Seperti diketahui, pubertas merupakan salah satu tanda bahwa sang buah hati sudah mulai beranjak remaja. Apakah Si Kecil tengah mengalami ini, moms? Wah, sungguh tidak terasa ya. Tanpa disadari ia pun sudah mulai dewasa! Pada fase ini, anak pun akan mengalami perubahan secara fisik dari sebelumnya, lho. Jadi, orangtua perlu mengetahui sejumlah ciri-ciri pubertas, bagi anak perempuan, maupun laki-laki.

Sebagai orangtua, mengetahui sejumlah ciri-ciri pubertas merupakan hal yang penting, sebab dari sini kamu dapat memantau – serta memberi edukasi kepada anak. Dengan demikian, anak tidak merasa kaget akan perubahan yang dialami, atau sampai harus merasa tak normal.

Istilah pubertas sendiri digunakan Ketika sang buah hati telah mengalami perubahan hormon di dalam tubuh – umumnya berkaitan dengan kematangan organ-organ reproduksinya. Biasanya, anak perempuan akan mengalami sejumlah ciri-ciri pubertas di usia 8 sampai 13 tahun.

Sementara itu, anak laki-laki akan mengalami pubertas ketika memasuki usia 10 sampai 16 tahun. Bisa dikatakan, masa pubertas laki-laki sedikit lebih terlambat dibandingkan dengan anak perempuan ya.

Lantas, apa saja sih ciri-ciri pubertas pada anak perempuan maupun laki-laki – yang perlu diketahui orangtua?

Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini!

 

 

Ciri-Ciri Pubertas Anak Perempuan, Perlu Diketahui Lho

Credit Image - tribunnews.com

Adanya perubahan fisik anak perempuan biasanya akan terjadi lebih cepat, dibandingkan dengan anak laki-laki. Ciri-ciri pubertas awal bagi perempuan, yaitu pertumbuhan rambut pada bagian lengan dan kaki. Selain itu, pertumbuhan payudara sudah mulai terjadi.

Nah, Ketika anak sudah mengalami ciri-ciri pubertas tersebut – ini tandanya sebentar lagi ia akan mencapai puncak pertumbuhannya. Perlu diketahui, ciri-ciri pubertas yang dialami tidak hanya berhenti sampai situ saja, lho.

Selanjutnya, anak remaja akan mengalami beberapa ciri-ciri pubertas lainnya, seperti:

  • Menstruasi pertama
  • Mulai tumbuh jerawat pada bagian wajah
  • Munculnya kumis tipis pada beberapa anak perempuan
  • Lebih mudah berkeringat
  • Tinggi badan meningkat drastis sejak menstruasi, biasanya bertambah 5 sampai 7,5 cm setiap tahun
  • Berat badan mulai meningkat
  • Pinggul membesar, sementara pinggang mengecil

Ya, sejumlah ciri-ciri pubertas tersebut memang kerap dialami. Untuk menstruasi, biasanya akan dimulai sekitar 18 bulan sampai 2 tahun setelah anak menunjukkan tanda pubertas pertamanya. Tubuh anak pun akan mulai membesar – khususnya bagian lengan, paha, tangan, dan kaki.

Hal tersebutlah yang menyebabkan pada masa puber, anak perempuan cenderung bertambah berat badannya. Tetapi, ini bukan berarti anak harus diet, lho. Sebab, diet berlebihan justru dapat menghambat proses pubertasnya. Alih-alih diet, sebaiknya atur pola makan saja agar berat badan tetap stabil ya.

 

Lalu, Bagaimana Dengan Ciri-Ciri Pubertas pada Anak Lelaki?

Credit Image - berkeluarga.id

Berbeda dari perempuan, anak laki-laki akan menunjukkan ciri-ciri pubertas yang cenderung lebih lambat. Adapun ciri pertama yang menunjukkan anak laki-laki memasuki masa pubertas, yaitu adanya perubahan pada bentuk kelaminnya.

Selain itu, ada beberapa ciri-ciri pubertas lainnya yang dialami selama masa puber, seperti:

  • Produksi keringat bertambah
  • Mengalami mimpi basah
  • Terjadinya perubahan suara, yaitu menjadi lebih berat
  • Mulai tumbuh jerawat, seperti di area wajah dan badan
  • Tinggi anak laki-laki bisa bertambah sebanyak 7-8 cm setiap tahunnya
  • Terbentuk otot-otot tubuh
  • Mulai tumbuh rambut pada bagian wajah

Pada remaja laki-laki, puncak pertumbuhan akan terjadi sekitar dua tahun setelah tanda awal pubertas muncul. Ia akan mengalami puncak pertumbuhan tinggi badan dan berat badan secara bersama-sama.

 

Masalah yang Kerap Terjadi pada Masa Puber

Credit Image - rgj.com

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, terdapat rentang usia tertentu ketika remaja mengalami puber. Tetapi, bukan tidak mungkin terjadi sejumlah masalah, seperti pubertas dini – atau bisa saja terlambat, bahkan ada pula yang tidak mengalaminya.

Berikut ini sejumlah masalah pubertas yang sering dialami.

Pubertas Dini pada Remaja

Anak dikatakan mengalami pubertas dini atau pubertas prekoks apabila ia mengalami ciri-ciri pubertas lebih awal sebelum memasuki masanya. Kondisi ini terjadi di usia 9 tahun pada anak laki-laki dan di usia 8 tahun pada anak perempuan.

Pubertas dini merupakan pertumbuhan abnormal yang dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan mental anak pada masa mendatang. Kasus pubertas dini dibagi menjadi dua jenis, yaitu sentral – kondisi yang umum terjadi dan tandai dengan keluarnya hormon gonad oleh kelenjar pituitari di otak yang terlalu cepat.

Selain itu, ada pula jenis pubertas dini perifer – yang ditandai dengan dimulainya produksi hormon seks oleh organ reproduksi tetapi tanpa adanya aktivitas kelenjar otak. Kondisi ini biasanya merupakan tanda adanya masalah pada organ reproduksi, kelenjar adrenal, atau kelenjar tiroid yang tidak aktif.

 

Mengalami Puber yang Telat

Dalam kasus tertentu, anak masih belum merasakan perubahan ketika usianya sudah menginjak usia pubertas. Kondisi ini juga disebut sebagai delayed puberty – dan bisa dialami oleh anak laki-laki dan juga perempuan.

Sebenarnya, ini bukanlah kondisi yang serius, karena telat puber bisa dirawat dengan melakukan terapi hormon. Meski demikian, sebagai orangtua – ada baiknya kamu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait ya.

Adapun beberapa penyebab terjadinya pubertas yang telat, yaitu faktor keturunan, mengalami masalah kesehatan – seperti diabetes, ginjal, atau gizi yang kurang, serta adanya masalah pada kromosom.

 

Remaja Tak Bisa Mengalami Pubertas

Dalam dunia medis, kondisi yang satu ini juga disebut sebagai sindrom Kallman – yang merupakan kelainan genetik langka pada manusia yang didefinisikan sebagai penundaan, atau tidak adanya ciri-ciri pubertas yang terjadi.

Kondisi ini pun juga bisa dialami oleh anak perempuan, maupun laki-laki ya. Sindrom yang satu ini umumnya disertai dengan indera penciuman yang terganggu. Karena, kadar testosteorin pada pria, serta esterogen dan progesterone pada perempuan – mengalami penurunan jumlahnya.

 

Nah, itulah sejumlah ciri-ciri pubertas, baik pada anak laki-laki maupun perempuan – beserta masalah yang bisa saja dialami. Umumnya, orangtua sering merasa khawatir ketika sang buah hati mulai memasuki masa pubertas, lho.

Namun, ingatlah bahwa setiap anak pasti akan mengalami hal tersebut. Dan, tentunya anak memiliki masanya sendiri untuk mengalami berbagai ciri-ciri pubertas yang sudah disebutkan di atas. Jadi, jika kamu mendapati anak memiliki masalah akan pubertas – jangan ragu untuk segera melakukan konsultasi ya!

 

 

Featured Image - berkeluarga.id