Pandemi Covid-19 di Indonesia sepertinya belum menemukan titik terang. Walau sudah banyak prediksi yang diumumkan, namun semua kalangan hanya bisa berdoa agar pandemi ini cepat selesai. Sudah banyak hal yang terjadi selama pandemi virus corona, termasuk banyaknya PHK yang terjadi untuk para pegawai.

PHK atau pemberhentian kerja itu terjadi karena bisnis tidak berjalan lancar seperti pada biasanya karena Covid-19 ini. Hal ini tentu jadi beban berat bagi banyak kalangan. Sudah mau hari raya, kena PHK, entah THR dapat atau tidak.

 

 

Melihat hal ini, ada langkah pemerintah yang cukup menuai banyak kontroversi. Belum lama ini, pemerintah sempat menyatakan adanya izin untuk mereka yang berusia di bawah 45 tahun untuk kembali bekerja dan beraktivitas di tengah pandemi seperti ini.

Sisi positifnya adalah mereka yang tertahan mesti di rumah saja, akhirnya punya kesempatan lagi untuk mengumpulkan pundi-pundi uang untuk melanjutkan kehidupan. Mereka bisa bekerja lagi seperti biasa walau resikonya cukup besar di tengah pandemi Covid-19 seperti ini.

Namun layaknya uang koin yang mempunyai dua sisi yang saling bersisian, jika ada sisi positif, tentu ada sisi negatifnya juga. Sisi negatif ini mengacu kepada kekhawatiran para tenaga medis, khususnya para dokter yang mempunyai dasar angka jumlah pasien Covid-19 di Indonesia, menurut mereka pemerintah belum layak mengizinkan warganya untuk kembali beraktivitas.

 

Kekhawatiran Dari Para Tenaga Medis

Kebijakan pemerintah itu dikhawatirkan oleh para tenaga medis malah akan menambah banyaknya kasus infeksi Covid-19 di Indonesia. Dilansir dari CNN Indonesia – Profesor Zubairi Djoerban sebagai Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia, menyatakan kebijakan pemerintah yang memperbolehkan warganya di bawah umur 45 tahun kembali beraktivitas berpotensi untuk membuat lebih banyak orang terinfeksi. Jika sudah seperti itu, diprediksi akan ada lonjakan kasus nantinya.

Zubairi juga menerangkan jika kebijakan ini mengacu kepada data kasus di beberapa negara yang menunjukan kelompok muda memang memiliki daya tahan tubuh lebih kuat, tapi bukan berarti kebal dari infeksi yang terjadi.

Jika infeksi Covid-19 yang terjadi pada orang tua beresiko menyerang salurang pernapasan – untuk para kelompok muda, dikhawatirkan resiko penyerangannya ada di arah penyakit stroke. Kekhawatiran lanjutannya adalah yang muda malah menjadi pembawa virusnya.

Zubairi juga menyatakan kalau jika yang muda boleh keluar, lalu ia tertular – akan ada dua kemungkinan yang terjadi: pertama ia punya gejala walau rendah, kedua ia tidak punya gejala atau silent carrier dan ini jelas berbahaya untuk orang yang ada di rumahnya.

Kekhawatiran dari Zubairi juga disambut oleh Erlang Samoedro yang merupakan Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia – yang memperkirakan akan ada lonjakan kasus jika memang pemerintah memperbolehkan warga di bawah usia 45 tahun kembali bekerja dan beraktivitas.

Masih dari CNN Indonesia, Erlang menyatakan memang jumlah kasus dan pertambahannya sudah mulai menurun, tapi pelonggaran tersebut dikhawatirkan malah akan membuat jumlah kasus meningkat lagi.

Erlang juga menambahkan kalau Indonesia terkendala oleh pemeriksaan tes PCR yang membutuhkan waku yang lama sehingga hal ini tentu jadi kesulitan tersendiri jika ada lonjakan kasus lagi.

 

Direkomendasikan Setelah Melewati Puncak Pandemi

Keduanya, baik Erlang dan Zubairi sama-sama merekomendasikan agar pelonggaran ini diperbolehkan ketika kurva kasus atau jumlah kasus benar-benar sudah mengecil. Dan mengecilnya jumlah kasus tersebut mesti berdasarkan bukti dari tes PCR yang massif.

Atau setidaknya – menurut Zubairi, pelonggaran ini baru bisa diterapkan jika Indonesia sudah melewati masa puncak pandemi. Jika belum melewati puncaknya, sebaiknya pelonggaran untuk mereka yang di bawah 45 tahun, jangan dilakukan dulu.

 

 

Feature Image – merdeka.com