk mengatur waktu dan kebiasaannya sendiri. Hal ini bisa membuat mereka menghabiskan waktu terlalu banyak untuk bermain dan sedikit waktu untuk belajar.

Masalah ini bisa membuat prestasi akademik anak bermasalah dan mereka pun bisa sulit untuk terdidik dengan baik di sekolah.

 

Bagaimana Cara Mengubah Pola Asuh Permisif?

Credit Image - halodoc.com

Mengingat dampaknya yang kurang baik bagi tumbuh kembang anak, pola asuh permisif sebaiknya diganti dengan pola asuh lain, misalnya pola asuh otoritatif. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa moms dan dads terapkan untuk mengubah pola asuh permisif menjadi pola asuh otoritatif:

  • Buat aturan dasar di rumah untuk anak, misalnya terkait pekerjaan rumah tangga, jadwal tidur, atau jadwal bermain. Ini berguna untuk membuat anak mengerti bagaimana mereka harus berperilaku dan bertanggung jawab.
  • Usahakan untuk tetap tegas dan konsisten terhadap aturan yang dibuat.
  • Beri penjelasan kepada anak mengapa aturan yang moms dan dads buat perlu ia taati.
  • Beri konsekuensi, berupa teguran atau hukuman ringan, bila anak melanggar aturan. Pastikan juga anak memahami mengapa konsekuensi tersebut diberikan kepadanya.
  • Hargai setiap usaha yang anak lakukan untuk menaati aturan, misalnya dengan memberi pujian atau pelukan hangat.

Memanjakan anak sesekali memang boleh. Tetapi, jika terlalu sering atau sampai menerapkan pola asuh permisif, ini tidak baik untuk tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, jika selama ini moms dan dads sudah terbiasa menjalani pola asuh permisif, cobalah mengubah pola asuh ini menjadi lebih baik.

Agar tumbuh kembang anak semakin maksimal, tak hanya soal menerapkan pola asuh yang tepat saja, namun, moms dan dads juga perlu untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Berikan buah dan sayuran untuk mencukupi nutrisi, termasuk vitamin.

Sebagai pelengkap, kamu juga dapat berikan multivitamin dengan kandungan lengkap untuk si kecil. Kamu direkomendasikan untuk memberikan Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Sejumlah kandungan vitamin tersebut berperan penting untuk mendukung perkembangan kecerdasan anak, lho. Selain itu, Enervon-C Plus Sirup juga dapat bantu optimalkan tumbuh kembang Si Kecil, membuat anak tetap aktif di masa pertumbuhannya, meningkatkan nafsu makan, membantu pembentukan tulang dan gigi, serta bantu pelihara daya tahan tubuhnya biar tidak mudah sakit.

 

Lantas, apakah moms dan dads termasuk yang menerapkan pola asuh permisif? Jika iya, hindari memanjakan anak terlalu berlebihan – dan ada baiknya mengubah pola asuh tersebut secara perlahan, ya!

 

 

Featured Image – riliv.co