PPKM memang sudah dicabut, tapi bukan berarti pandemi Covid-19 sudah usai. Pasalnya, berbagai macam mutasi virus masih terus bermunculan, apalagi dari varian Omicron yang disebut paling menular.

Yap, lebih mahir dalam mengelak imunitas, mulai dari vaksinasi, riwayat infeksi, atau bahkan keduanya – Omicron masih menjadi masalah yang belum tuntas. Bahkan, varian tersebut kembali melahirkan subvarian baru, yakni XBB.1.5.

Dalam rapat WHO, Covid-19 Technical Lead Badan Kesehatan Dunia, Dr. Maria van Kerkhove kembali menjabarkan subvarian XBB.1.5 yang merupakan turunan dari XBB – varian rekombinan Omicron subvarian BA.2.10.1 dan BA.2.75. Subvarian terbaru ini pun sudah terdeteksi di 29 Negara.

Kabar buruknya, subvarian XBB.1.5 merupakan yang paling menular saat ini. Penyebabnya adalah mutasi yang dibawa oleh subvarian tersebut, sehingga virus menjadi lebih mudah melekat ke sel manusia dan bereplikasi secara masif.

 

 

XBB.1.5 Menggeser Varian Lainnya

Credit Image - nasional.kompas.com

WHO merasa khawatir akan akan potensi perkembangan varian XBB.1.5. Ia menyoroti Eropa dan Amerika Serikat (AS), terutama bagian timur laut, di mana XBB.1.5 menjadi varian yang paling dominan.

Hal tersebut selaras dengan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Per akhir Desember 2022, XBB.1.5 berkontribusi terhadap 40,5 persen kasus Covid-19 baru di sana. Selain itu, Time mencatat bahwa XBB.1.5 juga menjadi biang kerok 75 persen kasus Covid-19 baru di wilayah timur laut AS sekaligus yang terbanyak.

 

Tingkat Keparahan Belum Diketahui, Tapi Ini Potensi Gejalanya

Mudahnya penularan XBB.1.5 menjadi kekhawatiran WHO. Seperti XBB, subvarian XBB.1.5 juga memiliki kemampuan mengelak imunitas, baik dari riwayat infeksi, vaksinasi, atau keduanya.

Ingatlah bahwa makin banyak penyebaran XBB.1.5, maka potensi mutasi dan adanya varian baru juga makin meningkat. Seperi varian Omicron lainnya, infeksi XBB.1.5 digadang-gadang memicu gejala seperti infeksi Omicron. Laman JoinZOE mencatat gejala-gejala umum, seperti:

Lalu, bagaimana dengan tingkat keparahannya? Maria mengatakan bahwa saat ini, WHO tidak memiliki data mengenai keparahan XBB.1.5, tetapi ia juga menambahkan bahwa WHO memprediksi tak ada perubahan keganasan XBB.1.5 dibanding varian Omicron lainnya. Akan tetapi, WHO terus memantau studi dan laju rawat inap di seluruh dunia.

 

Vaksin Masih Menjadi Perlindungan Penting

Credit Image - aa.com.tr

Sementara WHO memprediksikan penularan masif, namun ini bukan berarti "gelombang kematian akibat Covid-19" karena upaya penanggulangan yang berhasil di dunia. Lalu, apakah vaksinasi Covid-19 dan booster-nya saat ini berlaku melawan XBB.1.5?

Meski data mengenai XBB.1.5 masih sedikit, data keampuhan vaksinasi terhadap XBB bisa memberi sedikit petunjuk. Menurut studi yang dimuat dalam New England Journal of Medicine pada Desember 2022, penerima vaksin booster bivalent (yang saat ini diproduksi Moderna dan Pfizer-BioNTech) lebih terlindungi.

 

Tetap Lakukan Prokes dan Tingkatkan Proteksi Tubuh!

Kemenkes mengeluarkan pernyataan tak akan mengintervensi kebijakan dalam penggunaan masker. Selain itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa sementara pemakaian masker dianjurkan di ruang tertutup dan kerumunan, masker tidak lagi anjuran wajib di ruang terbuka, melainkan tergantung kesadaran pribadi.

Dan, tidak henti-hentinya masyarakat mengingatkan langkah pencegahan. Selain vaksinasi dan booster-nya, pencegahan Covid-19 bisa dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu:

  • Memakai masker berlapis ganda.
  • Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 20 detik.
  • Menjaga jarak dari kerumunan hingga 1,8–2m.
  • Tidak keluar rumah jika tak ada urusan penting atau tidak dalam kondisi fit.
  • Tidak menyentuh mata, hidung, dan/atau mulut.
  • Menutup hidung dan mulut saat batuk atau bersin.

Selain mendapat vaksinasi sekaligus menjalani protokol kesehatan, untuk menghindari risiko infeksi Covid-19, kamu juga harus menguatkan imunitas tubuh. Ingat, kekebalan yang baik merupakan perlindungan utama dalam mengurangi risiko paparan virus penyebab penyakit.

Optimalkan kekebalan tubuh dengan menerapkan pola makan sehat yang dimulai dari mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Serta, lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin Enervon Active.

Enervon Active mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Kandungan vitamin C dan zinc di dalamnya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit. Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama, sehingga tak mudah lelah saat beraktivitas!

Yuk, segera dapatkan multivitamin andalan satu ini dengan mengunjungi official store Enervon, ya.

 

Saat ini, subvarian Covid-19 masih terus bermunculan. Meski PPKM sudah dicabut, tapi kamu tetap harus melakukan langkah pencegahan – dan jangan sampai lengah!

 

 

Featured Image – everydayhealth.com

Source – idntimes.com