Istilah long Covid – atau gejala berkepanjangan merupakan kondisi yang sudah familiar di telinga masyarakat, apalagi sejak pandemi Covid-19 melanda dunia. Setelah dinyatakan sembuh, nyatanya banyak penyintas yang masih merasakan gejala, bahkan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Gejala berkepanjangan biasanya terjadi selama 2 bulan setelah pasien dinyatakan negatif. Perlu diketahui, hal ini dapat berpengaruh terhadap kondisi sehari-hari, namun tidak muncul setiap saat. Jadi, gejalanya pun bisa turun-naik dan hilang-muncul lagi.

Lalu, tahukah kamu bahwa long Covid yang dialami para penyintas juga bisa berbeda antar negara? Ya, di Indonesia sendiri, penyintas umumnya mengalami gejala yang hampir mirip – tetapi, belum tentu sama dengan pasien di negara lainnya.

Berikut deretan gejala long Covid yang dialami penyintas di Indonesia.

 

 

Apa Itu Long Covid?

Credit Image - fk.ui.ac.id

Istilah long Covid sejatinya mengarah pada fenomena gejala-gejala yang dialami oleh pasien setelah dinyatakan sembuh. Gejala corona berkepanjangan ini terjadi, karena masih adanya virus yang bertahan di dalam tubuh – jadi, penyintas pun terus merasakan berbagai gejala.

Kondisi ini cukup sering dialami. Biasanya, pasien memerlukan waktu tambahan untuk rawat jalan. Selain itu, pasien juga perlu memerhatikan berbagai gejala long Covid yang dirasakan, karena bukan tak mungkin hal ini dapat membuat kondisi memburuk dan menyebabkan risiko fatal.

 

Gejala Berkepanjangan yang Sering Dialami Penyintas di Indonesia

Credit Image - honestdocs.id

Hasil studi gejala Long Covid antarnegara berbeda-beda. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Penelitian dari RSUP Persahabatan dengan 385 responden menemukan beberapa gejala umum Long Covid di Indonesia meliputi:

1. Kelelahan
2. Batuk
3. Nyeri otot
4. Sesak napas

Gejala ini bisa menetap bahkan lebih dari enam bulan dan tidak jauh berbeda dengan gejala yang ada di luar negeri.

 

Tetap Lakukan Langkah Pencegahan Virus!

Credit Image - humas.wonogirikab.go.id

Dalam penyakit apapun, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati memang benar adanya. Ini pun berlaku pada Covid-19. Jadi, lakukan langkah pencegahan – dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti Enervon Active dua kali sehari.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra, serta mampu memberikan sensasi rasa segar sepanjang hari. 

Bagi yang memiliki lambung sensitif, direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat bantu menjaga imun tubuh, sekaligus mengoptimalkan stamina agar tak mudah lelah.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah merasa lemas.

Untuk memperoleh produk Enervon yang asli, kamu bisa segera mengunjungi kunjungi official store-nya di Tokopedia, ya!

 

Jadi, itulah deretan gejala berkepanjangan yang paling sering dialami penyintas di Indonesia. Meski mobilitas sudah kembali meningkat, tapi kamu harus terus melakukan protokol kesehatan – dan menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.
 

 

Featured Image – nusantics.com

Source – detik.com