Belakangan waktu terakhir, kondisi kerumunan sepertinya membuat banyak orang panik, bahkan khawatir, kan? Bagaimana tidak, ada tragedi Halloween di Korea Selatan yang akhirnya memakan banyak korban jiwa.

Memang, ketika berada di suatu destinasi wisata populer, keramaian menjadi sulit untuk dihindari, kan? Jika kepadatan tersebut menjadi tidak terkendali, maka situasi pun bisa berubah menjadi bencana.

Jangan langsung panik, ya. Ketika kamu berada di kerumunan yang cukup mengkhawatirkan, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga keselamatan diri – dan juga menghindari risiko buruk.

Berikut ini ulasannya.

 

 

1. Menjadi Pengamat Sekitar

Credit Image - theguardian.com

Ketika kamu mulai memasuki kawasan destinasi wisata yang terkenal ramai, ambil momen sejenak untuk mengamati lingkungan sekitar. Perhatikan sudut-sudut yang memungkinkan untuk keluar jika situasi menjadi gawat darurat, seperti gerbang masuk, gerbang keluar, atau titik akses lainnya yang bisa dijadikan celah untuk menyelamatkan diri.

Jangan ragu untuk bertanya dengan petugas keamanan atau pemandu wisata setempat terkait letak titik akses keluar-masuk di destinasi wisata yang kamu kunjungi, ya!

Ingatlah bahwa traveling ditujukan untuk bersenang-senang. Namun, jangan sampai Sahabat Fimela terlena dengan kesenangan dan lupa memperhatikan situasi sekitar.

Salah satu cara terbaik untuk menghindari risiko terinjak-injak adalah kamu harus peka dan mengevaluasi situasi keramaian, apakah kepadatan pengunjung masih terkendali, sudah padat atau melebihi batas wajar? Ketika sudah merasa tidak nyaman, lebih baik menyingkir dari keramaian, seperti mampir ke kafe dan toko souvenir setempat.

 

2. Ukur Tingkat Keramaian

Langkah berikutnya agar tetap aman dan selamat di kerumunan, kamu perlu mengukur tingkat risiko keramaian.

Pertama, jika kamu tidak mudah bersentuhan fisik dengan orang sekitar, maka kondisi keramaian masih aman. Kedua, jika bersenggolan secara tidak sengaja dengan orang lain, biasanya situasi cukup padat.

Dalam hal ini, kamu harus lebih bijak. Ketiga, jika sudah tidak bisa menggerakkan tangan dengan leluasa, seperti tak bisa menyentuh wajah, kamu patut waspada karena keramaian sudah melebihi batas wajar.

 

3. Hindari Choke Points

Credit Image - wdwnt.com

Tips tetap aman di kerumunan satu ini juga tak kalah pentingnya, lho.

Choke points adalah titik-titik yang berisiko menghalangi laju pergerakan keramaian, seperti pintu keluar, lorong-lorong, dan jembatan. Titik ini merupakan akses keluar bagi orang-orang, tapi juga menjadi titik petaka di mana arus keramaian bisa bertumpuk dan celah semakin sempit jika terjadi kepanikan.

Hal ini disebabkan sikap alamiah manusia di mana saat berada dalam situasi gawat darurat, manusia ramai-ramai bergerak ke arah satu titik untuk menyelamatkan diri.

Oleh karena itu, sesuai dengan langkah pertama, menjadi pengamat merupakan aspek penting dengan melihat titik alternatif lain untuk menyelamatkan diri, seperti jendela, tangga darurat, dan pagar.

 

4. Cari Tempat Berlindung

Kemudian, kamu juga bisa bergerak menyingkir perlahan dari keramaian dan gapailah titik tertentu untuk berlindung. Jika berada di area outdoor, perhatikan pepohonan, tiang, kendaraan, atau benda apa pun yang sekiranya kokoh untuk dipanjat atau naiki demi melindungi diri, apabila keramaian semakin tak terkendali.

Apabila berada di area indoor, perhatikan pula sisi dan benda sekitar yang memungkinkan untuk dijadikan tempat berlindung.

 

5. Terus Bergerak!

Credit Image - halodoc.com

Jika situasi kerumunan tidak memungkinkan untuk berlindung, maka kamu lebih baik ikut bergerak mengikuti arus keramaian dengan memperhatikan keseimbangan diri saat berjalan.

Biasanya, ketika berjalan kaki di keramaian, kamu akan merasakan jeda setelah ikut terdorong ke depan mengikuti arus kerumunan, seperti layaknya gelombang air. Dalam situasi ini, Sahabat Fimela harus bergerak secara diagonal dengan memanfaatkan ruang kosong di antara orang-orang ketika ada jeda tersebut.

Selain itu, kamu juga harus memperhatikan bahwa pada umumnya manusia ada yang refleks menahan diri agar tidak terdesak atau bahkan berusaha melawan arus. Kenyataannya, jika dua hal itu dilakukan, kamu akan kelelahan karena energi terlanjur habis. Menyimpan energi berada di kerumunan menjadi penting untuk menghadapi risiko ketika berdesak-desakan.

 

6. Pasang Tangan ala Petinju

Kematian akibat terinjak-injak di kerumunan bukan hanya satu-satunya risiko yang dihadapi. Ketika kerumunan orang bergerak maju dan situasi semakin padat, badanmu secara tidak langsung ikut terhimpit akibat tekanan dari berbagai sisi.

Risikonya, kamu bisa sesak napas. Untuk itu, angkatlah kedua tangan seperti seorang petinju dan pastikan ada jarak yang cukup antara tangan dan dada. Hal ini membantu untuk menahan tekanan yang bisa menghambat saluran pernapasan dengan kedua tangan.

 

7. Menjaga Pola Pernapasan

Credit Image - everydayhealth.com

Orang-orang yang berada di kerumunan bisa terkena asphyxia, kondisi di mana seseorang kekurangan oksigen akibat cara bernapas yang abnormal, seperti karena tersedak, paparan zat kimia atau asap, kepanikan, hingga mengidap penyakit tertentu.

Kondisi tersebut bisa menyebabkan hilangnya kesadaran, cedera otak, hingga kematian. Oleh karena itu, kendalikan diri dan atur pernapasan sebaik mungkin serta hindari berteriak jika tidak perlu.

 

Jadi, itulah trik menjaga keselamatan diri selama berada di kerumunan. Langkah pertama, pastikan kamu jangan langsung panik, ya. Dan agar diri tak mudah lemas ketika bergelut dengan keramaian, kamu juga perlu menjaga energi tubuh dengan menerapkan gaya makan sehat sekaligus dioptimalkan dengan mengonsumsi multivitamin Enervon Active secara rutin.

 

 

Featured Image – verywellmind.com

Source – fimela.com