Belum lama ini, dunia sosial media digemparkan dengan informasi mengenai penyemprotan disinfektan di luar ruangan – yang ternyata dinilai tidak efektif. Pernyataan tersebut pun didukung dari ungkapan seorang pakar penyakit menular Dr Faheem Younus dari University of Maryland, Amerika Serikat.

Dari sosial media pribadi, lebih tepatnya melalui Twitter, ia mengkritik bahwa aktivitas penyemprotan disinfektan di jalanan merupakan kegiatan yang sia-sia. Dalam unggahannya pun ditampilkan sejumlah kegiatan penyemprotan disinfektan di Indonesia – yang baru dilakukan pemerintah belum lama ini.

Seperti yang diketahui, penularan virus corona dapat terjadi akibat adanya transmisi antar manusia melalui droplets. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang sedang batuk, bersin, dan berbicara tanpa menggunakan masker.

Selain itu, seseorang juga bisa terinfeksi ketika tetesan yang mengandung virus terhirup – atau bersentuhan langsung dengan mata, hidung, dan mulut. Lantas, benarkah penyemprotan disinfektan sebagai langkah pencegahan penularan virus merupakan tindakan yang sia-sia?

Berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

Disinfeksi Ruang Publik: Langkah yang Kerap Dilakukan

Credit Image - jakarta.kemenkumham.go.id

Mengutip panduan upaya penularan Covid-19 menurut World Health Organization (WHO), penyemprotan – atau pengasapan skala besar di ruang publik seperti jalan, maupun pasar terbuka untuk virus corona atau patogen lainnya tidak direkomendasikan. Tempat tersebut tidak dianggap sebagai jalur penularan virus.

Justru, menyemprotkan disinfektan, bahkan di luar ruangan, dapat membahayakan kesehatan manusia dan menyebabkan iritasi atau kerusakan mata, pernapasan, atau kulit. Bahkan, tanpa adanya kotoran atau sampah – penyemprotan kimia tidak akan cukup membersihkan seluruh permukaan untuk menonaktifkan patogen virus.

Selain itu, pembuatan ruang disinfektan juga dinilai tidak efektif, dan justru bisa membahayakan kesehatan. Aktivitas ini bisa berbahaya secara fisik dan psikologis bagi manusia. Cara ini pun tidak akan mengurangi kemampuan orang yang terinfeksi untuk menyebarkan virus melalui tetesan atau kontak.

Jika seseorang yang terinfeksi Covid-19 melewati ruang desinfeksi – dan ketika berbicara, batuk, atau bersin masih dapat menyebarkan virus ke orang lainnya.

 

Lalu, Dimana Penyemprotan Disinfektan Bisa Dilakukan?

Disinfektan boleh dilakukan asal memperhatikan tempat atau area yang dianjurkan menurut WHO. Kegiatan penyemprotan dapat mengurangi potensi kontaminasi virus di lingkungan non-kesehatan, seperti di rumah, kantor, sekolah, pusat kebugaran, gedung yang dapat diakses publik, pasar, transportasi dan restoran.

Disinfektan dengan membersihkan permukaan yang sering disentuh, seperti:

  • Gagang pintu dan jendela
  • Area dapur dan tempat persiapan makanan
  • Permukaan meja
  • Permukaan kamar mandi, toilet dan keran
  • Perangkat pribadi layar sentuh, keyboard, komputer pribadi

Jika disinfektan akan dilakukan dalam ruangan, sebaiknya melalui kain atau lap yang direndam dalam disinfektan.

 

Aturan Disinfeksi yang Perlu Diketahui

Credit Image - rukita.co

Cairan disinfektan dan kandungannya sudah pasti harus dipilih secara tepat – untuk menghindari terjadinya kerusakan permukaan. Hal ini juga penting untuk menghindari, atau meminimalisir risiko toxic pada kesehatan manusia.

Adapun sejumlah aturan yang perlu diketahui, yaitu:

  • Hindari menggabungkan disinfektan, seperti pemutih dan amonia, karena campuran dapat menyebabkan iritasi pernapasan dan melepaskan gas yang berpotensi fatal.
  • Jauhkan anak-anak, hewan peliharaan, dan orang lain selama disinfeksi produk sampai kering dan tidak berbau.
  • Buka jendela dan gunakan kipas angin untuk ventilasi.
  • Jauhi bau jika terlalu kuat.
  • Larutan disinfektan harus selalu disiapkan di area yang berventilasi baik.
  • Cuci tangan setelah menggunakan disinfektan apa pun, termasuk tisu permukaan.
  • Gunakan APD minimum saat melakukan disinfektan di tempat non-perawatan kesehatan.

Sebagai langkah alternatif, CDC menyarankan untuk membersihkan area terkontaminasi dengan produk yang mengandung sabun – atau deterjen. Kandungan tersbut dapat membantu mengurangi kuman dan risiko infeksi di ruang publik.

Cara alternatif tersebut pun dinilai tepat ketika masyarakat mengunjungi tempat umum, seperti rumah sakit, pusat olahraga, restoran, sekolah, perkantoran, maupun ruang publik lainnya.

 

Rutin Mencuci Tangan: Langkah Pencegahan yang Dianjurkan

Kebersihan tangan salah satu yang disorot penting dalam upaya pencegahan penularan virus. Dalam sebagian besar situasi, risiko infeksi dari menyentuh permukaan cukup rendah. Maka, cara yang paling direkomendasikan untuk mencegah infeksi dari permukaan adalah dengan mencuci tangan secara teratur atau menggunakan pembersih tangan.

Mencuci tangan dengan sabun dan air – atau bisa juga dengan menggunakan handsanitizer harus dilakukan sebelum menyentuh permukaan, barang, hewan peliharaan, dan orang-orang di lingkungan rumah tangga.

 

Jadi, itulah informasi terkait penyemprotan disinfektan yang sering dilakukan sebagai langkah pencegahan penularan virus. Untuk meminimalisir risiko infeksi, tetap jalani protokol kesehatan secara disiplin ya!

 

 

Featured Image - galamedia.pikiran-rakyat.com

Source - orami.co.id