Setelah mengalami masa lonjakan kasus Covid-19, kini Indonesia sudah mulai bernapas lega. Ya, pasalnya penambahan kasus harian virus corona pun kian melambat. Sehubungan dengan menurunnya angka positif, beragam kegiatan juga sudah boleh dilakukan kembali.

Meski penurunan kasus sudah terjadi, namun bukan berarti masyarakat boleh lengah begitu saja. Pasalnya, sejumlah pihak sedang waswas soal risiko kembalinya lonjakan kasus – alias gelombang ketiga Covid-19.

Lantas, sebenarnya apa hal yang bisa menyebabkan terjadinya lonjakan kasus, bahkan memicu gelombang ketiga virus corona? Berikut ini ungkapan dari seorang pakar.

 

 

Ini Bukti Kasus Positif Covid-19 Sudah Melandai

Credit Image - cnnindonesia.com

Dilansir dari Detik, salah satu indikasi bahwa Covid-19 di Indonesia sudah mulai menurun, yakni angka reproduksi kasus yang sudah turun di bawah angka satu. Selain itu, positivity rate juga sudah turun ke 1,31 persen – ini lebih rendah dari standar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 5 persen.

Untuk pertama kalinya reproduksi kasus di Indonesia berada di bawah angka satu. Berarti, risiko penularan sudah mulai menurun. Reproduksi kasus merupakan reproductive number at time – atau bisa disebut sebagai penularan secara rerata. Misalnya, kalau rerata menunjukan angka satu, ini berarti satu orang bisa menularkan ke 4 orang lain – dan begitu seterusnya.

Kalau angka menunjukkan kurang satu satu, berarti risiko penularan sudah semakin melandai, dan diharapkan kasus baru dapat semakin berkurang.

Meski demikian, di sisi lainnya, pakar epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman menyatakan bahwa masyarakat tetap harus waspada akan kemungkinan gelombang ketiga. Jika semula diprediksi muncul di bulan Oktober, kini gelombang ketiga tersebut diperkirakan mundur ke akhir tahun.

Selain itu, dengan adanya penurunan penularan virus sebaiknya tidak dijadikan selebrasi berlebihan, karena hal tersebut akan memicu kelengahan masyarakat. Jadi, protokol kesehatan masih harus diterapkan, lalu testing dan tracing juga harus digencarkan demi semakin terkendalinya kondisi pandemi.

 

Pemicu Gelombang Ketiga, Wajib Diwaspadai!

Credit Image - news.detik.com

Menurut seorang epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko, lonjakan angka kasus positif Covid-19 dapat terjadi akibat tingginya kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Mengingat, kenaikan angka virus corona terjadi di bulan Juli silam – yang beriringan dengan mobilitas masif masyarakat selama momen libur lebaran.

Risiko penyebaran pun akan semakin meningkat ketika mobilitas masyarakat terus bertambah. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya kerumunan, sehingga penularan virus lebih mudah terjadi. Belajar dari kasus sebelumnya, beberapa lonjakan kasus di tanah air terjadi setelah melewati libur panjang – yang mengakibatkan mobilitas dan kerumunan semakin bertambah banyak.

Diingatkan pula bahwa sebentar lagi masyarakat Indonesia akan menyambut momen Natal dan Tahun Baru di penghujung 2021. Pastinya, di waktu tersebut akan tinggi risiko mobilitas masyarakat, terlebih sudah banyak tempat publik yang sudah kembali beroperasi.

Menurut Tri Yunis Miko, kalau di momen tersebut vaksinasi Covid-19 belum mencapai 50 persen target, maka risiko terjadinya gelombang ketiga pun semakin besar. Kalau pun sudah mencapai 50 persen, risiko tetap ada, sebab mobilitas masyarakat yang tidak dibatasi di periode libur panjang akhir tahun. Dalam skenario ini, diperkirakan lonjakan akan terjadi selambat-lambatnya di bulan Maret 2022.

 

Jadi, Tetap Patuhi Prokes dan Jaga Kekebalan Tubuh!

Credit Image - idxchannel.com

Di masa pandemi Covid-19, kesehatan merupakan hal paling berharga. Untuk itu, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati – sangat benar adanya. Masyarakat diminta agar terus menerapkan upaya pencegahan, dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pastikan sudah memakai masker ketika bepergian, menerapkan jaga jarak, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta tidak bepergian – kecuali ada urusan yang mendesak. Sejumlah langkah pencegahan tersebut pun masih harus diterapkan, meskipun nanti sudah memperoleh vaksinasi Covid-19.

Selain itu, optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.

Dan, yang tak boleh dilupakan – lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C yang memiliki kandungan vitamin lengkap. Multivitamin yang satu ini dianjurkan dikonsumsi dua kali sehari.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra.

Atau, bisa juga minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah lelah, ya!

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Meski angka kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah menurun, namun jangan sampai lengah. Pasalnya, masih ada risiko gelombang ketiga yang mungkin dialami. Untuk itu, tetap lakukan langkah pencegahan agar penularan virus dapat diminimalisir!

 

 

Featured Image – okezone.com

Source – detik.com