Memasuki masa peralihan, baik itu pra remaja atau sudah berada di fase remaja, anak-anak biasanya akan mengalami banyak perubahan. Untuk itu, moms dan dads harus pintar-pintar dalam menghadapinya, sehingga sang buah hati pun tak salah langkah, ya!

Di usia penuh tantangan tersebut, orangtua pun harus lebih bijak dalam menuntun sekaligus mendidik anak yang tengah memasuki fase remaja. Jika tidak, hubungan anak dan orangtua bisa berubah sebab biasanya akan ada banyak perdebatan ketika ia sedang berada di fase ini.

Selain itu, memang sudah menjadi kewajiban moms dan dads dalam memberikan pengertian mengenai nilai-nilai kehidupan untuk bekal anak di masa mendatang, kan?

Jangan putus ada dulu, ya, moms dan dads. Untuk menghadapi anak yang tengah memasuki fase pra remaja. Ada beberapa tips jitu yang patut kamu pahami – lalu, diterapkan. Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

 

 

1. Menjadi Pendengar yang Baik

Credit Image - alodokter.com

Di usia pra remaja hingga remaja biasanya anak mulai mengalami berbagai gejolak dalam dirinya, dari masalah pubertas hingga pergaulannya.

Ada banyak hal yang mungkin ingin disampaikannya untuk sekadar bertanya atau mengutarakan berbagai kegelisahan dan pertanyaan yang muncul dalam pikirannya. Untuk itu, orangtua wajib menjadi pendengar yang baik.

Jangan sampai anak justru mencari pelampiasan lain yang negatif seperti melakukan kenakalan remaja hanya karena merasa tidak didengar dan tidak punya teman bicara.

Selain itu, hindari menyalahkan anak terhadap apa yang dia ceritakan. Pasalnya, hal ini dapat membuat anak enggan bercerita kembali. Nah, alih-alih menyalahkan lebih baik diskusikan penyelesaian terbaik jika anak mengalami masalah.

Selain itu, ketika orangtua menjadi pendengar yang baik, anak juga akan melakukan sebaliknya ketika kamu yang berbicara atau memberi saran.

 

2. Hormati Pula Privasi Anak!

Moms dan dads masih menganggap bahwa urusan anak adalah urusanmu juga? Hal ini memang berlaku ketika anak masih kecil. Tapi, tidak ketika ia memasuki masa remaja, lho. Jadi, orangtua perlu memahami bahwa anak mulai memiliki privasi yang harus dijaga dan dihormati.

Seiring dengan pertambahan usianya, orangtua terkadang lupa bahwa anak juga memiliki privasi. Kamar dan telepon genggam termasuk bagian dari privasi anak yang sebaiknya tidak dicampuri. Sebagai salah satu cara mendidik anak remaja, jangan lagi asal membuka ponsel anak tanpa seizinnya hanya karena penasaran dengan siapa ia chatting tiap harinya.

 

3. Sepakati Aturan-aturan Penting

Credit Image - mom.com

Menyepakati aturan penting merupakan hal yang perlu dilakukan antara anak dan orangtua. Saat memasuki masa pra remaja hingga remaja, moms dan dads tak lagi bisa mengaturnya dengan mudah. Bahkan anak terkadang lebih suka menghabiskan waktu bersama teman-temannya di luar ketimbang di rumah.

Untuk itu, orangtua perlu membuat berbagai kesepakatan penting. Misalnya pulang tidak boleh lewat dari jam 9 malam atau tidak boleh merokok dan minum alkohol. Usahakan untuk membuat kesepakatan bersama sebagai cara mendidik anak remaja.

Ketika anak menyepakatinya dan dilibatkan dalam diskusi, ia akan memiliki tanggung jawab dan tidak merasa terpaksa dalam menaatinya.

Kuncinya adalah memberi pengertian kenapa aturan tersebut diterapkan. Jadi jangan cuma melarang dan memarahi, tapi perlakukan anak layaknya orang dewasa yang bisa diajak diskusi.

 

4. Menjadi Teladan yang Baik

Merupakan hal yang wajar saat orangtua memiliki harapan untuk anak-anaknya. Oleh karena itu, beri tahu dan beri contoh nyata mengenai harapan moms dan dads kepadanya. Seperti, berharap anak berperilaku baik dan selalu menolong orang, belajar dengan giat, dan sederet harapan lainnya.

Nah mudahnya, kamu sendiri sebagai orangtua juga harus bisa mencontohkan sikap-sikap tersebut sebagai bukti bahwa kamu tak hanya mengajarkan tetapi juga mempraktikkan.

Meski ia mungkin merasa banyak dituntut pada awalnya, lama-lama anak akan mengerti bahwa ingin semua yang terbaik bagi anaknya. Dengan begitu, anak jadi bisa lebih memilah mana sikap yang sebaiknya dilakukan dan mana yang tidak.

 

5. Sampaikan Informasi Penting dalam Bergaul

Credit Image - psychcentral.com

Mulai dari masa pra remaja sampai remaja, ini merupakan usia yang rentan karena di usia ini mereka akan melihat banyak hal di lingkungannya. Maka dari itu, moms dan dads perlu memberanikan diri untuk membicarakan tentang pergaulan remaja saat ini.

Kamu pun perlu memberikan informasi yang tepat kepada mereka, termasuk tentang edukasi seks, rokok, narkoba, alkohol, dan lain-lainnya. Jika tidak, mereka akan mendapatkan informasi yang belum tentu benar dari orang lain.

Sebagai cara mendidik anak remaja, hal ini dilakukan untuk membangun pondasi yang kuat dalam bergaul dan memberikan mereka informasi yang sesuai. Hal ini juga berhubungan dengan perkembangan emosi remaja sebagai identitas diri.

 

6. Beritahu Cara Mengelola Stres

Ada berbagai tantangan dan sumber stres yang harus dihadapi setiap orang termasuk anak yang memasuki masa pra remaja dan remaja. Pasalnya, jika tidak dilatih sejak dini, anak akan kewalahan menghadapi stres di masa depan sehingga mentalnya tidak cukup kuat.

Untuk menghindari terjadinya depresi pada remaja, hal yang perlu kamu lakukan adalah membekalinya dengan berbagai cara mengelola stres dengan sehat. Misalnya daripada memarahi anak ketika ia sedang banyak pikiran, dekati anak dan ajak bicara baik-baik soal masalah yang merundungnya.

Dengarkan keluh kesahnya tanpa menghakimi atau mencari kesalahan anak. Hibur dirinya dengan kata-kata yang memotivasi dan memberi harapan. Kemudian ajak ia untuk mencari solusi atau menyalurkan emosinya dengan berolahraga, menekuni hobinya seperti bermusik, menulis, dan lain-lain.

Sebagai cara mendidik anak remaja, tunjukkan bahwa stres adalah bagian yang normal dari kehidupan. Stres tak selalu jadi musuh yang harus ditakuti.

Stres juga harus dilawan dan tak boleh dibiarkan terlalu lama karena bisa mengganggu keseharian.

 

Moms dan dads, jadi, itulah berbagai trik menghadapi sekaligus mendidik anak yang tengah memasuki masa pra remaja hingga remaja. Meski tak mudah menghadapi anak yang berada di fase tersebut, namun jangan putus asa, ya. Ingat, mereka sangat membutuhkan arahan dari orangtua, lho!

 

Featured Image – berkeluarga.id

Source – hellosehat.com