Di era modern ini, tidak sedikit orangtua yang melirik metode pembelajaran home schooling untuk melatih perkembangan anak secara kognitif, lho. Apakah moms dan dads termasuk yang tertarik?

Home schooling adalah metode belajar formal yang dilakukan di rumah dengan pengawasan orangtua maupun pengajar. Jadi, Si Kecil bersekolah di rumah, tanpa bertemu teman-teman sebayanya.

Namun, apakah metode belajar di rumah ini sudah tepat untuk anak daripada sekolah pada umumnya? Berikut perbedaan serta bahan pertimbangan yang mesti diketahui moms dan dads!

 

 

Apa Itu Home Schooling?

Credit Image - alodokter.com

Home schooling adalah menyekolahkan anak di rumah. Jadi, ini merupakan kondisi saat anak belajar pendidikan formal dengan orangtua atau pengajar di rumah.

Umumnya, pada perkembangan anak usia sekolah, ia akan pergi ke sekolah formal untuk mendapatkan pendidikan. Namun, lain cerita dengan sekolah di rumah tanpa bertemu teman-teman sebaya di sekolah.

Saat ini, banyak orangtua yang merasa sekolah di rumah merupakan cara belajar yang paling tepat untuk anak. Akan tetapi, tidak sedikit juga orangtua yang berpendapat bahwa sistem pembelajaran dan kurikulum yang diterapkan dalam home schooling lebih baik dari sekolah formal.

 

Perbedaannya dengan Sekolah Formal

Credit Image - skata.info

Saat memutuskan untuk memberikan pendidikan anak di rumah, tentu kamu harus memikirkan beberapa pertimbangan secara matang. Karena, keduanya pun punya perbedaan yang patut diperhatikan, lho.

Berikut di antaranya.

1. Materi pembelajaran

Bagi sekolah formal, materi pembelajaran biasanya sudah ditentukan oleh pihak sekolah berdasarkan kurikulum pemerintah. Jadi, meski kamu kurang menyetujui sebagian kurikulum, moms dan dads tidak bisa menolak kurikulum tersebut.

Pelajaran di sekolah formal umumnya diajarkan kepada anak semata agar ia bisa menyelesaikan ujian akhir di sekolah dengan baik.

Berbeda dengan home schooling, orangtua dapat membuat atau memilih kurikulum berdasarkan pengetahuan yang sesuai dengan usia anak. Selain itu, anak pun berpotensi memiliki fleksibilitas dalam belajar. Jadi, orangtua bisa meningkatkan materi belajar pada mata pelajaran yang paling dikuasai sang buah hatinya.

Di samping itu, metode pembelajaran juga tidak melulu fokus pada buku teks karena melibatkan banyak praktik, seperti menjadi sukarelawan, berjualan, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

 

2. Lingkungan tempat belajar

Saat belajar di sekolah formal, anak akan melalui proses belajar mengajar di lingkungan atau suasana yang cukup kondusif.

Sekolah pun sudah menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan, seperti papan tulis, layar LCD, dan laboratorium. Anak juga akan bertemu dengan guru dan teman-teman sebaya.

Selama berada di sekolah, anak akan mengikuti aturan yang berlaku. Hal ini, sedikit banyak bisa memengaruhi pembentukan karakter Si Kecil.

Perbedaan dengan sekolah formal, metode belajar di rumah ini memiliki kontrol penuh terhadap lingkungan belajar anak, baik di sekolah atau sesekali di tempat tertentu yang disepakati.

Sebagian orangtua yang memilih home schooling merasa bahwa lingkungan sekolah terlalu berbahaya untuk anaknya. Dengan bersekolah di rumah, kamu un dapat membatasi atau memperkecil risiko gangguan belajar dan menyediakan waktu agar anak bersosialisasi setelah pelajaran usai.

 

3. Perhatian terhadap anak

Di sekolah formal, perhatian guru di setiap mata pelajaran tentu akan terbagi kepada seluruh anak dalam satu kelas. Artinya, satu orang guru harus menyampaikan materi pelajaran dengan tepat agar anak dengan karakteristik dan kemampuan berbeda bisa memahaminya.

Agar tidak tertinggal pelajaran, anak di sekolah formal harus bisa mandiri dan berusaha mengejar materi sendiri atau dengan bantuan teman-temannya.

Dalam metode sekolah di rumah, hanya akan ada satu tutor untuk satu murid. Jadi, perhatian tutor atau pengajar hanya akan tertuju pada anak.

Saat anak tidak memahami mengenai suatu materi, ia bisa segera memberi tahu pengajar, sehingga anak akan diberikan pemahaman sampai benar-benar mengerti. Maka, dapat dikatakan bahwa perhatian yang didapatkan anak dalam proses belajar adalah salah satu kelebihan dalam home schooling.

 

4. Perkembangan sosial anak

Seiring dengan bertambahnya usia, anak juga terus mengalami berbagai perkembangan. Salah satunya adalah perkembangan sosial anak.

Belajar di sekolah formal dapat membantu anak meningkatkan perkembangan sosialnya. Anak pun menjadi lebih mandiri dan belajar menghargai orang lain karena bertemu dengan banyak orang, termasuk guru dan teman sebaya.

Anak juga diajarkan untuk bisa berkompetisi dalam satu kelas dan berlomba-lomba mendapatkan nilai terbaik.

Sebaliknya, anak mungkin akan lebih sulit mendapatkan pengalaman bersosialisasi saat sekolah di rumah. Bahkan, teman belajarnya kemungkinan hanyalah saudara yang juga menjalani program sekolah di rumah.

Maka dari itu, moms dan dads juga harus membantu agar anak tetap bisa meningkatkan kemampuan sosialnya. Sebagai contoh, kamu bisa membiarkan anak ikut berbagai kegiatan, seperti bergabung di dalam komunitas, les yang sesuai dengan hobinya, atau ekstrakulikuler lainnya.

 

Pertimbangan yang Harus Diperhatikan

Credit Image - today.com

Sebagian orangtua mungkin masih ragu untuk menerapkan metode home schooling pada anak. Tenang, ini merupakan cara belajar yang sah – dan sudah banyak anak yang menjalaninya, lho.

Meski demikian, kamu harus tetap mempertimbangkan berbagai aspek, karena setiap anak akan merasakan pengaruh yang berbeda. Nantinya, hal ini juga akan membantu Si Kecil agar belajar secara maksimal.

Ada beberapa faktor yang bisa dijadikan pertimbangan dalam memilih home schooling, yaitu:

  • Anak memiliki disabilitas
  • Orangtua sering pindah lokasi kerja
  • Anak memiliki kegiatan yang padat

Nah, jika moms dan dads sudah memutuskan bahwa sekolah di rumah adalah metode yang tepat. Maka selanjutnya, cari tahu persiapan yang harus dilakukan, seperti mencari informasi, mengajak anak berdiskusi, dan melihat kemampuan finansial keluarga.

Selain itu, dalam persiapan sekolah Si Kecil, pastikan moms dan dads sudah memberikannya asupan nutrisi lengkap yang penting untuk perkembangan otak. Dengan demikian, anak pun semakin maksimal dalam memahami pelajaran yang diberikan.

Nutrisi, termasuk vitamin dan mineral dapat diperoleh dari makanan bergizi, serta memaksimalkannya dengan memberi anak suplemen tambahan, seperti Enervon-C Plus Sirup.

Multivitamin anak yang satu ini memiliki kandungan lengkap, seperti Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Deretan vitamin tersebut dapat membantu menjaga daya tahan tubuhnya agar tidak mudah sakit, menjaga anak tetap aktif selama masa pertumbuhan, meningkatkan napsu makan, sekaligus dapat membantu pembentukan tulang dan gigi.

Untuk mendapatkan produk Enervon-C Plus Sirup, moms dan dads bisa membelinya di official store di Tokopedia.

 

Baik sekolah formal maupun home schooling tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Moms dan dads hanya perlu menyesuaikannya dengan kebutuhan serta kondisi sang buah hati, ya!

 

 

Featured Image – berkeluarga.id

Source – hellosehat.com