Ada berbagai macam faktor yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak, yang paling signifikan adalah kondisi kesehatannya. Sebuah penelitian dalam data Badan pusat Statistik pada tahun 2020 menyebutkan bahwa anak yang sakit berisiko alami stunting 1,65 kali lebih tinggi daripada anak yang sehat.

Risiko stunting pada anak, apalagi balita dapat berdampak pada kecerdasan – yang juga dapat berkaitan erat dengan skor tes negatif. Kondisi stunting yang parah pada tahun kedua kehidupan berdampak pada penurunan skor kecerdasan.

Dengan adanya risiko stunting, tentu saja hal tersebut akan berdampak pada kualitas hidup Si Kecil ke depannya, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan kesehatan di masa anak-anak. Untuk itu, orangtua perlu memberi asupan nutrisi lengkap yang dapat merujuk pada Pedoman Gizi Seimbang.

Berikut pesan gizi seimbang yang penting diterapkan orangtua untuk memaksimalkan tumbuh kembang sang buah hati.

 

 

Makan Tiga Kali Sehari

Credit Image - parenting.dream.co.id

Kebutuhan zat gizi anak perlu dipenuhi dengan makan utama tiga kali sehari (sarapan, makan siang, dan makan malam) dan disertai makanan selingan sehat. Untuk mencegah anak-anak mengonsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak bergizi, dianjurkan agar selalu makan di rumah bersama keluarga.

Sarapan setiap hari penting, terutama bagi anak-anak, karena mereka sedang tumbuh dan mengalami perkembangan otak yang sangat tergantung pada asupan makanan secara teratur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 40 persen anak sekolah tidak sarapan. Akibatnya, jumlah energi yang diperlukan untuk belajar menjadi berkurang dan prestasi belajar kurang optimal.

Pada proses belajar, otak merupakan organ yang sangat penting untuk menerima, mengolah, menyimpan, dan mengeluarkan informasi. Pada anak sekolah, makan pagi sangat dianjurkan sehingga saat menerima pelajaran (1–2 jam setelah makan) gula darah naik dan dapat dipakai sebagai sumber energi otak. 

Sarapan sebaiknya dilakukan pada jam 06.00 atau sebelum jam 07.00, yaitu sebelum terjadi hipoglikemia atau kadar gula darah sangat rendah. Menu sarapan dapat divariasikan. Selain sumber karbohidrat yang berupa nasi, mi, roti, atau umbi, juga sumber protein seperti telur, tempe, olahan daging atau ikan, serta tentunya sayuran dan buah.

 

Konsumsi Ikan dan Sumber Protein Lainnya

Protein merupakan zat gizi yang berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan sel atau jaringan yang sudah terbentuk, dan untuk mengganti sel yang sudah rusak. Konsumsi protein yang baik adalah yang dapat memenuhi kebutuhan asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh dan harus diperoleh dari makanan.

Protein hewani memiliki kualitas yang lebih baik dibanding protein nabati karena komposisi asam amino lebih komplet dan asam amino esensial juga lebih banyak.

Berbagai sumber protein hewani dan nabati mempunyai kandungan protein yang berbeda jumlahnya dan komposisi asam amino yang berbeda pula. Oleh karena itu mengonsumsi protein perlu divariasikan. Anjuran asupan protein hewani adalah sekitar 30 persen dan 70 persen protein nabati.

Daging, unggas (misalnya ayam, bebek, burung puyuh, burung dara), telur, ikan, dan susu merupakan sumber protein hewani. Daging dan unggas selain sebagai sumber protein juga sumber zat besi yang berkualitas sehingga sangat bagus bagi anak dalam masa pertumbuhannya.

Meskipun demikian, tetap harus diperhatikan bahwa daging juga mengandung kolesterol dalam jumlah yang relatif tinggi, yang bisa memberikan efek tidak baik bagi kesehatan bila dikonsumsi berlebihan.

Ikan lebih dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak daripada daging. Ikan, selain sebagai sumber protein, juga merupakan sumber asam lemak tidak jenuh dan sumber zat gizi mikro. Konsumsi ikan, telur, dan susu bagi anak-anak sangat membantu pertumbuhan dan perkembangan, serta peningkatan daya ingat dan kognitif di sekolah.

Sementara itu, sumber protein nabati bisa diperoleh dari kacang-kacangan ataupun hasil olahannya, seperti tahu dan tempe. Selain sumber protein, tempe juga sumber asam folat, vitamin B12, antioksidan. 

Tempe, kacang-kacangan, dan tahu tidak mengandung kolesterol. Konsumsi tempe sekitar 100 gram (empat potong ukuran sedang) per hari cukup untuk mempertahankan tubuh tetap sehat dan kolesterol terkontrol dengan baik.

 

Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah-buahan

Credit Image - tribunnews.com

Jumlah konsumsi sayuran rata-rata penduduk Indonesia baru 63,3 persen dari jumlah konsumsi yang dianjurkan, dan untuk buah-buahan baru 62,1 persen dari jumlah konsumsi yang dianjurkan. Padahal, sayuran di Indonesia jumlah dan macamnya melimpah.

Sayuran dan buah merupakan sumber vitamin, mineral, serta, serta senyawa bioaktif yang tergolong sebagai antioksidan.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa konsumsi vitamin C dan vitamin E yang banyak terdapat dalam sayuran dan buah-buahan sangat baik untuk melindungi jantung agar terhindar dari penyakit jantung koroner. Konsumsi sayur dan buah sebaiknya bervariasi sehingga memperoleh beragam sumber vitamin, mineral, dan serat.

Sayuran berwarna seperti bayam merah, kubis ungu, terung ungu, wortel, dan tomat adalah beberapa contoh sumber antioksidan potensial dalam melawan oksidasi yang dapat menurunkan kondisi kesehatan tubuh.

 

Membatasi Asupan Makanan Cepat Saji, Manis, Asin, dan Tinggi Lemak

Mengonsumsi makanan cepat saji dan jajanan saat ini sudah menjadi kebiasaan. Namun, sebagian besar makanan cepat saji adalah makanan tinggi gula, garam, dan lemak yang tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi terus-menerus secara berlebihan.

Pangan manis, asin, dan berlemak banyak berhubungan dengan penyakit kronis tidak menular seperti diabetes melitus, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Karenanya, konsumsinya harus dibatasi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak, serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, batasan konsumsi gula adalah 50 gram (setara 4 sendok makan), natrium 2.000 miligram (setara 1 sendok teh), serta lemak atau minyak 67 gram (setara 5 sendok makan) per orang per hari.

Untuk itu, orang tua perlu memantau jajanan anak dengan memperhatikan informasi gizi pada kemasannya, sehingga dapat memperkirakan jumlah konsumsi gula, garam, dan lemak dari jajanan anak setiap hari.

 

Berikan Asupan Multivitamin untuk Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak

Credit Image - faktualid.com

Dalam memenuhi kebutuhan gizi Si Kecil untuk hindari risiko stunting, maka orangtua juga wajib memastikan bahwa asupan vitamin dan mineralnya sudah tercukupi. Tak hanya untuk tumbuh kembang, kedua nutrisi tersebut juga berperan dalam menjaga daya tahan tubuh anak.

Selain dari sumber makanan sehat, termasuk sayur dan buah, vitamin serta mineral juga bisa diperoleh dengan memberi multivitamin anak dengan kandungan vitamin lengkap.

Kamu direkomendasikan untuk memberikan Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Sejumlah kandungan vitamin tersebut berperan penting untuk mendukung perkembangan anak, membantu optimalkan tumbuh kembang Si Kecil, membuatnya tetap aktif di masa pertumbuhan, meningkatkan napsu makan, membantu pembentukan tulang dan gigi, serta bantu pelihara daya tahan tubuhnya biar tidak mudah sakit.

Untuk memperoleh produk Enervon, kamu bisa segera mengunjungi kunjungi official store-nya di Tokopedia, ya.

 

Menjaga kesehatan anak agar tetap optimal dapat dilakukan dengan mencukupi kebutuhan gizi hariannya. Dengan menerapkan hal tersebut – apalagi sejak dini, diharapkan bisa menjadi kebiasaan sehat yang baik bagi kehidupan Si Kecil ke depannya.

 

 

Featured Image – genbest.id

Source – idntimes.com