Seperti diketahui, suhu tubuh merupakan salah satu poin yang dapat mengindikasikan adanya infeksi suatu penyakit – seperti, ketika suhu tubuh meningkat alias demam, bisa jadi tubuh sedang mengalami perlawanan terhadap penyakit tertentu, termasuk virus corona.

Hingga kini, mengukur suhu tubuh juga masih dijadikan sebagai antisipasi penularan virus, terutama di tempat umum. Di sejumlah lokasi, mengukur suhu tubuh – sudah menjadi kewajiban. Mengingat, dari indikasi tersebut dapat diketahui, apakah kondisi seseorang dalam keadaan sehat, atau tidak – dengan memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi dari biasanya.

Meski demikian, wajib diketahui bahwa suhu tubuh normal masing-masing orang berbeda, lho. Bergantung pada usia, jenis kelamin, dan aktivitas hariannya. Deretan faktor tersebut memang dapat menentukan suhu tubuh seseorang.

Lebih lanjut mengenai suhu tubuh yang kerap dijadikan sebagai indikasi infeksi virus corona, berikut ini sejumlah faktanya yang patut kamu ketahui!

 

 

Semakin Tua, Suhu Tubuh Akan Semakin Rendah

Credit Image - suara.com

Pernahkah kamu mendapati orangtua mengeluh dingin padahal suhu sudah sedang dalam keadaan normal? Hal ini wajar terjadi, karena seiring bertambahnya usia, maka suhu tubuh rata-rata akan sedikit menurun.

Sebuah penelitian dalam Journal of Clinical Nursing tahun 2008 mengukur suhu tubuh 133 penghuni panti jompo. Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa suhu tubuh di bawah rata-rata dialami bagi yang berusia 65 tahun sampai 74 tahun. Dan, paling rendah dialami oleh penghuni berusia 85 tahun – bahkan, di antaranya memiliki suhu tubuh 34,1 celcius dalam keadaan normal.

penting untuk diketahui, karena lansia mungkin sebenarnya mengalami demam pada suhu yang lebih rendah – dibanding orang dewasa yang lebih muda.

 

Laki-Laki dan Perempuan Punya Suhu Tubuh yang Berbeda

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal The Lancet tahun 1998, para peneliti di University of Utah, Amerika Serikat – menemukan bahwa suhu inti tubuh perempuan rata-rata lebih tinggi 0,4 Fahrenheit daripada laki-laki, tetapi rata-rata tangan perempuan lebih dingin 2,8 derajat Fahrenheit.

Selain itu, perempuan memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dan menjaga lebih banyak panas di sekitar inti tubuh, yang membantu menjaga organ tubuh tetap hangat.

Kemudian, sebuah penelitian yang dilansir dari The Healthy juga menunjukkan kalau perempuan memiliki ambang batas yang lebih rendah untuk suhu tubuh dingin – jika dibandingkan dengan laki-laki. Ketika keduanya terpapar suhu beku yang sama, pembuluh darah di jari perempuan lebih menyempit daripada laki-laki – inilah sebabnya pembuluh darah lebih cepat memutih.

 

Memakai Topi Belum Cukup Untuk Menjaga Suhu Tubuh Tetap Hangat

Credit Image - review.bukalapak.com

Kamu pasti sering melihat orang yang menggunakan topi untuk menjaga suhu tubuh tetap hangat, terutama di musim dingin? Sebab, banyak yang mengatakan kalau sebagian besar panas tubuh dapat hilang melalui kepala – jadi, menggunakan topi sangat disarankan.

Padahal faktanya, saran tersebut tidak sepenuhnya tepat – menurut artikel berjudul Festive Medical Myths dalam jurnal BMJ tahun 2008 mengatakan kalau beberapa penelitian sudah menunjukkan bahwa tidak ada yang “unik” mengenai kepala dalam kehilangan panas. Intinya, bagian tubuh mana pun yang tidak tertutup dapat kehilangan panas, dan menurunkan suhu inti tubuh.

 

Berbohong Dapat Merubah Suhu Tubuh Secara Drastis

Tahukah kamu bahwa berbohong dapat merubah suhu tubuh secara drastis, terutama di bagian hidung? Ya, berbohong dapat membuat hidung menjadi lebih dingin. Hal yang satu ini mungkin masih jarang diketahui.

Berdasarkan penelitian dari University of Grenada, Spanyol menyebutkan bahwa adanya penemuan yang disebut sebagai “efek pinokio”. Dalam studi tersebut, peneliti menggunakan pencitraan termal – untuk menunjukkan bahwa kecemasan karena berbohong, akan menyebabkan suhu di hidung menurun, sementara suhu pada dahi akan meningkat.

 

Suhu Tubuh Bisa Memengaruhi Berat Badan

Credit Image - lifepack.id

Yang terakhir, ada pula fakta mengenai suhu tubuh lainnya – yaitu hal ini dapat memengaruhi berat badan. Sekelompok peneliti asal Italia dan Amerika Serikat menerbitkan sebuah studi dalam jurnal Chronobiology tahun 2015, yang menjelaskan berbagai hal menarik mengenai mengapa beberapa orang rentan terhadap obesitas.

Para peneliti menemukan obesitas berhubungan dengan penurunan suhu inti tubuh yang signifikan selama siang hari.

Dikatakan bahwa penurunan kemampuan orang dengan obesitas untuk menghabiskan energi sebagai panas dibandingkan dengan orang kurus dapat mengakibatkan kenaikan berat badan jangka panjang—sekitar 4,5 pon (2,3 kg)—per tahun, tergantung gaya hidup. Meski diperlukan penelitian lebih lanjut, tetapi temuan ini bisa mengarah pada cara baru untuk penanganan obesitas.

 

Itulah sejumlah fakta dan penjelasannya mengenai suhu tubuh manusia. Terbilang cukup unik, kan?

 

 

Featured Image - review.bukalapak.com

Source - idntimes.com