Moms, kamu pasti pernah mendengar kondisi ADHD – yang mungkin dialami oleh Si Kecil, kan? Kondisi yang satu ini, ternyata memiliki berbagai macam penyebab yang mesti diperhatikan, lho. ADHD – atau disebut Attention Deficit Hyperactivity Disorder merupakan gangguan saraf yang umumnya menimpa anak, dan bisa berlanjut hingga ia dewasa.

Gangguan tersebut dapat membuat Si Kecil merasa sulit untuk menjalin hubungan, serta mengikuti pelajaran di sekolah. Hingga kini, sebenarnya gangguan ADHD pun belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Namun, mengutip dari NHS, ahli kesehatan berpendapat bahwa genetik, lingkungan, dan adanya masalah pada sistem saraf pusat pada masa perkembangan berkontribusi pada permulaan ADHD. Para ahli pun setuju kalau ADHD cenderung muncul sejak lahir, namun gejala sering tidak terlihat sampai Si Kecil memasuki sekolah dasar.

Hal tersebutlah yang menyebabkan anak-anak dengan ADHD memiliki kemungkinan mendapat diagnosis lebih lambat. Meski demikian, moms tak perlu khawatir – sebab, ada 6 ciri ADHD yang bisa diperhatikan sejak dini.

Apa saja ciri-ciri tersebut? Berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

Si Kecil Sulit Fokus

Credit Image - kompas.com

Anak dengan ADHD cenderung sulit untuk memusatkan perhatian, bahkan mempertahankan konsentrasi pada suatu hal. Ini terjadi karena anak tidak mendengarkan instruksi dengan baik, melewatkan detail penting yang disampaikan orang lain, atau tidak menyelesaikan apa yang dikerjakan.

Selain itu, anak juga sangat mudah melamun, pelupa, dan mudah kehilangan benda. Tak hanya itu, bagi sebagian anak juga sering sulit untuk berkonsentrasi – bahkan, cenderung sangat aktif dan impulsif. Pada anak remaja, konsentrasi yang tinggi – seringkali bergantung pada minatnya terhadap aktivitas yang sedang dilakukan tersebut.

 

Hiperaktif Juga Ciri yang Perlu Diperhatikan

Ciri anak ADHD berikutnya, yaitu hiperaktif, mudah merasa gelisah, atau bosan terhadap sesuatu hal. Anak yang mengalami gangguan ini, umumnya sulit untuk duduk dengan tenang, moms. Ia cenderung tergesa-gesa dalam melakukan berbagai hal, sehingga mudah sekali melakukan kesalahan.

Adapun perilaku hiperaktif ini dapat ditunjukkan dengan berbagai kegiatan, seperti memanjat, melompat, dan terus berlarian ke sana kemari. Tapi, yang perlu dipahami – Si Kecil dengan ADHD melakukan hal ini, tidak bermaksud untuk mengganggu orang lain ya.

 

Cenderung Berperilaku Impulsif

Credit Image - halodoc.com

Ciri ADHD juga bisa ditandai dengan anak yang memiliki perilaku impulsif. Ini bisa dilihat dari gerakannya yang cenderung lebih cepat, bahkan ia tidak berpikir terlebih dahulu. Artinya, anak sering melakukan sesuatu tanpa berpikir – apakah tindakan tersebut boleh atau tidak untuk dilakukan.

Gejala impulsif seringkali menyebabkan anak ADHD sering menyela, mendorong, bahkan tidak bisa diminta untuk menunggu. Selain itu, ia pun dapat melakukan sesuatu tanpa izin, sehingga gejala yang satu ini cukup berisiko tinggi.

Ketika anak dengan ADHD mencapai usia 7 tahun, umumnya banyak orangtua yang baru mulai menyadari – jika Si Kecil mengalami gangguan tersebut. Ini bisa dideteksi dari tanda dan ciri-ciri yang ditunjukkan anak.

Kamu mungkin telah memperhatikan bahwa anak sulit sekali untuk fokus pada suatu hal, termasuk dalam urusan pelajaran, meskipun untuk waktu yang sebentar. Atau, kamu pernah merasa perlakukan Si Kecil – sama ketika ia masih berusia 2 tahun.

Atau, moms mungkin memperhatikan bahwa perkembangan sosial dan emosional anak berbeda, seperti tidak bisa berinteraksi dengan teman-temannya. Sebagai contoh, anak seperti tak paham bahwa ia harus mendengarkan orang saat berbicara padanya, atau memberi kesempatan orang lain berbicara saat bercakap-cakap.

 

Perlu Diketahui, Gejala ADHD pada Anak dan Orang Dewasa Itu Berbeda, Lho!

Umumnya, gejala ADHD pada orang dewasa lebih sulit diketahui – karena, masih kurang penelitian terhadap kondisi tersebut. Mengingat, ADHD merupakan gangguan perkembangan, yang diyakini lebih sering dialami oleh anak-anak.

Gejala ADHD pada orang dewasa lebih samar dibanding anak-anak. Berikut ini di antaranya.

  • Ceroboh dan tidak memerhatikan detail
  • Terus memulai tugas baru tanpa menyelesaikan tugas lama
  • Memiliki keterampilan organisasi yang buruk
  • Tidak bisa fokus
  • Suasana hati mudah berubah, mudah tersinggung, dan cepat marah
  • Tidak bisa mengatasi stres
  • Tidak sabar yang sangat ekstrim

Gejala di atas adalah efek jangka panjang dari ADHD saat anak-anak. Masih mengutip dari NHS, pada usia 25 tahun, diperkirakan ada 15 persen orang dewasa yang didiagnosis ADHD saat anak-anak masih memiliki gejala yang sama.

 

Nah, itulah gejala ADHD yang mungkin dialami oleh Si Kecil. Moms, jika Si Kecil menunjukkan berbagai gejala yang disebutkan di atas – kamu dapat segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan, untuk memastikan diagnosis, sekaligus mendapatkan penanganan yang tepat ya.

 

 

Featured Image - nova.grid.id