Sejak awal tahun 2021, berbagai varian virus corona terus ditemukan di Indonesia, salah satunya varian Delta yang disebut lebih mudah menular dibanding jenis virus aslinya. Diketahui, lonjakan kasus Covid-19 secara drastis di negara tersebut.

Tak tanggung-tanggung, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memperkirakan bahwa varian Delta akan mendominasi seluruh negara dalam beberapa bulan ke depan. Saat ini, varian tersebut sudah ditemukan di sekitar 124 negara – yakni lebih banyak 13 wilayah dibandingkan beberapa waktu lalu.

Menurut urutan jenis Covid-19 yang didata oleh kelompok riset sains dunia (GISAID) hingga 20 juli, prevalensi – atau jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu, varian Delta telah melebihi 75 persen di beberapa negara, seperti Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Botswana, China, Denmark, India, Indonesia, Inggris, Israel, Portugal, Rusia, dan Singapura.

Kondisi tersebut tentunya disebabkan oleh sifat varian Delta yang sangat mudah menular. Ternyata, ada sejumlah alasan mengapa varian ini gampang menular ketimbang varian virus lainnya. Lebih lanjut mengenai hal tersebut, berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

Alasan Mengapa Varian Delta Lebih Mudah Menular

Credit Image - kabar24.bisnis.com

Dilansir dari CNN Indonesia, berdasarkan hasil penelitian spesimen, Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa virus corona varian Delta sudah menyebar hampir merata di Indonesia. Sementara itu, WHO menunjukkan terjadi peningkatan kasus sebanyak 80 pesen selama empat minggu terakhir.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat – dari data yang diperoleh ditunjukkan bahwa setiap orang yang terinfeksi vius corona varian Delta rata-rata bisa menularkan penyakitnya kepada 8 sampai 9 orang.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan di bioRxiv menunjukkan, mutasi yang terjadi pada varian Delta menjadi alasan mengapa jenis virus ini lebih mudah menular, dibandingkan dengan virus corona biasa – atau varian lainnya, seperti Alpha dan Beta.

Mutasi pada varian tersebut akan meningkatkan kemampuan protein lonjakan dalam mengikat sel manusia untuk menginfeksi. Dengan kata lain, virus pun lebih mudah menular. Dalam studi lainnya, disebutkan bahwa mutasi virus tersebut dapat membantu varian Delta menghindari antibodi penetral yang dihasilkan oleh infeksi sebelumnya – atau dari vaksin.

Selain itu, dari studi yang dipublikasikan di Cell ditemukan juga bahwa pada mutasi virus Delta, ditemukan protein lonjakan yang berinteraksi dengan reseptor ACE2. Interaksi tersebut dapat semakin memudahkan virus masuk ke sel paru-paru.

 

Gejala Varian Delta yang Kerap Dialami

Credit Image - lifestyle.kompas.com

Dikhawatirkan, gejala infeksi Varian Delta dapat membuat kondisi pasien menjadi lebih parah, bahkan disebut membuat lebih sulit ditangani oleh petugas kesehatan. Menurut  Profesor Kedokteran Darurat dan Kesehatan Internasional di John Hopkins University Dr Bhakti Hansoti menyampaikan, ada beberapa gejala infeksi virus corona varian Delta, yakni:

  • Sakit perut
  • Hilangnya selera makan
  • Muntah dan mual
  • Nyeri sendi
  • Gangguan pendengaran

Selain itu, seorang Profesor Epidemiologi Genetika di King’ College London, Tim Spector mengatakan bahwa gejala yang timbul akibat infeksi varian Delta terasa seperti flu yang parah. Adapun beberapa gejala yang paling sering dilaporkan, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Gejala Covid-19 yang sebelumnya sering terjadi, seperti batuk dan kehilangan penciuman justru lebih jarang terjadi pada orang yang terinfeksi varian Delta. Sedangkan, pada pasien dengan usia lebih muda, gejala Covid-19 yang lebih dominan adalah pilek, tidak enak badan, dan kelelahan.

Varian Delta memiliki sejumlah  karakteristik mutasi, sehingga varian ini tergolong lebih berbahaya dibanding lainnya. Perlu diketahui, varian Delta memiliki hubungan dengan usia pasien – semakin tua umurnya, maka varian ini bisa memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut.

Jenis mutasi yang satu ini juga dapat menginfeksi kembali penyintas Covid-19, dan memperlemah imunitasnya. Padahal, seharusnya jika sudah terinfeksi, maka pasien akan memiliki antibodi secara alami.

 

Apa Hal yang Bisa Dilakukan?

Credit Image - jurnaljabar.id

Cara terbaik dalam menghadapi virus corona varian Delta, yaitu memperketat kembali penerapan protokol kesehatan. Tak bisa dipungkiri, meningkatnya kasus Covid-19 – juga disebabkan oleh masyarakat yang lengah dalam menjalani protokol kesehatan, serta tingginya kegiatan berkumpul belakangan waktu terakhir.

Untuk itu, risiko penularan virus dapat diminimalisir dengan semakin disiplin dalam menjalani protokol kesehatan. Bahkan, hal ini masih harus dijalani usai mendapatkan vaksinasi sekalipun. Perlu diketahui, sudah vaksin juga tetap memiliki risiko untuk terinfeksi virus.

Jadi, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan usahakan tidak bepergian – kecuali untuk urusan yang mendesak.

 

Perkuat Lagi Daya Tahan Tubuh Untuk Hindari Risiko Infeksi!

Credit Image - refreshyourlife.in

Dalam penyakit apapun, mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Ya, ini juga berlaku bagi penyakit Covid-19. Tak bisa dipungkiri, kesehatan merupakan hal yang paling berharga.

Selain menjalani prokes secara disiplin, masyarakat juga dianjurkan untuk terus menjaga kesehatan tubuh, sehingga kekebalan semakin kuat. Memang, imunitas merupakan perlindungan utama bagi tubuh yang dapat membantu meminimalisir risiko infeksi virus.

Tak hanya menerapkan kebiasaan sehat, seperti rutin mengonsumsi suplemen Vitamin C.

Di masa pandemi, mendapat asupan Vitamin C memang penting, apalagi kalau bukan untuk memaksimalkan imunitas tubuh. Ini bisa diperoleh dengan mengonsumsi suplemen yang punya kandungan lengkap, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Enervon-C memiliki kandungan Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – kombinasi sejumlah vitamin tersebut dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Multivitamin Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra – serta memberi sensasi rasa segar sepanjang hari.

Bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, tak perlu khawatir, sebab kamu direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tak mudah lelah – dan pastinya menjaga imunitas tubuh tetap optimal.

Kandungan Vitamin B Kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active pun dapat membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini akan membuatmu semakin produktif – tanpa perlu takut gampang merasa capek!

 

Nah, itulah ulasan mengenai mengapa varian Delta mudah menular. Yuk, terus disiplin dalam menjalani prokes dan pertahankan kekebalan tubuh untuk menghindari risiko infeksi virus!

 

 

Featured Image - hbr.org

Source - cnnindonesia.com