Selama masa pandemi Covid-19, banyak sekali aktivitas yang terpaksa dikurangi, atau bahkan ditunda untuk mengurangi terjadinya risiko penularan virus. Penyebaran yang masih marak juga membuat beberapa tempat, seperti sekolah di zona merah masih ditutup hingga keadaan dapat terkendali.

Selain itu, tak sedikit pula orangtua yang mungkin mengurangi waktu bermain Si Kecil dengan temannya. Ya, hal ini juga dianggap dapat mengurangi penularan virus, yaitu dengan menghindari kerumunan. Meski demikian, nyatanya hal tersebut justru berpengaruh pada keterampilan sosial anak, lho.

Bukan tidak mungkin, kurangnya waktu bermain dengan teman-temannya – membuat anak sulit untuk bersosialisasi. Lantas, hal apa yang bisa dilakukan? Tak perlu khawatir, sebab setidaknya ada 5 tips yang dapat diterapkan orangtua, untuk membantu mengembangkan keterampilan sosial anak di tengah pandemi.

Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

 

 

Biarkan Anak Bermain Ya, Moms

Credit Image - popmama.com

Hal pertama yang bisa dilakukan, yaitu membiarkan anak bermain. Misalnya, biarkan Si Kecil melakukan permainan membangun balok besar di ruang tamu selama berhari-hari. Karena, di hari ke-2 atau ke-3 – permainan tersebut bisa memunculkan kreativitas pada diri anak, lho. Jadi, jangan takut ketika ia membuat sedikit kekacauan ya!

Untuk anak yang usianya sudah lebih besar, coba biarkan ia menggunakan spidolnya – kemudian, ajak ia mewarnai kemeja – yang sebaiknya sudah tidak terlalu dibutuhkan. Lalu, kamu juga dapat membagikan karya seninya tersebut melalui media sosial, lho.

 

Ajari Anak Isyarat Sosial Melalui Cerita Singkat

Selanjutnya, orangtua bisa bantu mengembangkan keterampilan sosial Si Kecil – dengan mengajarinya isyarat sosial lewat cerita singkat. Anak yang lebih kecil, mungkin dapat memimpin percakapan dengan menceritakan kisahnya sendiri.

Biarkan anak untuk memilih topik atau tema cerita untukmu kemudian sampaikan pada anak cerita pendek dan ringkas. Selanjutnya, minta ia melakukan hal yang sama. Tanyakan pada anak – kepada siapa saja ia akan menceritakan kisah itu, dan mengapa orang tersebut membutuhkan informasi tersebut.

Atau, kamu juga bisa menelepon kerabat dan memintanya untuk mendengarkan cerita anak. Terdengar menyenangkan, ya?

 

Ajari Empati dan Jadikan Sebagai Bagian Dari Kehidupan

Credit Image - klikdokter.com

Mengajari anak soal empati juga dapat membimbingnya menuju pemahaman yang lebih besar mengenai perilaku tersebut. Sudah pasti, empati juga sangat diperlukan dalam kehidupan sosial ya, moms.

Kamu dapat mengajarinya dengan memberi contoh, melalui tindakan dan pesan. Misalnya, ketika terjadi pertengkaran antara kakak dan adik – seperti, karena melontarkan komentar tidak baik, maka tunjukkan bahwa hal tersebut hanya didasari oleh emosi saja.

Nantinya, ketika emosi mereda – bicarakan pada mereka mengenai pentingnya mengenali emosi orang lain. Tapi, hindari terlalu menggurui Si Kecil ya, terutama dengan mengajukan sejumlah pertanyaan, seperti:

  • Menurutmu bagaimana perasaan kakak atau adikmu?
  • Mengapa ia bereaksi seperti itu?
  • Apa yang diungkapkan ekspresi wajahnya tentang perasaannya?
  • Bicaralah dengan lembut, dan jika anak justru menunjukkan perilaku tidak sopan atau kurang empati.

 

Ajari Anak Untuk Menggunakan Nada Suara yang Tepat

Jelaskan pada anak bahwa kata-kata, nada suara, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah – dapat memengaruhi bagaimana sebuah pesan tersebut diterima ya. Hal yang satu ini tentu diperlukan dalam  bersosialiasi, sehingga tidak sering menimbulkan kesalahpahaman.

Sebab, suara dan nada bicara dapat mengubah arti dari informasi yang disampaikan, lho. Untuk itu, cobalah mengajak anak merefleksikan diri, sebelum ia berbicara dengan orang lain. Misalnya, dengan bertanya pada diri sendiri – “kira-kira, nada suara apa yang sebaiknya aku gunakan untuk menyampaikan hal tersebut?”

Selain itu, bantulah anak untuk menyadari bahwa hal ini merupakan keterampilan yang penting – dan, dapat berkembang seiring berjalannya waktu.

 

Bantu Si Kecil Agar Mudah Beradaptasi

Credit Image - kumparan.com

Dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasi, tentu saja diperlukan unsur fleksibel dan mudah beradaptasi. Untuk  membahas seperti apa perilaku fleksibel – coba  tanyakan kepada anak, aturan apa yang diperbolehkan dan yang tidak boleh?

Kemudian, ajak sang kakak dan adik untuk saling berbagi mengenai pengalamannya. Atau, kamu juga bisa mengajak Si Kecil mengobrol dengan teman, maupun orang dewasa lainnya ya.  Selain itu, pandu agar ia dapat beradaptasi dengan keputusan orang lain, contohnya pada saat anak membiarkan orang lain memilihkan permainan untuknya.

 

Nah, itulah kelima tips yang bisa diterapkan untuk membantu Si Kecil dalam mengembangkan kemampuan bersosialisasinya. Jadi, apakah moms sudah mulai mencoba sejumlah cara di atas?

 

 

Featured Image - pikiran-rakyat.com

Source - popmama.com