Sudah lebih dari satu tahun lamanya pandemi Covid-19 melanda dunia, bahkan belum lama ini masyarakat kembali dikejutkan dengan melonjaknya kasus positif virus corona di India – yang disebut juga dengan tsunami Covid-19.

Sebagai langkah pencegahan penularan virus di Indonesia, pemerintah pun mengajurkan warganya untuk tetap melakukan berbagai aktivitas dari rumah, termasuk kegiatan belajar bagi anak. Jadi, setiap siswa mesti pengikuti Pembelajaran Jarak Jauh dengan sistem sekolah daring alias online.

Meski demikian, dalam rangka memasuki tahun ajaran baru di bulan Juli 2021 mendatang, kebijakan dibukanya kembali Sekolah Tatap Muka pun akan segera dilaksanakan. Namun, hingga kini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum merekomendasikan kegiatan tersebut dilangsungkan.

Lebih lanjut mengenai informasi tersebut, berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

IDAI: Perkembangan Pandemi Sedang Kembali Meningkat

Credit Image - regional.kompas.com

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tetap belum merekomendasikan pelaksanaan Sekolah Tatap Muka di bulan Juli 2021. IDAI menilai bahwa perkembangan virus corona di Indonesia masih kembali meningkat, sehingga risiko penularan virus akan sangat rentan terjadi.

Sebelumnya, berdasarkan surat keputusan empat Menteri – telah diputuskan bahwa Sekolah Tatap Muka sudah bisa dilakukan kembali, terutama bagi sekolah yang sudah memberikan vaksinasi virus corona kepada para tenaga pendidik.

Dengan mempertimbangkan hak anak berdasarkan konvensi Hak-hak Anak dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990. Secara nasional, perkembangan Covid-19 kembali meningkat, kemudian muncul temuan kasus varian baru, serta cakupan vaksinasi yang masih belum mencapai target.

Jadi, IDAI menilai kebijakan tersebut masih belum aman untuk dilaksanakan kembali.

 

Rasio Positif Kurang Dari 5%, Jadi Syarat Agar Sekolah Kembali Dibuka

Kemudian, IDAI juga turut memberi persyaratan jika Sekolah Tatap Muka akan kembali dilaksanakan, yaitu sebaiknya saat transmisi lokal Covid-19 sudah terkendali. Hal ini dapat ditandai dengan positivity rate kurang dari 5%, serta menurunnya tingkat kematian.

Namun, hingga kini positivity rate di Indonesia masih cukup tinggi. Di bulan Maret silam – pemerintah menyatakan dengan kumulatif kasus positif sebanyak 1.657.035 per Rabu (28/4), dengan rasio positif masih dalam kisaran 12,4 persen.

 

Jika Tetap Ingin Laksanakan Sekolah Tatap Muka, Apa yang Perlu Dilakukan?

Credit Image - rri.co.id

Jika pihak penyelenggara tetap ingin melaksanakan kegiatan Sekolah Tatap Muka, berikut ini sejumlah panduan yang direkomendasikan oleh IDAI.

  • Semua guru dan pengurus sekolah yang berhubungan dengan anak dan orangtua atau pengasuh harus sudah divaksin Covid-19
  • Buat kelompok belajar kecil. Kelompok ini yang berinteraksi secara terbatas di sekolah dengan tujuan jika ada kasus konfirmasi maka kontak tracing dapat dilakukan secara efisien.
  • Jam masuk dan pulang bertahap untuk menghindari penumpukan siswa di jam masuk dan pulang sekolah. Kelompok belajar kecil dapat datang dan pulang di waktu yang sama.
  • Penjagaan gerbang dan pengawasan yang disiplin guna menghindari kerumunan di gerbang sekolah.
  • Jika menggunakan kendaraan antar-jemput, gunakan masker dan jaga jarak serta menjaga ventilasi dengan membuka jendela mobil.
  • Buka semua jendela kelas gunakan area outdoor. Jika memungkinkan dalam ruang dengan sirkulasi tertutup direkomendasikan menggunakan high efficiency particulate air (HEPA) filter.
  • Membuat pemetaan risiko berupa siswa dengan komorbid, orangtua siswa dengan komorbid atau tinggal bersama lansia, maupun guru dengan komorbid serta kondisi kesehatan atau medis. Anak-anak dengan komorbiditas atau penyakit kronik sebaiknya tetap belajar secara daring. Contoh komorbiditas seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, keganasan, penyakit autoimun, HIV, penyakit ginjal kronik, penyakit paru kronik, obesitas, dan sindrom tertentu.
  • Idealnya sebelum membuka sekolah semua anak maupun guru dan petugas sekolah dilakukan pemeriksaan swab. Secara berkala dilakukan pemeriksaan swab ulangan untuk quality control protokol kesehatan di sekolah.
  • Jika ada anak atau guru atau petugas sekolah yang memenuhi kriteria suspek, harus bersedia untuk dilakukan pemeriksaan swab.

 

Apa Upaya yang Perlu Dilakukan Orangtua?

Bagi orangtua yang anaknya akan segera melaksanakan Sekolah Tatap Muka – jangan lupa, untuk tetap mengingatkannya menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Mulai dari memakai masker, rutin mencuci tangan, hingga menjara jarak dengan teman-teman di sekolah.

Jaga juga kesehatan Si Kecil– seperti diketahui, kesehatan dapat bantu menjaga imunitas tubuh, yang berperan penting dalam menghindari paparan virus. Ketika kesehatan sudah terjaga – maka imunitas tubuh pun bisa bekerja secara maksimal.

Kemudian, berikan pula asupan makanan bernutrisi tinggi untuk anak, pastikan waktu istirahatnya sudah cukup, dan ajak anak untuk tetap aktif bergerak. Untuk optimalkannya, orangtua juga disarankan memberi multivitamin dengan kandungan lengkap.

Kamu direkomendasikan memberi Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Sejumlah vitamin tersebut dapat membantu menjaga imun tubuh anak, bantu memenuhi kebutuhan nutrisinya, memelihara kesehatan anak selama masa pertumbuhan, meningkatkan nafsu makan, serta bantu menjaga kesehatan tulang dan gigi.

 

Walaupun vaksinasi sudah dilangsungkan, namun ini bukan berarti kebal 100 persen dari ancaman infeksi virus corona, termasuk anak-anak. Tetap terapkan protokol kesehatan secara ketat untuk melindungi kesehatan keluarga.

 

 

Featured Image - theconversation.com

Source - popmama.com