Sejak pertama kali terdeteksi pada tahun 2021 silam, varian Omicron berhasil menggeser varian Delta yang dahulunya dikenal paling ganas di dunia. Dengan adanya hal tersebut, vaksinasi booster masih terus digencarkan – hingga vaksin khusus Omicron masih terus diramu untuk melindungi tubuh dari infeksi varian tersebut.

Meski demikian, tidak sedikit masyarakat dunia yang meragukan pengembangkan vaksin khusus Omicron. Pertanyaannya, apakah vaksin tersebut dapat mencegah infeksi varian lainnya di masa mendatang? Studi menunjukkan hasil yang positif, lho.

Berikut ini ulasannya.

 

 

Menguji Vaksinasi Bivalent dan Monovalent dalam Melawan Omicron

Credit Image - inspirahealthnetwork.org

Dimuat dalam jurnal bioRxiv pada 22 September 2022, sebuah penelitian yang didanai oleh Moderna melibatkan 46 partisipan yang sebelumnya telah mendapatkan vaksinasi primer messenger ribonucleic acid (mRNA) dari Pfizer-BioNTech atau Moderna. Berdasarkan booster-nya, para partisipan terbagi menjadi:

  • Sebanyak tujuh partisipan mendapatkan booster mRNA-1273, dosis 50 μg.
  • Sebanyak 39 partisipan mendapatkan booster bivalent mRNA-1273.213 (yang mengandung 100 μg mRNA B.1.351 (Beta) dan Delta), dosis 50 μg.

Dari kedua kelompok tersebut, para peneliti mengambil sampel kelenjar getah bening dari 25 partisipan, dan sampel sumsum tulang dari 14 partisipan. Tidak lupa, sampel darah juga turut diambil secara berkala selama 6 bulan.

Selain itu, para peneliti juga merekrut delapan partisipan yang sudah menjalani vaksinasi primer mRNA, tanpa riwayat Covid-19. Mereka lalu diberikan booster mRNA-1273.529 (yang mengandung protein Omicron BA.1) dengan dosis 50 μg.

Para peneliti Amerika Serikat (AS) mencatat bahwa booster mengandalkan memori sel B yang sudah ada. Namun, belum diketahui apakah dosis tambahan bisa memicu reaksi pusat germinal sehingga sel B bisa matang dan vaksin berbasis varian bisa memicu respons terhadap epitop baru yang spesifik di varian-varian tersebut.

Dalam penelitian bertajuk "SARS-CoV-2 Omicron boosting induces de novo B cell response in humans" tersebut, para peneliti menemukan bahwa booster mRNA-1273 atau mRNA-1273.213 memicu respons sel B pusat germinal pada manusia. Respons ini terlihat andal selama minimal 8 minggu.

Analisis tersebut juga menunjukkan bahwa sel B pada kebanyakan partisipan mampu mengenali strain SARS-CoV-2 orisinal hingga Omicron. Selain itu, para partisipan studi juga memiliki sel B spesifik Omicron baru.

 

Telah Dikonfirmasi Penelitian Lainnya

Selain penelitian tersebut, sebuah penelitian di AS bertajuk "Evolution of antibody immunity following Omicron BA.1 breakthrough infection" yang dimuat dalam jurnal bioRxiv pada waktu yang sama juga menguji keampuhan imunitas terhadap Omicron.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menguji respons antibodi terhadap Covid-19 pada tujuh partisipan yang telah menerima vaksin Moderna. Uniknya, dalam penelitian ini, para partisipan diketahui mengalami breakthrough infection, atau infeksi SARS-CoV-2 setelah vaksinasi. Para peneliti mengambil enam partisipan yang terbagi menjadi:

  • Tiga partisipan mengalami breakthrough infection setelah vaksinasi primer.
  • Tiga partisipan mengalami breakthrough infection setelah booster.

Sebulan setelah infeksi Omicron, hampir 97 persen antibodi partisipan menyasar SARS-CoV-2 orisinal lebih baik dibanding kepada BA.1. Namun, sekitar enam bulan setelahnya, sel B pada hampir setengah populasi partisipan mengikat BA.1 lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa sistem imun terus beradaptasi, meski infeksi sudah berlangsung lama.

 

Namun, Pencetakan Imun yang Menjadi Halangan

Credit Image - nfcr.org

Manusia memiliki sel imun bernama sel B, dan setiap sel ini memproduksi satu jenis antibodi. Saat ada patogen, sistem imun mengaktifkan sel B yang sudah ada dari antibodi yang mengenali antigen mirip dengan patogen tersebut. Tubuh manusia memiliki jumlah sel B terbatas yang bisa menciptakan antibodi baru terhadap ancaman di masa depan.

Pada akhir Agustus 2022, BPOM AS (FDA) sempat memberi lampu hijau untuk vaksinasi bivalent yang diproduksi Pfizer-BioNTech dan Moderna. Kedua vaksin bivalent tersebut diketahui menyasar BA.4 dan BA.5. Pada September 2022, Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) juga mengesahkan booster dari Pfizer-BioNTech dan Moderna yang menyasar BA.1.

Masalahnya, efikasi vaksin bivalent dipermasalahkan dengan adanya fenomena pencetakan imun (immune imprinting), kondisi kecenderungan sistem imun untuk berfokus terhadap patogen yang pertama ia hadapi sehingga kesulitan menghadapi varian berbeda.

Inilah yang dikhawatirkan oleh para peneliti, bahwa sistem imun memiliki immune imprinting dari SARS-CoV-2 orisinal. Jika benar, maka hal ini menjelaskan kenapa varian Omicron bisa menghindari vaksin platform semutakhir mRNA yang dikembangkan untuk melawan SARS-CoV-2 orisinal.

 

Tenang, Masih Ada Harapan!

Karena dampak imprinting tersebut, reaksi sistem imun terhadap vaksin bivalent juga tak jelas. Entah sistem imun beradaptasi dengan menciptakan sel B baru dari antibodi baru terhadap Omicron, atau malah menggunakan sel B yang sudah ada.

Menurut salah satu peneliti dari penelitian pertama di Washington University in St. Louis, Ali Ellebedy, hal tersebut diibaratkan seperti memanggil tentara baru, daripada melatih tentara yang sudah tua.

Setuju dengan Ali, peneliti penelitian kedua dari Fred Hutchinson Cancer Research Center, Jesse Bloom, menyarankan booster yang spesifik strain tertentu, meski SARS-CoV-2 akan berevolusi. Ini dikarenakan strain yang muncul umumnya mirip secara genetik dengan strain sebelumnya, bukan dengan SARS-CoV-2 orisinal beserta vaksinnya.

 

Studi Ini Masih Memerlukan Penelitian Lebih Lanjut

Credit Image - news.mit.edu

Meski menjanjikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari kedua studi ini. Pertama, kedua studi tersebut tercantum di jurnal bioRxiv, dengan kata lain, masih belum melewati ulasan sejawat (peer review).

Dilansir Nature, pakar imunologi Rockefeller University, Michel C. Nussenzweig, mengatakan bahwa penelitian Jesse dan tim memiliki sampel yang tergolong minim. Selain itu, Michel mengatakan bahwa penelitian tersebut tak menunjukkan antibodi baru bisa melindungi dari varian baru, melainkan hanya "terikat" saja.

Michel telah merilis studi mengenai imunitas terhadap Omicron. Dimuat dalam Journal of Experimental Medicine pada edisi Desember 2022 mendatang, Michel dan tim menemukan bahwa infeksi Omicron hanya mendorong antibodi spesifik terhadap varian tersebut, bukan terhadap semua varian SARS-CoV-2 saat ini atau yang akan datang.

 

Usai Vaksin, Pencegahan Masih Harus Dilakukan

Meski vaksin khusus Omicron terus dikembangkan, namun tetap kamu dianjurkan untuk menerapkan protokol kesehatan sekaligus menjaga kekebalan tubuh agar risiko paparan virus semakin rendah.

Jadi, pastikan selalu memakai masker hingga rutin mencuci tangan — atau dapat gunakan hand sanitizer setelah menyentuh benda di ruang publik, dan sebisa mungkin tetap hindari kerumunan, ya.

Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.

Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, seperti Enervon Active.

Enervon Active mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Kombinasi vitamin C dan zinc di dalamnya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit. Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama, sehingga tak mudah lelah saat beraktivitas!

Yuk, segera dapatkan multivitamin andalan satu ini dengan mengunjungi official store Enervon, ya.

 

Jadi, itulah penelitian soal vaksin booster khusus Omicron yang dianggap bisa membantu mencegah kemunculan varian lainnya di masa mendatang.

 

 

Featured Image – contagionlive.com

Source – idntimes.com