Bullying merupakan suatu hal yang mesti diperhatikan secara serius bagi banyak orang, termasuk orangtua. Seperti yang diketahui, dampak bullying dapat memengaruhi kesehatan mental, bahkan fisik seseorang. Tak terkecuali, ketika bullying dirasakan oleh anak.

Bahkan, dari sebuah penelitian terbaru – mengatakan bahwa dampak bullying juga bisa mengancam struktur otak anak-anak dan remaja.

Bullying kerap kali terjadi di lingkungan sekolah. Dilaporkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) – ada 79 kasus bullying yang terjadi. Dan, angka ini terus bertambah sejak tahun 2015 silam. Dari hal ini, dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan hal penting yang perlu diberantas, mengingat dampak buruknya yang bisa terjadi dalam jangka panjang.

 

 

 

Bullying, Masih Sering Terjadi

Dampak Bullying Pada Anak, Bisa Sebabkan Perubahan Struktur Otak / Credit: liputan6.com

Umumnya, bullying merupakan tindakan penindasan terhadap seseorang – umumnya lebih lemah, hingga korban sulit untuk mempertahankan dirinya. Bullying sering dilakukan secara berulang kali, karena korban yang sulit melawan pelaku.

Secara mental, bullying dapat mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri, risiko depresi, dan timbulnya gangguan kecemasan. Ingat, hal ini bisa berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Bahkan, bertahan hingga puluhan tahun lamanya.

Dari penelitian yang dimuat dalam The American Journal of Psychiatry – anak yang menjadi korban bullying dapat mengalami gangguan mental, fisik, dan kognitif hingga 40 tahun setelahnya.

Selain gangguan mental, dampak bullying juga ikut memengaruhi otak seseorang. Dalam jurnal Molecular Psychiatry – dikatakan bahwa korban bullying rentan mengalami perubahan struktur pada otak.

 

 

 

Dampak Bullying Pada Otak

Dampak Bullying Pada Anak, Bisa Sebabkan Perubahan Struktur Otak / Credit: suara.com

Lebih lanjut mengenai studi yang dilakukan pada 600 anak-anak, yang berusia 14 dan 19 tahun – ditemukan bahwa lebih dari 30 peserta mengalami bullying. Kemudian, data tersebut dibandingkan dengan anak yang tidak pernah jadi korban perundungan.

Hasilnya, ditemukan bahwa dampak bullying memiliki kaitan erat dengan perubahan volume otak dan tingkat kecemasan, terutama di usia 19 tahun.

Disebutkan bahwa bullying dapat menurunkan volume bagian otak yang disebut caudate – yang berperan penting dalam proses ingatan. Dan putamen – yang diperlukan untuk mengatur dan memengaruhi proses pembelajaran.

Hal tersebut tentu saja berkaitan dengan perkembangan otak selama masa remaja. Anak-anak yang mengalami bullying secara intens akan mengalami perubahan struktur otak. Ini dapat memengaruhi hidup di masa mendatang, terlebih melalui ingatan yang menakutkan akan bullying.

Untuk itu, orangtua diimbau untuk lebih memperhatikan isu-isu seputar perundungan, sehingga si kecil memiliki masa remaja yang sehat dan bahagia.

 

 

 

Mengatasi Bullying Dengan Bijak

Dampak Bullying Pada Anak, Bisa Sebabkan Perubahan Struktur Otak / Credit: kesq.com

Untuk mencegah dan mengatasi bullying – diperlukan langkah yang bijak, terutama dari orangtua. Kamu dianjurkan melakukan deretan cara seperti berikut ini:

  • Kenali tanda-tandanya. Anak yang mengalami perundungan – akan alami perubahan sikap signifikan, bisa lebih murung atau justru agresif dan pemarah. Kalau anak mengalaminya, ajak ia berbicara dan cari tahu penyebabnya.
  • Sikapi dengan bijak. Hindari bersikap berlebihan ketika anak mengalami bullying. Coba dengarkan cerita anak dan tunjukan empati. Setelah itu, ajari ia cara yang tepat untuk menghadapinya.
  • Laporkan pada pihak sekolah. Kamu tetap perlu melaporkan dan berdiskusi pada pihak sekolah. Dengan begitu, kedua belah pihak dapat mencari jalan keluar bersama-sama.

 

Dampak bullying dapat berbahaya, baik secara fisik maupun mental anak – ingat, dampak ini bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya, bahkan sampai anak beranjak dewasa. Kenali tanda-tanda bullying dan segera ambil tindakan secara bijak.

 

Featured Image  - mizan.com