Sudah bukan rahasia lagi kalau vaksin dapat mencegah penyakit yang berbahaya, bahkan mematikan sekalipun. Vaksin dapat mengurangi risiko infeksi dengan cara membentuk pertahanan tubuh terhadap penyakit terentu.

Vaksin pun memiliki beberapa jenis dengan kandungan yang berbeda-beda. Lantas, apa saja jenis vaksin yang selama ini digunakan saat imunisasi? Berdasarkan penjelasan dari CDC Amerika Serikat, ini 7 macamnya yang penting diketahui.

 

 

1. Vaksin Hidup yang Dilemahkan

Credit Image - suara.com

Sesuai namanya, vaksin jenis ini berisi virus atau bakteri yang masih hidup. Meskipun berisi bakteri atau virus hidup, agen penyakit tersebut sudah dilemahkan sehingga tidak dapat menimbulkan penyakit pada orang yang sehat.

Vaksin ini sangat efektif karena sistem imun dapat mempelajari dengan cara melawan langsung virus atau bakteri yang masih hidup tersebut. Namun, tidak semua orang bisa menggunakan vaksin jenis ini, misal anak-anak yang menjalani kemoterapi dan kondisi lainnya.

Contoh dari vaksin hidup yang dilemahkan yaitu vaksin campak, gondok, dan rubella (vaksin MMR) dan vaksin varisela atau cacar air.

 

2. Vaksin Inaktif

Selanjutnya, ada pula vaksin inaktif yang merupakan kebalikan dari vaksin hidup. Jenis yang satu ini mengandung bakteri atau virus yang telah diinaktifasi atau dimatikan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.

United States Department of Health and Human Services (HHS) menambahkan, vaksin inaktif ini tidak menimbulkan respons imun atau kekebalan sekuat vaksin hidup. Maka, untuk mendapatkan kekebalan yang maksimal membutuhkan beberapa dosis.

Contoh dari vaksin inaktif antara lain vaksin polio, vaksin hepatitis A, vaksin flu, dan vaksin rabies.

 

3. Vaksin Toksoid

Credit Image - blogunik.com

Beberapa bakteri dapat memproduksi toksin atau racun sehingga racun inilah yang menyebabkan penyakit. Nah, vaksin toksoid ini mengandung toksin yang diproduksi oleh bakteri tertentu. Nantinya, sistem imun akan menyerang racun dari bakteri yang terkandung pada vaksin.

Kamu tidak perlu khawatir, karena racun dari bakteri dalam pembuatan vaksin tentu saja sudah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Racun bakteri yang dilemahkan tersebut disebut dengan toksoid.

Contoh vaksin jenis ini adalah vaksin DTaP yang mengandung toksoid bakteri penyebab difteri dan tetanus.

 

4. Vaksin Subunit

Vaksin subunit ini tidak mengandung bakteri atau virus dalam bentuk utuh, melainkan hanya bagian kecilnya saja. Meskipun hanya bagian subunit saja, sistem imun tubuh tetap dapat mengenali bagian bakteri atau virus tersebut.

Karena tidak berupa virus atau bakteri utuh dan hanya mengandung bagian kecil subunit saja, maka efek samping yang ditimbulkan menjadi lebih minimal. Yang termasuk jenis vaksin subunit adalah vaksin DTaP di mana mengandung komponen subunit bakteri penyebab batuk pertusis.

 

5. Vaksin Konjugat

Credit Image - kompas.com

Vaksin konjugat ini berisi bagian bakteri yang digabungkan dengan antigen tertentu yang bertujuan untuk mempermudah sistem imun tubuh mengenali bakteri tersebut. Ini karena bakteri tertentu dapat memproduksi lapisan pelindung yang menyulitkan sistem imun tubuh anak untuk mengenali bakteri tersebut.

Dengan menggabungkan bakteri dengan antigen tertentu, maka sistem imun anak yang masih belum sempurna tetap dapat mengenali dan merespon vaksin dengan baik. Contoh dari vaksin jenis ini adalah vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib).

 

6. Vaksin Messenger RNA

Dijelaskan pada laman Medline Plus, vaksin jenis ini mengandung sepotong mRNA bakteri atau virus yang nantinya akan membuat protein tertentu untuk memicu respons imun tubuh. Begitu protein yang diinginkan terbentuk, mRNA agen penyakit akan hancur.

mRNA dari vaksin ini tidak akan memasuki nukleus dan tidak akan mengubah DNA. Penerima vaksin ini juga tidak akan terkena virus dan tidak terinfeksi oleh vaksin ini.

Kelebihan dari vaksin INI dibandingkan jenis vaksin lainnya yaitu proses pembuatannya yang lebih singkat. Contoh vaksin mRNA, yaitu vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna.

 

7. Vaksin Vektor Virus

Credit Image - mayoclinichealthsystem.org

Vaksin ini mengandung protein dari virus misal materi genetik virus. Materi genetik tersebut dimasukkan ke dalam virus yang berbeda dari virus yang ditargetkan. Virus pembawa yang telah dimodifikasi ini disebut dengan virus vektor.

Karena telah dimodifikasi, maka virus vektor telah dilemahkan sehingga tidak dapat menginfeksi penerima vaksin. Nantinya, protein target akan terbentuk sehingga sistem imun tubuh akan merespons protein tersebut. Contoh vaksin yang menggunakan tehnologi ini yaitu vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Johnson & Johnson atau Janssen.

 

8. Maksimalkan Kerja Vaksin dengan Menjaga Imunitas Tubuh!

Selain dengan mendapat vaksinasi untuk menghindari berbagai infeksi penyakit berbahaya. Kamu juga perlu memaksimalkan efektivitas vaksin dengan menjaga imunitas tubuh – yang merupakan perlawanan utama terhadap penyakit.

Menjaga kekebalan dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat. Ini dapat dimulai dengan mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.

Untuk melengkapi hidup sehatmu, jangan lupa mendapatkan asupan vitamin dan mineral yang berperan penting dalam menjaga kekebalan tubuh. Kedua nutrisi tersebut bisa diperoleh dari multivitamin kandungan lengkap, seperti rangkaian suplemen dari Enervon.

Enervon-C memiliki kandungan lengkap, mulai dari Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Konsumsi Enervon-C dalam bentuk tablet yang memiliki kandungan vitamin C 500 mg, atau Enervon-C Effervescent dengan kandungan vitamin C lebih tinggi, yakni 1000 mg yang mampu membuat tubuhmu terasa lebih segar selama berkegiatan seharian.

Namun, jika kamu memiliki masalah lambung yang cukup sensitif, maka direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Dengan rutin mengonsumsi Enervon-C maupun Enervon Active, proses metabolisme juga semakin maksimal, berkat kandungan vitamin B kompleks yang akan mengubah makanan menjadi sumber energi untuk beraktivitas seharian penuh.

Untuk anak-anak, dapat diberikan Enervon-C Plus Sirup. Multivitamin andalan ini memiliki kandungan lengkap, seperti Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Deretan vitamin tersebut dapat membantu menjaga daya tahan tubuhnya agar tidak mudah sakit, menjaga anak tetap aktif selama masa pertumbuhan, meningkatkan napsu makan, sekaligus dapat membantu pembentukan tulang dan gigi.

Dan bagi usia lanjut, dapat diberikan multivitamin Enervon Gold yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks, Omega-3, Asam Folat, dan Lutein yang dapat membantu menjaga kekebalan tubuh, membentuk energi, hingga menjaga kesehatan otak, kesehatan jantung, dan juga kesehatan mata.

Untuk mendapatkan produk multivitamin Enervon andalanmu, segera kunjungi official store-nya di Tokopedia!

 

Jadi, itulah deretan berbagai jenis vaksin yang tersedia untuk membantu membentuk perlindungan tubuh terhadap penyakit. Vaksin bertujuan untuk melatih imunitas agar mengenali agen penyebab penyakit, sehingga jika tubuh terinfeksi, maka imun mampu melawannya dengan maksimal.

 

 

Featured Image – statnews.com

Source – idntimes.com