Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung saat ini membuat banyak orang harus saling menyapa sembari menjaga jarak. Mulai dari menghindari bersalaman, hingga saling bertukar kabar melalui panggilan suara atau video.

Credit: lifestyle.kompas.com

Tapi ternyata, salam sambil ‘menjaga jarak’ ini sudah dilakukan sejak lama, lho. Dilansir dari Travel+Leisure, berikut ini cara salam jarak jauh yang sudah diterapkan di beberapa negara. Salam dengan cara seperti ini tetap dapat memberikan sambutan hangat dan bebas dari berbagai risiko.

Mengucap Assalamu’alaikum

Hampir seluruh umat muslim di dunia pasti memberikan salam kepada sesama dengan mengucapkan Assalamu’alaikum, yang berarti “semoga Allah melimpahkan keselamatan untukmu.”

Sementara, untuk gerakan yang dilakukan sembari mengucap salam biasanya bervariasi. Misalnya, di beberapa negara ada yang meletakkan tangan ke hati, menunjukkan rasa bahagia ketika bertemu seseorang. Lalu, di Indonesia, terutama saat lebaran, salam dilakukan dengan merapatkan kedua telapak tangan.

Shaka

Cara salam Shaka dilakukan oleh masyarakat Kepualauan Hawaii. Shaka memiliki arti ‘lepaskan’, dan dilakukan dengan merentangkan ibu jari dan jari kelingking, sambil melengkungkan tiga jari lainnya ke telapak tangan.

Gerakan Shaka berasal dari awal tahun 1.900-an, ketika seorang pekerja kehilangan jari telunjuk, tengah, dan jari manisnya. Setelah kecelakaan itu, ia menjadi penjaga keamanan perkebunan dan melambaikan tangannya untuk mengusir anak- anak setempat yang hendak melompat ke kereta di Stasiun Kahuka.

Anak- anak tersebut meniru gerakannya untuk memberi tanda bahwa penjaga sedang tidak ada. Dan semenjak saat itu, Shaka dijadikan sebagai cara sederhana untuk menyapa seseorang di Hawaii.

Mengeluarkan Lidah

Dalam budaya Barat dan Timur, mengeluarkan lidah bukanlah hal yang sopan. Tapi di Tibet, cara salam ini sudah dilakukan sejak abad ke sembilan, karena seorang raja yang jahat dan berlidah hitam bernama Lang Darma.

Setelah kematian Lang Darma, masyarakar Tibet khawatir ia akan kembali atau ber-reinkarnasi. Jadi, selama berabad- abad, masyarakat Tibet melakukan salam dengan cara menjulurkan lidah, menunjukkan bahwa mereka bukanlan inkarnasi dari  Darma. Selain itu, cara salam ini juga dilakukan untuk menunjukkan suatu kesepakatan dan rasa hormat.

Credit: travel.tribunnews.com

Membungkuk

Pada jaman dahulu, membungkuk merupakan cerminan status sosial di Jepang. Jika kamu bertemu dengan seseorang yang memiliki kedudukan lebih tinggi, maka kamu diharapkan untuk membungkuk.

Namun di Jepang pada era modern ini, membungkuk memiliki makna yang berbeda. Cara ini dilakukan untuk mengucapkan terima kasih dan meminta maaf. Selain itu, membungkuk juga merupakan tanda awal dan berakhirnya suatu upacara maupun pertemuan dan sambutan.

Membungkuk mungkin dapat menyampaikan berbagai arti yang berbeda. Namun, intinya adalah cara ini untuk menunjukkan rasa hormat terhadap seseorang.

Namaste

Sebagian besar darimu pasti sudah tahu cara salam ini ya. Namaste merupakan salam yang dilakukan dengan menempelkan kedua telapak tangan dan sedikit menundukkan kepala. Gerakan ini disebut dengan anjali mudra, yang disertai dengan kata Namaste.

Namaste sendiri merupakan bahasa Sansekerta yang berarti “aku tunduk padamu”. Gerakan salam ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang beragama Hindu dalam tindakan spiritual. Dan salam ini sering dilakukan oleh masyarakat India.

Wai

Di Thailand, orang- orang saling menyapa dengan gerakan yang bernama Wai. Gerakan tersebut dilakukan dengan menyatukkan tangan di tengah dada sembari menundukkan kepala.

Selain digunakan untuk sapaan, Wai juga dilakukan untuk mengutarakan permintaan maaf, mengucapkan terima kasih, dan menunjukkan rasa hormat kepada seseorang yang lebih tua. Semakin tinggi sentuhan ibu jari yang diletakkan di dada, dagu, hidung atau dahi, maka orang tersebut semakin dihormati.

 

Featured Image - telegraph.co.uk

Source - detik.com