Masih suka selalu ingin tahu alias kepo soal kehidupan anak-anak? Hal ini tidak salah, kok, moms dan dads. Tapi ingat, menjaga privasi anak tetap tidak boleh dilupakan, ya.

Yang perlu diketahui bahwa keinginan untuk memiliki lebih banyak privasi ternyata merupakan bagian alami dari pertumbuhan sang buah hati, lho. Apalagi, ketika memasuki masa remaja, anak pun mulai menghadapi tantangan besar, seperti mempelajari seperti apa mereka – dan apa yang ingin dilakukan dalam hidup.

Selain itu, otak anak juga mulai berkembang pesat, sehingga ia memperoleh keterampilan berpikir baru dan mengembangkan minat sosial yang baru. Untuk itu, tidak heran kalau privasi anak sangat diperlukan untuk menekuni minat barunya tersebut.

Tak perlu khawatir, moms dan dads, memiliki privasi bukan berarti anak selalu menyembunyikan berbagai hal dari orangtuanya. Tapi, jika ada sikap mencurigakan – atau kerahasiaan yang ekstrim, barulah kamu boleh curiga, ya.

 

 

Kaitan Privasi Anak dan Kepercayaan

Credit Image - dorangadget.com

Saat remaja tumbuh dewasa, mereka ingin dipercaya untuk melakukan lebih banyak hal daripada saat mereka masih kecil. Mereka juga ingin dianggap dewasa, bertanggung jawab, dan mandiri. Memberi remaja ruang dan privasi dapat memberikan kebebasan yang baik untuk perkembangan mereka. Mereka tidak hanya merasa dipercaya, tetapi mereka juga merasa mampu dan percaya diri.

Ingatlah juga bahwa remaja juga menanggung perubahan fisik yang membuat privasi pada usia ini menjadi penting.

Seorang anak yang selalu merasa nyaman berganti pakaian di depan orang tuanya mungkin kini tidak ingin lagi melepas pakaiannya di depan orangtua. Mereka juga dapat mengunci pintu kamar tidur atau pintu kamar mandi untuk memastikan bahwa privasi mereka dihormati. Ini adalah bagian normal dari pertumbuhan dan bukan alasan untuk khawatir, ya.

Remaja juga mungkin merasa lebih nyaman mengajukan pertanyaan atau curhat kepada orangtua yang jenis kelaminnya sama dengannya tentang masalah tertentu. Apalagi jika ini terkait dengan hubungan romantis atau perubahan fisiologis yang mereka alami.

Ketika privasi anak dapat diberikan sesuai dengan kebutuhan, maka hal itu dapat membantu mereka menjadi lebih mandiri dan membangun kepercayaan diri mereka. Sebagai orangtua mereka, berusahalah untuk menemukan keseimbangan antara mengetahui apa yang anak remaja lakukan, mempercayai bahwa anak remaja memiliki beberapa masalah pribadi, dan mengetahui kapan harus turun tangan.

Secara keseluruhan, moms dan dads mungkin harus percaya pada insting.

 

Akibat Jika Anak Tidak Diberikan Privasi

Credit Image - scmp.com

Jika anak merasa tengah memperjuangkan kebutuhan privasi mereka, mungkin ada masalah kepercayaan di akarnya. Perlu moms dan dads pahami bahwa ketika remaja yakin orangtua mereka telah melanggar privasi mereka, maka akan lebih banyak konflik yang kelak akan terjadi.

Para remaja merasa bahwa orangtua mereka tidak mempercayai mereka atau bahwa mereka mengharapkan remaja berperilaku seperti anak-anak usia sekolah.

Jika kamu merasakan hal seperti ini, coba ambil langkah mundur dan tentukan bagaimana ibu dapat memberi anak remaja lebih banyak ruang dan privasi tanpa mengorbankan kebutuhan mereka akan keselamatan dan bimbingan dari orangtua. Namun, jika kamu curiga anak remaja menyembunyikan sesuatu, baik moms maupun dads mungkin perlu menyelidikinya.

 

Menjaga Privasi Artinya Memberi Kepercayaan

Credit Image - edition.cnn.com

Meskipun penting untuk memberi privasi anak yang sesuai dengan kebutuhan, tapi perlu diingat bahwa remaja tidak selalu siap menghadapi dunia sendirian. Ia masih membutuhkan bimbingan orangtua. Tidak jarang remaja membuat keputusan cepat dan mereka tidak selalu memikirkan konsekuensi dari pilihan mereka.

Akibatnya, remaja tetap membutuhkan nasehat dan dukungan. Mereka juga perlu melakukan kontak rutin dengan orangtua dan berkomunikasi secara teratur.

Menjaga privasi anak tidak sama dengan memberinya kebebasan – yang mana dapat menimbulkan masalah di kemudian hari, lho. Akibatnya, kedua orangtua harus menemukan cara untuk menyeimbangkan kebutuhan mereka akan privasi dan kebutuhanmu untuk memastikan keselamatan dan keamanan mereka

Salah satu cara untuk menentukan batasan adalah dengan bertanya pada diri sendiri apa yang benar-benar perlu kamu ketahui dan apa yang tidak perlu diketahui. Misalnya, moms dan dads perlu mengetahui ke mana anak remaja akan pergi, dengan siapa mereka akan bersama, dan kapan mereka akan pulang.

Namun, kamu tidak perlu tahu apa yang mereka bicarakan dengan teman-temannya. Tentu saja, beberapa remaja bersedia memberikan informasi ini. Namun, jika anak tidak mau banyak berbagi tentang obrolan mereka, jangan terlalu khawatir dan jangan menuntutnya. Kuncinya adalah mengetahui apa yang benar-benar harus diketahui sebagai orangtua dan hal-hal yang dapat dirahasiakan oleh anak. 

Cara lain untuk memberikan privasi anak, terlebih remaja meliputi:

  • Mengizinkan mereka untuk menemui dokter secara pribadi jika itu yang mereka inginkan.
  • Bertanya atau meminta izin sebelum mengeluarkan sesuatu dari dompet atau ransel mereka.
  • Memberi mereka waktu sendiri.
  • Mengetuk pintu sebelum masuk ke kamar mereka.
  • Meninggalkan ponselnya sendiri dan tidak mengintip teks.
  • Tidak membaca jurnal dan buku catatan mereka sendiri.
  • Membiarkan mereka melakukan percakapan pribadi dengan teman atau saudara mereka tanpa menuntut banyak detail.
  • Menghormati privasi kamar mereka dengan tidak memeriksa barang-barang mereka.

 

Meski terdengar sepele, namun memberi privasi anak sangat dibutuhkan, lho. Karena pada akhirnya, hal inilah yang membuatnya merasa percaya pada moms dan dads. Jadi, sudahkah kamu menghargai personal space sang buah hati?

 

 

 

Featured Image – parapuan.co

Source – halodoc.com