Selain pakaian, botol susu, dan peralatan mandi, popok merupakan kebutuhan bayi yang tidak boleh terlupakan. Popok memiliki fungsi sebagai penampung urin atau feses bayi. Bahkan, banyak ibu yang setuju kalua popok bayi harus sering diganti, agar si kecil tetap bersih dan nyaman. Namun, seberapa seringkah kamu harus mengganti popok si kecil? Berikut penjelasannya.

Berapa kali aturannya harus mengganti popok bayi?

Credit: Kumparan

Kebutuhan buang air kecil dan besar pada setiap bayi pasti berbeda. Faktor usia, asupan makanan dan minuman harian, hingga kondisi sistem pencernaan merupakan beberapa hal yang menentukan seberapa sering bayi harus ganti popok.

Bayi baru lahir biasanya akan buang air kecil sekitar 5-6 kali dalam sehari. Sementara untuk frekuensi buang air besar, rata-rata bayi buang air besar sampai 4 kali dalam sehari di awal usianya. Tentunya, ini bukanlah frekuensi mutlak karena jumlah tersebut bisa berubah seiring bertambahnya usia bayi. Biasanya, frekuensi buang air besar bayi akan jadi lebih teratur yaitu sekitar 2 kali sehari saat menginjak usia 12 bulan.

Sebenarnya, tidak ada aturan pasti yang mengatakan berapa kali popok bayi harus diganti setiap harinya. Hanya saja, terlepas dari jenis popok apa yang digunakan bayi, kamu harus segera menggantinya dengan popok bersih setiap kali menemukan popok yang dipakainya telah kotor.

Bahkan, meskipun kamu memilih popok sekali pakai yang menjanjikan penyerapan sempurna tanpa membuat popok terasa basah, tidak ada salahnya untuk tetap menggantinya demi alasan kenyamanan.

 

Apa akibatnya jika terlalu lama tidak mengganti popok bayi?

Credit: KlikDokter

Beberapa ibu terkadang suka mengeluh lelah karena terlalu sering mengganti popok, maupun lupa sudah mengganti popok si kecil atau belum. Akhirnya, terkadang ibu malah menunggu sampai popok bayi dirasa sudah sangat penuh atau bocor, baru kemudian diganti dengan popok baru.

Padahal, membiarkan bayi terus menggunakan popok yang sudah kotor dalam waktu lama, berisiko menimbulkan ruam popok pada kulit di sekitar pantat bayi. Jika kondisi ini dilakukan terus-menerus, kulit di area pantat bayi pun akan mengalami iritasi, kemerahan, gatal, hingga perih.

Terlebih bila si kecil memiliki kulit yang sensitif, gejala ruam popok yang muncul bisa semakin parah. Ini bisa terjadi karena adanya gesekan antara kulit dan popok, sehingga kemudian berkembanglah ruam di bagian pantat bayi. Bukan hanya itu, rasa lembab yang ditimbulkan oleh penumpukan kotoran di dalam popok bayi, berisiko menimbulkan berbagai penyakit berbahaya di kemudian hari. Misalnya infeksi kandung kemih, serta infeksi akibat jamur dan bakteri.

Jadi, pastikan kamu selalu rutin mengganti popok bayi tanpa harus menunggunya penuh terlebih dahulu. Tidak ada salahnya untuk membersihkan popok bayi dan menggantinya dengan yang baru walaupun masih dalam keadaan bersih tapi sudah digunakan cukup lama.

Terkadang, setiap bayi merespon dengan cara yang berbeda-beda saat menyadari popoknya sudah basah atau penuh dengan kotoran. Ada yang terus-terusan menangis sebagai tanda tidak nyaman, tapi ada juga yang cuek bebek saja dan tetap tidur dengan nyenyak.

Kamu mungkin tidak sadar kalau popok si kecil sudah kotor, karena ia tidak menunjukkan reaksi apa pun. Solusinya, selalu periksa kondisi popoknya secara berkala, dan segera ganti dengan yang baru saat dirasa sudah tidak lagi bersih.

 

Featured Image - Hello Sehat