Moms dan dads, sudah menjadi tugas orangtua untuk memerhatikan pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati. Hal ini termasuk memantau status gizi Si Kecil, apakah sudah optimal atau belum.

Perlu diketahui bahwa status gizi anak merupakan salah satu tolak ukur penilaian tercukupinya kebutuhan asupan gizi harian dan penggunaan zat gizi tersebut oleh tubuh Si Kecil. Jadi, itulah alasan megapa status gizi harus diamati secara cermat.

Dari hal tersebut, moms dan dads juga bisa mengetahui apakah asupan nutrisi anak sudah terpenuhi, sehingga tumbuh kembangnya pun semakin optimal. Sebaliknya, kalau status gizi kurang baik, maka anak pun berpotensi mengalami malnutrisi atau masalah pada tumbuh kembangnya.

Nah, biar moms dan dads tak salah dalam menghitung status gizi anak, berikut triknya yang perlu diketahui.

 

 

Indikator Penilaian Status Gizi Anak

Credit Image - theasianparent.com

Berdasarkan pedoman dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017, ada beberapa indikator yang dapat moms dan dads jadikan acuan dalam menghitung status gizi Si Kecil, yaitu:

  • Berat badan
  • Panjang atau tinggi badan
  • Usia anak
  • Jenis kelamin
  • Lingkar kepala

 

Bagaimana Cara Menghitung Status Gizi Anak Usia 0-5 Tahun?

Credit Image - doktersehat.com

Tiga indikator status gizi anak, yaitu berat badan, tinggi badan, dan usia, saling berhubungan. Ketiganya termasuk ke dalam Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) sesuai jenis kelamin.

Penggunaan GPA memudahkan dokter dan para orangtua dalam memantau pertumbuhan anak.  Untuk mengukur status gizi anak usia di bawah lima tahun, moms dan dads dapat menggunakan grafik yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Pedoman WHO tahun 2006 menerbitkan penggunaan grafik status gizi anak, dan berdasarkan jenis kelamin. Berikut cara menghitungnya:

1. Berat badan berdasarkan umur

Indikator Berat Badan berdasarkan Umur (BB/U) digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan yang sesuai dengan usia anak.

Penilaian BB/U dipakai untuk mencari tahu kemungkinan seorang anak mengalami berat badan kurang, sangat kurang, atau lebih. Namun, indikator ini biasanya tidak bisa dipakai jika umur anak tidak diketahui secara pasti.

Kamu dapat mengetahui berat dan tinggi badan anak dengan Standar Deviasi (SD) yang telah dijadikan standar penilaian. Berikut status gizi anak berdasarkan BB/U, yaitu:

  • Berat badan normal: -2 SD sampai +1 SD
  • Berat badan kurang: -3 SD sampai <-2 SD
  • Berat badan sangat kurang: <-3 SD
  • Risiko berat badan lebih: >+1 SD

Untuk mengetahui ambang batas atau Z score dalam menentukan status gizi anak, kamu dapat mengikuti rumus di bawah ini:

Jika BB anak < median

BB anak - BB median
BB Median - (tabel -1sd)

=BB/U

Jika BB anak > median

BB anak - BB median
(tabel +1sd) - BB Median

=BB/U

Perlu diingat bahwa BB median dan nilai -1sd/+sd hanya dapat dilihat pada tabel Berat Badan menurut Usia pada Permenkes No.2 Tahun 2020 Standar Antropometri Anak, yang bisa moms dan dads lihat di sini

Ketika anak tergolong ke dalam risiko berat badan lebih, tak menutup kemungkinan ia memiliki masalah pertumbuhan sehingga pastikan kamu berkonsultasi pada dokter anak.

 

2. Tinggi badan berdasarkan umum

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur tinggi badan sesuai dengan usia anak. Perhitungan ini digunakan untuk mencari tahu penyebab jika anak memiliki tubuh pendek.

Akan tetapi, indikator TB/U hanya bisa digunakan bagi anak usia 2-18 tahun dengan posisi berdiri. Sehingga jika usianya masih di bawah 2 tahun, pengukurannya menggunakan indikator panjang badan atau PB/U dengan posisi berbaring.

Jika anak berusia di atas 2 tahun diukur tinggi badannya dengan cara berbaring, maka nilai TB harus dikurangi dengan 0,7 sentimeter (cm).

Status gizi anak berdasarkan TB/U yakni:

  • Tinggi: >+3 SD
  • Tinggi badan normal: -2 SD sampai dengan +3 SD
  • Pendek (stunting): -3 SD sampai dengan <-2 SD
  • Sangat pendek (severe stunting): <-3 SD

Untuk mengetahui ambang batas atau Z score dalam menentukan status gizi anak, Mama dapat mengikuti rumus di bawah ini:

Jika TB/PB anak < median

TB/PB anak - TB/PB median
TB/PB Median - (tabel -1sd)

=TB/PB

Jika TB/PB anak > median

TB/PB anak - TB/PB median
(tabel +1sd) - TB/PB Median

=TB/PB/U

Sama seperti saat mengukur BB/U, moms dan dads dapat melihat TB/PB median dan nilai -1sd/+sd hanya dapat dilihat pada tabel Tinggi/Panjang Badan menurut Usia pada Permenkes No.2 Tahun 2020 Standar Antropometri Anak, yang bisa kamu lihat di sini

 

3. Berat badan berdasarkan tinggi badan

Sesuai namanya, indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai dengan tinggi badan anak. Pengukuran ini yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan status gizi anak.

Status gizi anak berdasarkan BB/TB yakni:

  • Gizi buruk (severely wasted): <-3 SD
  • Gizi kurang (wasted): -3 SD sampai <-2 SD
  • Gizi baik (normal): -2 SD sampai +1 SD
  • Risiko gizi lebih: >+1 SD sampai +2 SD
  • Gizi lebih (overweight): >+2 SD sampai +3 SD
  • Obesitas: >+3 SD

 

Bolehkah Status Gizi Anak Dihitung dengan Indeks Massa Tubuh?

Credit Image - alodokter.com

Perlu diingat bahwa usia anak-anak adalah masa-masa penting, di mana pertumbuhan tubuhnya berlangsung sangat pesat.

Dalam rentang usia 6-9 tahun, tubuh anak masih akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Mulai dari berat badan, tinggi badan, hingga ukuran tubuh, secara keseluruhan akan terus mengalami perubahan.

Sementara setelah menginjak usia dewasa, pertumbuhan tersebut biasanya akan berhenti secara bertahap Sehingga inilah yang membuat proses pertumbuhan anak-anak dan dewasa berbeda.

Karena tubuh anak-anak masih akan terus mengalami perkembangan, maka pengukuran indeks Massa Tubuh (IMT) yang seringkali dijadikan tolak ukur status gizi orang dewasa, tidak bisa digunakan pada anak.

IMT adalah penilaian status gizi untuk usia dewasa dengan melakukan perbandingan berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Perhitungan ini dinilai kurang akurat dalam mengukur status gizi anak, karena berat badan dan tinggi badan di usia anak-anak cenderung berubah dengan sangat cepat.

 

Jadi, itulah informasi mengenai cara menghitung status gizi anak. Moms dan dads, pastikan Si Kecil selalu mendapatkan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan hariannya, ya!

 

 

Featured Image – klikdokter.com

Source – popmama.com