Tak hanya orang dewasa saja, namun anak-anak pun rentan terhadap penularan virus corona. Bahkan, kemungkinan pasien anak memiliki penyakit penyerta, alias komorbid.

Disebutkan bahwa sebagian besar pasien anak-anak yang meninggal, umumnya memiliki komorbid. Tidak hanya satu penyakit penyerta saja, namun lebih. Misalnya, kebanyakan pasien dengan gagal ginjal, dan pasien dengan keganasan.

Belum lama ini, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menganalisis gejala Covid-19 klinis pada kasus anak, sekaligus dengan angka prevalensinya. Dalam studi yang dimuat dalam Journal of Clinical Virology tersebut meneliti 1.973 pasien Covid-19 dengan usia di bawah 18 tahun.

Dari penelitian tersebut pun dapat disimpulkan bahwa pasien anak-anak mengalami setidaknya tiga gejala yang paling khas. Apa saja?

Simak ulasannya berikut ini.

 

 

3 Gejala Khas Covid-19 yang Dialami Anak-Anak

Credit Image - halodoc.com

Dari sejumlah peserta penelitian, ditemukan sebanyak 208 pasien anak positif Covid-19. Di antaranya, 140 kasus termasuk orang tanpa gejala (OTG), sementara 68 kasus lainnya mengeluhkan gejala virus corona. Gejala yang dialami pun cukup khas – dan paling sering dialami. Adapun sejumlah gejala tersebut, yaitu:

  • Batuk – 57,4 persen
  • Kelelahan – 39,7 persen
  • Demam – 36,8 persen

Sementara itu, 15 anak lainnya yang positif mengeluhkan gejala berat, seperti sesak napas, dan sebagian besar terjadi pada usia bayi. Meski demikian, kasus berat pada pasien anak-anak cukup jarang terjadi, tetapi sangat besar risiko anak membawa penularan virus, karena didominasi kasus tanpa gejala.

Jadi, dari hasil penelitian tersebut – dapat dikatakan bahwa mayoritas anak terinfeksi Covid-19 mengalami gejala ringan, atau tanpa gejala. Studi ini dilakukan berdasarkan data dari 190 rumah sakit swasta dan fasilitas kesehatan masyarakat di Provinsi Banten, Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.

 

Hati-Hati, Risiko Kematian Pada Anak Terbilang Tinggi!

Credit Image - kompas.com

Meskipun jarang mengalami gejala berat, tetapi perlu diwaspadai, sebab risiko kematian akibat Covid-19 pada anak cukup tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh RSCM Jakarta, mengungkapkan bahwa pasien anak memiliki risiko kematian yang tinggi.

Hasil penelitian ini juga telah diterbitkan dalam International Journal of Infectious Diseases dengan judul 'Mortality in children with positive SARS-CoV-2 polymerase chain reaction test: Lessons learned from a tertiary referral hospital in Indonesia'.

Dengan demikian, tetap tidak menutup kemungkinan kalau pasien anak masih bisa mengalami gejala berat. Dalam kasus ini, risiko kematian terbilang lebih tinggi. Dan, kemungkinan buruk tersebut dapat dialami oleh pasien yang memiliki komorbid, atau anak yang kurang gizi.

 

Lindungi Si Kecil, Lakukan Langkah Pencegahan Secara Tepat

Credit Image - news.detik.com

Untuk menghindari anak terinfeksi virus corona, orangtua perlu mengajak anak lakukan protokol kesehatan 5M – yang meliputi, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Lalu, jaga selalu kesehatan tubuh dan imunitas si kecil – dengan mengajak anak hidup sehat, seperti memberi makanan bergizi dan bernutrisi, rutin melakukan aktivitas fisik, dan istirahat yang cukup.

Optimalkan hidup sehat anak dengan rutin Enervon-C Plus Sirup. Multivitamin andalan ini mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D – multivitamin anak andalan ini bisa bantu penuhi nutrisi selama masa pertumbuhan anak, sekaligus jaga imunitasnya.

Yang perlu juga diketahui, orang dewasa pun berperan penting dalam penularan virus kepada anak, sementara anak-anak akan menularkan ke sesamanya dalam level yang moderat. Selain itu, kecenderungan level penularan tinggi juga dapat tergantung dari usia anak.

 

Yuk, terus lakukan langkah pencegahan secara tepat, untuk menjaga diri dan anggota keluarga dari paparan Covid-19. Jaga selalu kesehatan tubuh – dan pertahankan imunitas untuk minimalisir risiko infeksi virus.

 

 

Featured Image - klikdokter.com

Source - detik.com