Belum selesai kekhawatiran akan varian Delta – bahkan, sudah ditemukan di Indonesia, lebih tepatnya di Sulawesi Barat.

Virus corona varian Delta plus – dikenal juga dengan sebutan B.1.617.2.1 atau AY.1 ini juga disebut memiliki kemampuan penularan yang cukup tinggi. Meski demikian, penelitian lanjutan soal tersebut belum dapat dibuktikan lebih jauh.

Tetapi, dilansir dari CNN Indonesia, varian ini memiliki mutasi tambahan, yaitu K417N – kemunculan mutasi tersebut dapat berefek pada protein lonjakan yang memungkinkan untuk menginfeki sel-sel sehat dalam tubuh.

Lantas, apa saja gejala yang dapat ditimbulkan dari varian Delta plus tersebut? Berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

Gejala Varian Delta Plus yang Perlu Diwaspadai

Credit Image - prevention.com

Seorang epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menyebutkan bahwa gejala virus corona varian Delta plus kemungkinan tidak berbeda dengan varian lain Covid-19 – yang sudah terdeteksi terlebih dahulu.

Namun, gejala umum yang timbul dapat berupa batuk dan pilek – dalam kasus varian Delta plus, gejala tersebut akan terlihat lebih jelas, serta dapat membuat pasien menderita gejala dengan intensitas waktu yang lebih lama.

Misalnya, ketika pasien mengalami batuk, pilek, dan demam mungkin gejala tersebut akan berlangsung lebih lama – atau justru tidak berhenti-berhenti. Manifestasi gejala klinisnya lebih jelas, namun tidak terlalu berbeda dengan varian lainnya.

Meski demikian, sejauh ini masih belum ada studi yang berkaitan dengan varian tersebut. Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Budi Haryanto menambahkan bahwa tidak bisa memprediksi sejauh apa kondisi yang dialami pasien ketika terinfeksi varian Delta plus.

 

Bagaimana Dengan Gejala Varian Delta Sebelumnya?

Credit Image - wfla.com

Sama seperti varian Delta plus, gejala infeksi varian Delta sebelumnya pun tidak jauh berbeda dengan indikasi jenis virus lainnya. Tetapi, varian ini disebut dapat menyebabkan kondisi pasien menjadi lebih mudah memburuk, bahkan sulit ditangani oleh petugas kesehatan.

Profesor Kedokteran Darurat dan Kesehatan Internasional di John Hopkins University Dr Bhakti Hansoti menyampaikan, ada beberapa gejala infeksi virus corona varian Delta, yakni:

  • Sakit perut
  • Hilangnya selera makan
  • Muntah dan mual
  • Nyeri sendi
  • Gangguan pendengaran

Selain itu, seorang Profesor Epidemiologi Genetika di King’ College London, Tim Spector mengatakan bahwa gejala yang timbul akibat infeksi varian Delta terasa seperti flu yang parah. Adapun beberapa gejala yang paling sering dilaporkan, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Gejala Covid-19 yang sebelumnya sering terjadi, seperti batuk dan kehilangan penciuman justru lebih jarang terjadu pada orang yang terinfeksi varian Delta. Sedangkan, pada pasien dengan usia lebih muda, gejala Covid-19 yang lebih dominan adalah pilek, tidak enak badan, dan kelelahan.

 

Siapa yang Rentan Terinfeksi Varian Delta?

Credit Image - insider.com

Berdasarkan data yang diperoleh dari Public Health England – menunjukkan bahwa ada ciri-ciri orang yang lebih rentan terinfeksi varian virus Delta yang aslinya. Dari penelitian tersebut diperoleh setidaknya tiga indikasi, yaitu:

  • Orang yang lebih muda
  • Orang yang belum, atau tidak divaksin
  • Orang yang baru divaksin satu dosis – atau belum lengkap

Hasil tersebut pun diperoleh setelah melakukan analisis terhadap 92.029 kasus pada Februari hingga pertengahan Juni lalu. Sekitar 83 ribu kasus terjadi pada orang berusia di bawa 50 tahun – mayoritas atau sekitar 53 ribu orang belum divaksin.

Pada kelompok yang tidak divaksinasi, sebagian besar atau 52 ribu kasus terjadi pada usia di bawah 50 tahun. Hanya 976 kasus terjadi pada usia di atas 50 tahun. Namun, kematian tertinggi, yaitu 117 terjadi pada kelompok usia di atas 50 tahun.

 

Jadi, Apa yang Dapat Dilakukan?

Credit Image - sehatnews.id

Di masa pandemi Covid-19, cara paling tepat untuk meminimalisir risiko terinfeksi virus, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan – sekaligus menjaga kesehatan tubuh, sehingga kekebalan dapat bekerja secara optimal.

Pastikan sudah memakai masker ketika bepergian – direkomendasikan menggunakan masker ganda, menerapkan jaga jarak, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta tidak bepergian – kecuali ada urusan yang mendesak.

Selain itu, optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.

Dan, lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C, Enervon Active, dan Enervon-C Plus Sirup – untuk anak yang memiliki kandungan vitamin lengkap.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra, sekaligus mampu membuat tubuh terasa lebih segar sepanjang hari.

Untuk yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – yang dapat membantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.

Untuk Si Kecil, moms dianjurkan untuk memberikan multivitamin Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Deretan vitamin dalam Enervon-C Plus Sirup tersebut tak hanya dapat menjaga daya tahan tubuh anak saja, tetapi bermanfaat untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya, bantu memenuhi kebutuhan nutrisi, meningkatkan napsu makan, serta memelihara kesehatan tulang dan gigi.

 

Itulah ulasan mengenai gejala virus corona varian Delta plus. Yuk, terus jalani protokol kesehatan dan jaga kekebalan tubuh agar tetap terlindungi dari risiko terinfeksi virus berbahaya!

 

 

Featured Image - health.detik.com

Source - cnnindonesia.com