Kamu pasti tahu pola asuh permisif yang kerap kali diterapkan banyak orangtua. Pola asuh ini cenderung lebih seperti teman dibanding orangtua. Memang terdengar menyenangkan, ya? Orangtua yang menganut pola asuh permisif – senang memberi perhatian pada anak-anak mereka. Tetapi, jarang sekali mendisiplinkan anaknya atau mengajari tentang tanggung jawab.

Sebenarnya, setiap pola asuh yang diterapkan oleh orangtua – pasti memiliki kelebihan dan keunggulannya masing-masing. Tapi, bagaimana dengan pola asuh permisif? Berikut ini ulasan lengkapnya.

Bahasan berikut ini bisa kamu jadikan sebagai pertimbangan, kira-kira pola asuh apa yang akan kamu pilih dalam mendidik anak.

 

 

 

Serba-Serbi Pola Asuh Permisif

Pola Asuh Permisif: Berbagai Keuntungan dan Dampak Buruk yang Mungkin Ditimbulkan / Credit: sehatq.com

Keunggulan

Anak-anak yang dibesarkan melalui pola asuh permisif umumnya memiliki harga diri tinggi, keterampilan sosial yang baik, dan punya lebih banyak akal – ini bisa dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh terlalu ketat.

Orangtua yang menganut pola asuh permisif – secara emosional mendukung dan merespons ketika berkomunikasi dengan anak. Intinya, orangtua sangat menekankan hubungan dengan anak dan hal ini sangat dijunjung tinggi dalam pola asuh permisif.

Dengan begitu, bisa dibilang bahwa konflik jarang sekali terjadi – karena orangtua permisif tidak mengatur keinginan anak, malah cenderung memberi kebebasan dalam berkreasi dan berpikir secara inovatif tanpa ada halangan apapun.

 

Kelemahan

Pola Asuh Permisif: Berbagai Keuntungan dan Dampak Buruk yang Mungkin Ditimbulkan / Credit: jatimtimes.com

Meski demikian, pola asuh permisif memiliki sejumlah kelemahan yang justru dapat menghambat perkembangan anak. Hal ini bisa menyebabkan kondisi seperti:

  • Anak kurang konsisten. Mengingat, orangtua permisif tidak menetapkan aturan untuk mendisiplinkan anak-anak.
  • Orangtua cenderung terlalu sering mengiming-imingi anak dengan makanan, hadiah, mainan dan lainnya – ini bisa menyebabkan anak jadi sering menuntut.
  • Anak sulit bertanggung jawab akan hal tertentu. Karena, orangtua lebih memprioritaskan kebebasan yang diperoleh anak.
  • Orangtua permisif jarang sekali menghukum anak, kalau pun pernah pasti tidak konsisten. Sehingga, anak pun cenderung kurang disiplin.
  • Ketika beranjak dewasa, anak lebih sulit untuk menentukan keputusan yang tepat.
  • Sering mengalami masalah emosional karena kurangnya batasan. Anak cenderung impulsif, agresif, ketergantungan, dan bisa mengalami gejala kecemasan.

 

Lalu, Apakah Pola Asuh Permisif Direkomendasikan?

Pola Asuh Permisif: Berbagai Keuntungan dan Dampak Buruk yang Mungkin Ditimbulkan / Credit: halodoc.com

Sebenarnya, sah-sah saja jika kamu ingin menerapkan pola asuh permisif – tapi ingat, kamu juga mesti bisa melatih anak untuk disiplin dan bertanggung jawab ya. Jika, tidak anak cenderung tidak bisa menyadari kesalahan yang sudah ia perbuat.

Selain itu, pola asuh permisif yang terlalu dalam – dapat membatasi kemandirian anak dan makin membuatnya bergantung pada orangtua. Tentu saja, ini dapat menghambat kedewasaan anak.

Lalu, anak bisa saja menjadi kurang disiplin yang mengarah ke sikap dan masalah emosional. Selain itu, anak-anak tidak memiliki tempat untuk mencari nasihat, sehingga cenderung kebingungan. Maka, otoritas orangtua tetap diperlukan. Kamu perlu tetap tegas dan mendidiknya sebagai bekal di masa depan.

 

 

 

Setelah membaca penjelasan di atas, apakah kamu memilih untuk menerapkan pola asuh permisif? Apapun pilihanmu, tetap ajarkan disiplin dan tanggung jawab pada anak ya!

 

Featured Image - berkeluarga.id