Tahukah kamu bahwa kasus obesitas terus meningkat setiap tahunnya? Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kasus tersebut telah bertambah 3 kali lipat di seluruh dunia sejak tahun 1975.

Obesitas dapat menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya bagi kesehatan, salah satunya diabetes tipe 2 yang disebabkan oleh resistensi insulin.

Untuk itu, gaya hidup sehat sangatlah penting untuk mencegah obesitas serta resistensi insulin yang menyebabkan diabetes tipe 2. Kabar baiknya, berolahraga dapat berkhasiat mengurangi risiko resistensi insulin, bahkan olahraga yang dilakukan di malam hari sekalipun.

Berikut ini hasil studinya.

 

 

Resistensi Insulin Sebabkan Diabetes Tipe 2

Credit Image - halodoc.com

Dalam organ tubuh manusia, pankreas adalah salah satu organ penting. Organ ini terkenal memproduksi hormon insulin yang bertugas mengontrol kadar gula dalam darah. Kondisi diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 bisa memengaruhi kinerja insulin dalam tubuh. Apa bedanya?

Untuk diabetes tipe 1, umumnya pankreas sedikit memproduksi atau malah tidak memproduksi insulin. Kondisi ini biasanya tidak dapat disembuhkan. Sementara itu, diabetes tipe 2 disebabkan oleh resistansi insulin, kondisi ketika tubuh mengembangkan "kekebalan" sehingga pankreas bekerja keras untuk memproduksi lebih banyak insulin.

Sering menjangkit populasi paruh baya dan lansia, diabetes tipe 2 lebih umum terjadi di kalangan orang dengan berat badan berlebih atau obesitas. Tidak seperti diabetes tipe 1, masih ada peluang remisi jika pasien mau mengubah gaya hidup dan mengontrol berat badannya.

 

Para Ahli Membagi Waktu Olahraga

Dimuat dalam jurnal Diabetologia pada 1 November 2022, para peneliti dari Belanda dari Leiden University Medical Center dan Maastrict University Medical Center meneliti hubungan waktu olahraga dan resistansi insulin.

Penelitian bertajuk "Timing of physical activity in relation to liver fat content and insulin resistance" ini mengambil data dari Netherlands Epidemiology of Obesity (NEO), yang melibatkan data indeks massa tubuh (IMT), kadar gula darah puasa dan setelah makan, kadar insulin, dan hasil MRI dari 6.671 individu berusia 45 sampai 65 tahun.

Menurut data, sebanyak 955 partisipan memakai alat monitor aktivitas selama 4 hari. Dari angka tersebut, sebanyak 775 partisipan dengan usia rata-rata 56 tahun terlibat dalam penelitian ini. Mereka memiliki IMT rata-rata 26,2 (kelebihan berat badan).

Melalui data monitor aktivitas, para peneliti membagi periode keseharian para partisipan ke dalam tiga segmen:

  • Pagi: 06:00–12:00
  • Siang: 12.00–18.00
  • Malam: 18.00–00.00

Namun, para peneliti tidak meneliti dari jam 00:00–06:00. Tiap 6 jam, para peneliti Belanda melihat perbedaan tingkat aktivitas yang terekam oleh monitor detak jantung ActiHeart.

 

Hasilnya, Olahraga Siang dan Malam Hari dapat Mencegah Resistensi Insulin

Credit Image - kompas.com

Dari penelitian ini, para peneliti menemukan adanya hubungan antara resistansi insulin dengan waktu aktivitas fisik intensitas sedang ke berat yang dilakukan para partisipan. Hubungan ini terlihat jelas saat aktivitas fisik dilakukan pada siang dan malam hari.

Menurut salah satu seorang peneliti, Renée de Mutsert menyebutkan bahwa jika tubuh kurang sensitif terhadap insulin, gula darah menjadi terlalu tinggi dan seiring waktu, kamu dapat terkena diabetes tipe 2.

Aktivitas fisik sedang ke berat di siang hari bisa mengurangi risiko resistansi insulin hingga 18 persen. Malah, berolahraga dengan intensitas serupa di malam hari mengurangi risiko hingga 25 persen. Studi ini ini menemukan bahwa aktivitas fisik sedang ke berat pada pagi hari hanya mengurangi risiko 3 persen. 

Jadi, bagi mereka yang lebih banyak bergerak di siang dan malam hari memiliki risiko rendah terkena diabetes tipe 2.

 

Meski Demikian, Penelitian Lebih Lanjut Masih Diperlukan

Selanjutnya, para peneliti Belanda ingin melanjutkan penelitian tersebut. Berangkat dari hasil penelitian ini, mereka ingin mengetahui apakah olahraga pada siang dan malam hari benar-benar mengurangi risiko perkembangan diabetes tipe 2.

Selain studi NEO, para peneliti Belanda juga tengah berkolaborasi dengan kelompok peneliti internasional di konsorsium yang bernama "The Right Timing to Prevent Type 2 Diabetes" atau TIMED. Konsorsium ini meneliti apakah kebiasaan makan dan olahraga di waktu tertentu sehari-hari bisa mencegah atau mengobati diabetes tipe 2.

Tetapi, penelitian ini diharapkan bisa menjadi rekomendasi yang diterapkan semua orang, sehingga mengurangi risiko diabetes. Namun, penelitian mengenai waktu olahraga ini masih harus disesuaikan dengan masing-masing orang.

 

Masih Malas Olahraga? Tingkatkan Motivasimu dengan Cara Ini!

Credit Image - jefit.com

Seperti yang sudah disebutkan bahwa olahraga bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk mengurangi resistensi insulin penyebab diabetes. Tapi, apakah kamu masih malas untuk bergerak?

Buatmu yang masih ogah-ogahan untuk berolahraga, berikut beberapa cara untuk meningkatkan motivasi, yaitu:

  • Tetapkan tujuan, misalnya menjaga tubuh tetap bugar atau menurunkan berat badan dalam waktu tertentu.
  • Fokus pada diri sendiri. Selain itu, hindari membandingkan diri dengan orang lainnya.
  • Mintalah dukungan dari orang terdekat.
  • Pilih olahraga yang tepat – dan pastinya menyenangkan.

Nah, agar aktivitas olahraga semakin maksimal, ada beberapa hal lainnya yang juga wajib kamu perhatikan. Alangkah baiknya jika kamu turut memerhatikan pola makan, seperti sarapan yang sehat sebelum beraktivitas, perhatikan porsi makan, konsumsi camilan secukupnya – dan disarankan ngemil yang sehat, serta pastikan kamu menyantap makanan sesuai olahraga untuk membantu otot cepat pulih.

Dan yang tak kalah pentingnya, agar kegiatan fisik semakin maksimal, kamu juga perlu menjaga energi tubuh dengan rutin mendapat asupan vitamin dan mineral. Keduanya berperan penting dalam proses metabolisme untuk membentuk energi, lho.

Tak hanya dari makanan, vitamin dan mineral bisa diperoleh dengan rutin mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga kondisi tubuh agar gak gampang lelah.

Kandungan vitamin B kompleks dalam multivitamin Enervon Active dapat membantu mengoptimalkan metabolsime, sehingga tubuhmu mampu memperoleh energi yang maksimal. Dan pastinya vitamin C dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit, ya.

Jangan ditunda lagi. Yuk, segera dapatkan produk multivitamin Enervon Active dengan klik disini!

 

Karena, olahraga memiliki segudang manfaat termasuk mengurangi risiko penyakit berbahaya. Yuk, lakukan aktivitas ini secara rutin!

 

 

Featured Image – cosmopolitan.com

Source – idntimes.com