Sudah bukan rahasia lagi kalau diabetes dapat menyebabkan berbagai masalah komplikasi. Penyakit yang satu ini pun dapat memengaruhi organ, termasuk otak, lho. Dilansir dari WebMD, diabetes, apalagi tipe 2 bisa merusak pembuluh darah otak, sehingga menyebabkan peningkatan risiko demensia.

Sementara ini, sudah banyak berbagai penelitian mengenai dampak diabetes tipe 2 terhadap otak – dan dikatakan penyakit ini bisa membuat otak menjadi lebih tua. Lebih lengkap mengenai studi tersebut, berikut ulasannya.

 

 

Studi Libatkan Puluhan Ribu Partisipan Lansia

Credit Image - alodokter.com

Dimuat dalam jurnal eLife pada 31 Mei 2022, para peneliti Amerika Serikat (AS) ingin mengetahui dampak diabetes terhadap otak yang disertai dengan faktor penuaan serta keefektifan terapi yang ada.

Untuk itu, para peneliti melibatkan data dari UK Biobank. Hasilnya, para peneliti mendapatkan 20.314 partisipan berusia 50 sampai 80 tahun. Para peneliti terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:

  • Sebanyak 1.012 pasien diabetes tipe 2.
  • Sebanyak 19.302 partisipan sehat.

Selain tes magnetic resonance imaging (MRI), para partisipan juga menjalani tes kemampuan kognitif, seperti tes memori kerja, kecepatan pemrosesan informasi, hingga fungsi eksekutif (perencanaan hingga pengorganisasian dalam mengerjakan tugas sehari-hari).

 

Hasilnya, Diabetes Tipe 2 Bisa Turunkan Kinerja Otak, Membuatnya Lebih Tua

Tidak mengejutkan, para peneliti menemukan bahwa kinerja otak pasien diabetes tipe 2 menurun secara signifikan. Hasil ini terlihat dari nilai rendah di tes kognitif oleh para partisipan dengan diabetes tipe 2.

Selain itu, para peneliti mencatat bahwa diabetes tipe 2 mempercepat penurunan fungsi kognitif pada para pasien seiring usia. Ini terlihat jelas dari skor kecepatan fungsi eksekutif dan kecepatan pemrosesan informasi pada pasien diabetes tipe 2 yang menurun, masing-masing 13 dan 7 persen, dibanding kelompok sehat.

 

Kehilangan Insulin Membuat Otak Kelaparan

Credit Image - kompas.com

Para peneliti juga mencatat bahwa bagian otak partisipan mengalami penyusutan atau atrofi otak. Namun, kabar buruknya adalah otak para pasien diabetes tipe 2 mengalami atrofi otak paling parah. Dibanding partisipan sehat, materi abu-abu otak pasien diabetes tipe 2 mengalami penyusutan hingga 26 persen lebih cepat.

Dalam penelitian bertajuk "Type 2 diabetes mellitus accelerates brain aging and cognitive decline" ini, para peneliti mencatat bahwa bagian otak yang paling terdampak adalah ventral striatum, bagian penting untuk fungsi eksekutif. Pada pasien diabetes tipe 2, bagian ini menyusut 6,2 persen lebih parah daripada partisipan sehat.

Dikatakan bahwa tingginya gula darah akibat kurangnya insulin bisa merusak pembuluh darah dan saraf tubuh, termasuk otak. Karena otak juga butuh glukosa, tanpa insulin, otak bisa kewalahan. Lilianne yakin bahwa starvasi neuron adalah penyebab penuaan otak.

 

Obat Tidak Dapat Memulihkan Fungsi Kognitif Otak Pasien

Selain temuan tersebut, para peneliti juga memantau efektivitas metformin (obat penurun gula darah) terhadap otak pasien diabetes tipe 2. Dalam penelitian tersebut, sebanyak 498 pasien menjalani terapi dengan metformin, sementara 352 pasien tidak menerima pengobatan.

Sayangnya, meskipun sudah disesuaikan dengan indeks massa tubuh dan durasi penyakit, para peneliti menemukan bahwa metformin tidak memiliki efek apa pun yang menguntungkan kinerja kognitif otak pasien diabetes tipe 2.

Meskipun terlihat tak meyakinkan, para peneliti mengatakan bahwa masih tak mungkin untuk menentukan karakteristik terkait diabetes lainnya. Oleh karena itu, temuan mengenai metformin ini belum mencapai konklusi.

 

Pencegahan yang Perlu Dilakukan

Credit Image - herminahospitals.com

Temuan studi ini menekankan bahaya diabetes tipe 2 untuk otak yang membuatnya menua lebih cepat. Sementara belum mencapai konklusi, para peneliti khawatir metformin tidak ampuh untuk mengembalikan fungsi kognitif otak yang mengalami atrofi akibat diabetes tipe 2.

Dengan kata lain, pencegahan adalah hal utama. Meski beberapa faktor tidak dapat dicegah, yaitu usia dan riwayat keluarga, tetapi masih ada berbagai cara untuk mencegah diabetes tipe 2, seperti menjaga gaya hidup sehat, mulai dari pola makan bergizi seimbang, rutin olahraga, dan tidur cukup, serta menjaga berat badan ideal.

Dan yang tidak kalah pentingnya dalam menjaga kesehatan tubuh, yaitu rutin mengonsumsi suplemen vitamin C. Ini dapat membantu memaksimalkan sistem kekebalan tubuh. Untuk memperoleh asupan vitamin C, direkomendasikan untuk mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Pastikan kamu sudah rutin minum Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Multivitamin Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk perlindungan ekstra, sekaligus memberikan sensasi segar sepanjang hari.

Untuk yang punya masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tak mudah lelah – dan pastinya menjaga imunitas tubuh tetap optimal, berkat kandungan vitamin C dan zinc-nya.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang dikonsumsi bisa diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat ini bisa membuat tubuh makin produktif selama beraktivitas.

Nah, untuk memperoleh produk Enervon yang tepat, kamu bisa segera kunjungi official store-nya di Tokopedia, ya!

 

Diabetes tipe 2 dapat menyebabkan penuaan pada otak. Pastikan kamu sudah menjalani langkah pencegahan untuk menghindari risiko diabetes.

 

 

Featured Image – health.detik.com

Source – idntimes.com