Di zaman sekarang, siapa sih yang tak mengenal media sosial? Setiap kalangan, mulai dari anak- anak hingga orang dewasa pasti mengetahuinya. Bukan hanya sekedar ‘tahu’ saja, tetapi media sosial pun sudah menjadi gaya hidup masyarakat masa kini.

Kehadiran media sosial memang dibutuhkan – terlebih untuk up to date mengenai informasi terkini. Selama pandemi Covid-19, penggunaan media sosial meningkat tajam. Mengingat, bekerja dan sekolah pun dilakukan secara online di rumah.

Setiap hari kamu pasti menggunakan media sosial, bukan? Sesekali kamu perlu lho untuk break dari dunia maya tersebut. Ini dilakukan untuk kesehatan fisik serta mental. Jadi, kamu dianjurkan untuk detoks media sosial.

Tapi, mengapa sih detoks media sosial diperlukan? Apa alasan dibalik hal tersebut?

Berikut ini ulasannya.

 

 

 

6 Alasan Kamu Perlu

Lakukan Detoks Media Sosial Selama Pandemi

Alasan Mengapa Detoks Media Sosial Perlu Dicoba Selama Pandemi / Credit: checkinjakarta.id

Waktu Memakai Gagdet Bertambah

Selama pandemi dan di rumah saja – tak bisa dipungkiri screen time harian jadi bertambah. Pasalnya, physical distancing mengharuskan kamu untuk bertemu orang-orang terdekat secara virtual. Jadi, tak heran kalau waktu konsumsi gadget meningkat!

Tapi, memakai gadget berlebihan justru berbahaya, lho. Terlena akan media sosial – dapat membuatmu jadi lupa akan tanggung jawab yang mesti diselesaikan. Oleh karena itu, coba deh kurangi penggunaan media sosial.

 

Membangun Filter Terhadap Berita

Sejak awal pandemi berlangsung, banyak berita-berita yang beredar di dunia maya – tak semua berita benar adanya. Tapi sayangnya, bagi orang yang gemar scrolling news, rentan untuk menelan informasi mentah-mentah. Kata lainnya – kemakan hoaks!

Kamu harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Hati-hatilah dalam memilih berita yang beredar ya.

 

Alasan Mengapa Detoks Media Sosial Perlu Dicoba Selama Pandemi / Credit: verdict.co.uk

Mengurangi Kebiasaan Membandingkan Diri

Alasan lainnya mengapa kamu perlu detoks media sosial – kebiasaan membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Semakin lama kamu berselancar di dunia maya, semakin sering kebiasaan ini terjadi. Risikonya kamu bakal memandang hidup orang lain lebih bahagia dari kamu, padahal belum tentu.

Hal ini berbahaya bagi kesehatan mental, karena setiap orang memiliki standar yang berbeda- beda. Dan, kalau kamu memaksakan diri untuk mengikuti orang lain – ini dapat membuatmu tertekan dan stres, lho.

 

Meminimalisir Adanya Kesalahpahaman

Kesalahpahaman juga kerap terjadi akibat media sosial. Misalnya, kamu mengatakan sesuatu di media sosial – perkataan tersebut belum tentu dipahami dan bisa diterima banyak orang, lho. Jadi, kesalahpahaman sangat mungkin terjadi.

 

Alasan Mengapa Detoks Media Sosial Perlu Dicoba Selama Pandemi / Credit: shape.com

Kesehatan Fisik Perlu Dijaga

Media sosial kerap kali dikaitkan dengan kesehatan mental – ini benar adanya. Tapi, kesehatan fisik pun bisa ikut terganggu kalau kamu berlebihan memakai media sosial. Misalnya, setiap malam begadang untuk scrolling feed – akhirnya kamu kurang tidur dan kesehatan fisik menurun.

Kualitas tidur yang buruk bisa mendatangkan banyak penyakit, lho. Nggak boleh disepelekan, ya!

 

Mengurangi Rasa Fear of Missing Out (FOMO)

Apakah kamu mengetahui istlah fear of missing out alias FOMO? Istilah satu ini merupakan rasa takut ketinggalan berita terkini yang ada di media sosial. Perasaan FOMO lah yang akhirnya membuatmu lebih sering bermain gadget.

Dilansir dari Popmama, FOMO dapat memberi dampak buruk seperti menurunkan rasa percaya diri, meningkatkan rasa cemas, dan merasa inferior atau menganggap dirinya lebih rendah dari orang lain.

Untuk itu, melakukan detoks media sosial sangat dianjurkan, sehingga rasa cemas yang kerap dirasakan bisa berkurang.

 

 

 

Wah, bagaimana nih? Apakah kamu tertarik melakukan detoks media sosial? Membatasi waktu dan mengurangi intensitas bermain gadget penting diterapkan – hal ini dapat bantu menjaga kesehatan fisik dan mental, lho.

 

Featured Image - forbes.com

Source - popmama.com