Bagi kamu yang tengah memikirkan untuk mengundurkan diri – alias resign dari pekerjaan sekarang, mungkin seringkali mengalami kegalauan, apalagi mengenai alasan resign yang mesti diberikan. Apakah kamu setuju? Untuk itu, memikirkan alasan yang tepat tak boleh disepelekan, lho.

Tak bisa dipungkiri, sebelum memutuskan untuk resign diperkukan pemikiran yang jernih dan matang. Pemikiran seperti “Nanti di kantor yang baru akan lebih baik nggak, ya?” pun sering membayangi pemikiran para pekerja, ketika sedang mempertimbangkan – apakah harus resign, atau justru menetap saja.

Jika akhirnya kamu memutuskan mengundurkan diri dari pekerjaan, ada baiknya kamu memberikan alasan resign yang masuk akal – sehingga, dapat tetap dilihat sebagai seseorang yang profesional. Selain itu, setidaknya ada tiga alasan yang juga perlu dihindari, nih.

Lantas, apa saja alasan resign yang wajib dihindari tersebut? Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

 

 

Hindari Gunakan Alasan “Ada Orang yang Menyebalkan di Kantor”

Credit Image - kumparan.com

Alasan resign pertama yang perlu kamu hindari, yaitu ada sesorang yang menyebalkan di kantor. Percayalah, jika kamu ingin mengundurkan diri karena alasan tersebut, sebaiknya pikirkan kembali dengan baik – dan tentunya secara perlahan. Sebab, alih-alih menyelesaikan masalah, resign ketika sedang emosi sesaat justru bisa mempekeruh suasana.

Jadi, cobalah untuk memikirkan kembali – atau lakukan analisa sederhana terlebih dahulu. Kalaupun kinerja menurun akibat adanya seseorang yang menyebalkan di kantor, maka selesaikan secara baik-baik.

Kamu dapat berbicara secara personal, atau meminta bantuan kepada seseorang yang memiliki pengaruh di kantor, seperti HRD – dan juga atasan dari suatu divisi. Ingat, jangan terburu-buru resign karena faktor yang satu ini ya!

 

Hanya Ikut-Ikutan Tanpa Tujuan Jelas dan Pasti

Credit Image - hipwee.com

Mau bagaimana pun – atau sesulit apa pun, alasan resign harus disertai dengan hal yang dapat dipertanggungjawabkan, lho. Setuju, kan? Untuk itu, kamu juga harus memikirkan rencana ke depannya, misalnya apa yang akan dilakukan usai mengundurkan diri.

Jangan ikut-ikutan resign dalam konotasi yang tidak menentu – bahkan, tanpa adanya tujuan yang pasti, apalagi tidak ada dasar keyakinan yang mumpuni. Wah hati-hati, resign hanya karena ikut-ikutan justru akan menyisakan penyesalan, karena keputusan tidak dibuat sepenuh hati.

 

Menghindari Tugas yang Dianggap Sulit, Terlihat Kurang Profesional Lho!

Credit Image - news.detik.com

Rasanya kurang tepat jika kamu memberikan alasan resign, karena ingin menghindari tugas yang dirasa sulit – bahkan, menyerah begitu saja tanpa mempelajari segala sesuatunya terlebih dahulu. Sebab, di kantor mana pun, pasti akan selalu ada kesulitan, serta tantangan yang akan dihadapi. Cepat atau lambat, kamu harus menyelesaikan masalah tersebut!

Penyelesaian juga tidak bisa diperoleh secara mudah – tak semudah membalikkan telapak tangan. Ada kalanya, perlu melewati proses yang rumit, trial and error, atau tidak jarang melibatkan diskusi panjang antar divisi. Jadi, daripada gegabah, sebaiknya kamu pelajari dahulu, sampai bisa memperoleh hasil yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

 

Nah, itulah ketiga alasan resign yang sebaiknya kamu hindari! Tanpa disadari, memutuskan untuk resign – dan berhenti dari suatu pekerjaan memang gampang-gampang susah. Tapi yang paling penting, sebelum mengambil keputusan, pastikan sudah dipikirkan secara matang – biar tak ada penyesalan di kemudian hari.

 

 

Featured Image - dntlawyers.com