Sejak kecil, rasa pertama yang dikenalkan ke anak adalah rasa manis. Kemudian, ketika menginjak usia yang lebih besar, anak kecil biasanya diberi hadiah makanan manis, seperti permen, cokelat, kue tart, dan makanan manis lainnya. Jadi, tidak heran jika anak sangat suka dan selalu ingin makan makanan manis.

Mengapa anak suka makanan manis?

Credit: Topmedia

Manis merupakan rasa pertama yang disukai anak sejak lahir. Karbohidrat menstimulasi pengeluaran zat kimia otak yang menghasilkan perasaan positif, yaitu serotonin. Gula juga merangsang pengeluaran endorfin yang menghasilkan respon tenang dan rileks pada tubuh. Setelah makan makanan manis, anak merasa lebih senang dan tenang karena memang mengandung zat-zat kimia yang dapat memunculkan perasaan tersebut.

Tidak hanya makanan, anak kecil juga suka dengan minuman manis dibandingkan minuman yang tidak mempunyai rasa, seperti air putih.

Masalah datang ketika anak ingin selalu makan makanan manis dan tidak ingin makan makanan lain yang lebih sehat. Konsumsi makanan dan minuman manis berhubungan dengan penurunan asupan zat gizi lain. Hal ini terjadi karena anak tidak mau makan makanan lain dan hanya ingin makan makanan manis.

Keadaan ini bisa menyebabkan anak menjadi overweight atau obesitas dan juga dapat memicu timbulnya penyakit, seperti diabetes melitus tipe 2 maupun karies gigi. Sehingga disarankan agar orang tua membatasi konsumsi makanan dan minuman manis yang mengandung gula pada anak.

Tips mencegah kecanduan makanan manis pada anak

Credit: Lifestyle Okezone

Jika anak kamu sangat suka dengan makanan manis dan sudah melewati batas wajar, maka sebagai orangtua kamu perlu untuk membatasi anak makan manis. Berikut beberapa cara untuk menghentikan anak kecanduan makan makanan manis:

  • Biasakan untuk memberi anak makanan manis dalam jumlah sedikit atau dalam porsi kecil. Hal ini dapat membantu mengurangi asupan makanan manis pada anak.
  • Kombinasikan dengan makanan lain. Dengan mengkombinasikan makanan, anak mendapat makanan manis yang dia suka dan juga zat gizi dari makanan lain. Misalnya, kombinasikan cokelat dengan pisang atau kacang, susu kental manis dengan berbagai macam buah-buahan, dan menu kombinasi lainnya.
  • Ganti dengan buah. Jika anak sedang ingin makan makanan manis, coba ganti dengan buah. Dengan memakan buah, anak akan mendapatkan serat dan zat gizi, selain rasa manis dari buah tersebut.
  • Pilih kualitas dibandingkan kuantitas. Berikan anak makanan manis yang juga mengandung zat gizi lainnya, misalnya berikan anak coklat ukuran kecil dibandingkan dengan permen ukuran besar.
  • Yakinkan anak dapat makan makanan manis lagi di lain waktu. Ketika anak tidak yakin akan memakan makanan manis lagi di lain waktu, pasti mereka akan makan makanan manis dalam jumlah banyak sampai mereka puas. Orangtua dapat mengingatkan ke anak bahwa anak dapat makan makanan manis lagi di lain waktu sambil membatasi asupan makan anak saat itu juga.
  • Hindari menjadikan makanan manis menjadi hidangan spesial (hadiah) untuk anak. Coba berikan anak hidangan spesial yang lebih sehat.
  • Biasakan anak melihat sayur dan buah dengan sering menyediakannya di rumah. Jika di rumahmu banyak kue manis dalam kaleng atau cokelat dalam toples, pindahkan makanan tersebut sehingga jauh dari jangkauan anak. Ganti dengan buah dalam keranjang atau sayuran dalam keranjang agar anak tidak asing dengan makanan sehat tersebut.
  • Lebih baik berikan anak makanan manis yang dibuat sendiri di rumah dibandingkan makanan manis dalam kemasan. Ajak anak untuk membuat sendiri kue kesukaannya sambil ajari anak tentang makanan yang sehat dan makanan yang harus dibatasi. Kamu dapat bercerita mengenai dampak buruk jika terlalu banyak makan makanan manis agar anak mengetahui mengapa mereka dibatasi makan makanan manis.

Featured Image - Food Network