Tahukah kamu bahwa di Indonesia kerap kali terjadi kasus bullying, termasuk di bangku pendidikan? Dilaporkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) – ada 79 kasus bullying yang terjadi di sekolah. Dan, angka ini terus bertambah sejak tahun 2015 silam.

Dengan adanya informasi tersebut – menunjukkan bahwa bullying merupakan tantangan yang mesti dihadapi oleh setiap anak. Pasalnya, dampak bullying bisa memengaruhi kesehatan mental pada anak. Terlebih, jika hal tersebut terjadi dalam waktu yang cukup lama.

 

 

 

Bullying dan Kesehatan Mental Anak

Berbahaya, Dampak Bullying Dapat Sebabkan Masalah Mental Pada Anak / Credit: balancemartialarts.com

Bullying – merupakan tindakan penindasan yang dilakukan seseorang hingga menyebabkan korbannya kesulitan untuk mempertahankan dirinya. Umumnya, pelaku memiliki kekuatan lebih daripada korbannya, sehingga bullying dapat terjadi berulang kali.

Apakah bullying sama dengan pertengkaran? Tentu saja berbeda – ini wajib diketahui! Kalau pertengkaran, kedua belah pihak pasti memiliki kekuatan yang relatif sama. Berbeda dengan bullying – pelaku mengincar seseorang yang lebih lemah.

Bullying dapat berbentuk aktivitas fisik – seperti memukul, mendorong, mencubit, dan menendang. Dalam bentuk perkataan – mengejek nama, mengancam, memaki, menghina, mencibir, menghujat, dan fitnah. Hingga berbentuk pelecehan seksual.

Sayangnya, hingga kini masyarakat masih menganggap remeh kasus bullying. Bahkan, tak jarang orang yang percaya bahwa bullying perlu dilalu setiap anak, agar ia memiliki mental yang kuat ketika dewasa. Tentu, pandangan ini tidak benar. Bullying dapat mempengaruhi kesehatan mental anak.

 

Dampak Bullying pada Anak

Berbahaya, Dampak Bullying Dapat Sebabkan Masalah Mental Pada Anak / Credit: inquirer.com

Jika si kecil mengalami perundungan sejak usia dini – kemungkinan ia dapat mengalami beberapa dampak bullying, seperti:

  • Kurang percaya diri
  • Rentan mengalami depresi
  • Mengalami gangguan kecemasan
  • Sulit berkonsentrasi
  • Prestasi akademis menurun
  • Cenderung menyendiri dan sulit berbaur

Pada beberapa kasus dampak bullying pada perempuan – bisa menyebabkan masalah makan seperti bulimia atau anorexia. Sementara, pada laki-laki – berisiko mengarahkan pada masalah penyalahgunaan obat-obatan.

Yang perlu diketahui – dampak bullying tidak hanya terjadi ketika anak berusia remaja saja, tetapi dapat bertahan hingga ia tumbuh dewasa.

 

Bagaimana Agar Anak Tak Jadi Korban Bullying?

Berbahaya, Dampak Bullying Dapat Sebabkan Masalah Mental Pada Anak / Credit: parents.com

Seperti yang sudah diketahui – dampak bullying berisiko buruk pada kesehatan mental anak. Untuk mencegah dampak buruk bullying, berikut ini hal-hal dilakukan orangtua:

  • Kenali tanda-tandanya. Anak yang mengalami perundungan – akan alami perubahan sikap signifikan, bisa lebih murung atau justru agresif dan pemarah. Kalau anak mengalaminya, ajak ia berbicara dan cari tahu penyebabnya.
  • Sikapi dengan bijak. Hindari bersikap berlebihan ketika anak mengalami bullying. Coba dengarkan cerita anak dan tunjukan empati. Setelah itu, ajari ia cara yang tepat untuk menghadapinya.
  • Laporkan pada pihak sekolah. Kamu tetap perlu melaporkan dan berdiskusi pada pihak sekolah. Dengan begitu, kedua belah pihak dapat mencari jalan keluar bersama-sama.

 

 

 

Dampak bullying dapat berisiko besar dan buruk bagi kesehatan mental anak – ingat, tak hanya sebentar, tetapi dampak bullying dapat bertahan hingga puluhan tahun lamanya. Untuk itu, orangtua perlu mengenali tanda-tanda anak yang menjadi korban bullying dan hadapi dengan bijak.

 

Featured Image  - redtri.com